Pembacaan
Alkitab: Ibr. 2:1-4
Kita perlu menyeberang sungai setiap hari, setidak‑tidaknya
menyeberang sebuah sungai kecil. Setelah Anda bersalah terhadap istri Anda,
Anda perlu menyeberang sungai. Setelah Anda bersalah terhadapnya, Anda akan merasa
diri Anda berada dalam keadaan usang, sehingga Anda perlu menyeberang sungai.
Kalau Anda tidak rela membayar harga itu, Anda tidak akan maju ke depan. Anda
perlu menyeberang sungai kecil itu. Walaupun kecil, sungai itu sudah dapat
memisahkan Anda dengan tempat yang maha kudus, hingga Anda tidak dapat
menikmati keselamatan yang sebesar itu. Setiap sungai yang Anda seberangi
adalah keselamatan bagi diri Anda; sebaliknya, setiap sungai yang enggan Anda
seberangi akan menjadi selubung yang menutupi Anda. Asalkan Anda masih tetap
berada di tepi sana, Anda akan berada di luar tabir, dan Anda belum masuk ke
dalam tempat yang maha kudus dan menikmati "keselamatan yang sebesar
itu". Bila Anda mau menyeberang sungai, Anda pasti dapat masuk ke balik
tabir dan menikmati keselamatan yang sebesar itu.
Dalam mempelajari Surat Ibrani, di masa lampau, saya senang
menggunakan dua slogan. Yang pertama ialah "pergi ke luar
perkemahan"; perkataan ini tercantum dalam 13:13 ‑ "Karena itu,
marilah kita pergi kepada‑Nya di luar perkemahan dan menanggung kehinaan‑Nya."
Kita semua harus pergi ke luar perkemahan. Apa arti perkemahan? Dalam
surat ini, perkemahan mengacu kepada Yudaisme. Pada hari ini dapat diartikan
apa saja yang agamis atau duniawi, yang mungkin memisahkan kita dari kenikmatan
atas keselamatan Allah yang sebesar itu. Karena itu, marilah kita keluar
meninggalkan perkemahan. Lalu ke mana kita pergi? Kita jawab dengan slogan yang
kedua "masuk ke belakang tabir", yaitu masuk ke dalam tempat yang
maha kudus yang tercantum dalam 6:19‑20. Yesus sebagai Perintis sudah masuk ke
belakang (balik) tabir. Hari ini Ia berada dalam tempat yang maha kudus, tidak
berada di perkemahan yang mana pun.
Sekarang kita harus melihat apakah yang dimaksud dengan "keselamatan
yang sebesar itu." Besarnya keselamatan ini bukannya dalam hal naik
ke surga, bukan pula dalam hal pengampunan dan pembenaran oleh iman. Saya
sangat menghargai pengampunan dan pembenaran oleh iman, tetapi Surat Ibrani
yang membahas "keselamatan yang sebesar itu" membicarakan hal yang
jauh lebih tinggi daripada itu. Pengampunan dan pembenaran oleh iman memang
benar adalah keselamatan, tetapi bukan "keselamatan yang sebesar
itu". Bahkan yang dimaksud dengan "keselamatan yang sebesar
itu" pun bukan besar dalam hal kelahiran kembali. Kalau begitu, di manakah
besarnya keselamatan itu?
Pertama, keselamatan itu besar dalam apa adanya Kristus. Penulis
Surat Ibrani memakai istilah "sebesar itu", yang sulit dijelaskan.
Berapa besarkah baru dapat dikatakan "sebesar itu"? Walaupun kita
tidak dapat dengan tepat menggambarkan "sebesar itu", namun "besarnya
keselamatan yang sebesar itu" terletak pada apa adanya Kristus. Tahukah
Anda apa adanya Kristus itu? Walaupun Anda bisa mengetahui Kristus menurut
catatan keempat kitab Injil, tetapi tahukah Anda Kristus yang tercantum dalam
Surat Ibrani?
Tahukah Anda bahwa Kristus adalah Putra Allah? Mungkin Anda
mengetahui Dia sebagai Putra Allah secara tidak lengkap. Boleh jadi dalam
konsepsi bawah sadar Anda menganggap bahwa Bapa adalah Allah yang satu, sedang
Putra adalah Allah yang lain. Anda mungkin tidak mengatakan demikian, tetapi
dalam batin Anda, Anda berpegang pada konsepsi itu. Inilah sebabnya saya
mengatakan bahwa besarnya keselamatan ini terletak pada apa adanya Kristus
sebagai Putra Allah, juga sebagai Allah. Ketika kita mengatakan bahwa Kristus
adalah Putra Allah, itu berarti Kristus adalah Allah. Ia tidak lain adalah
Allah.
No comments:
Post a Comment