Pembacaan
Alkitab: Ibr. 2:8-9, 11-12
Ibrani 2:11‑12 menerangkan bahwa
dalam kebangkitan, Kristus telah menghasilkan banyak saudara. Melalui
kebangkitan‑Nya, kita semua telah dilahirkan kembali (1 Ptr. 1:3). Kematian‑Nya
telah melepaskan hayat ilahi yang ada di dalam‑Nya, dan kebangkitan‑Nya telah
menyalurkan hayat Allah ke dalam kita, sehingga kita menjadi anak‑anak Allah,
dan saudara‑saudara Kristus. Ia adalah sebutir biji gandum yang jatuh ke tanah
dan mati, dan kemudian menghasilkan banyak biji gandum, yaitu kita ini (Yoh.
12:24). Ia adalah biji gandum yang sebutir itu, kita sekarang adalah biji‑biji
gandum yang banyak, yaitu saudara‑saudara‑Nya yang banyak yang dilahirkan di
dalam kebangkitan‑Nya. Itulah sebabnya, begitu Ia bangkit, Ia segera menyebut
kita saudara‑saudara‑Nya (Yoh. 20:17).
Dalam kebangkitan‑Nya, Kristus, bukan hanya melahirkan banyak
saudara, tetapi juga datang kepada saudara-saudara‑Nya serta memberitakan nama
Bapa kepada mereka (2:12). Apakah nama Bapa itu? Hal ini sangat besar. Nama
Bapa justru Bapa itu sendiri. Bapa adalah nama‑Nya.
Dalam kebangkitan, Kristus, tidak hanya memberitakan nama Bapa
kepada saudara‑saudara‑Nya, juga memuji-muji Bapa di tengah‑tengah jemaat (2:11‑12).
Saudara‑saudara ini adalah gereja. Secara individual, mereka adalah saudara-saudara‑Nya,
secara kelompok, mereka adalah gereja, yang dilahirkan‑Nya dalam kebangkitan.
Pada malam kebangkitan Tuhan, ketika saudara‑saudara‑Nya berhimpun bersama,
datanglah Ia ke tengah‑tengah mereka. Itu boleh dikatakan sidang gereja yang
pertama. Sidang pada hari Pentakosta bukanlah yang pertama. Itu hanya dapat
dianggap sebagai perluasan gereja, tetapi sidang yang pertama adalah pada malam
kebangkitan Tuhan. Dalam sidang gereja Tuhan tidak saja memberitakan nama Bapa
kepada saudara-saudara‑Nya, bahkan memuji‑muji Bapa di tengah‑tengah jemaat.
Setelah kebangkitan, Kristus lalu kemuliaan, bukan hanya dalam
manifestasi kodrat ilahi‑Nya, tetapi juga dalam kenaikan‑Nya ke dalam kemuliaan
Allah. Sebagai Pemimpin keselamatan kita, Kristus dalam kenaikan‑Nya telah
memasuki kemuliaan Allah. Tujuan Allah adalah ingin membawa banyak putra
memasuki kemuliaan (2:10). Kristus sebagai Perintis (6:20) telah memelopori hal
ini. Yesus yang ditolak orang di dunia ini, kemuliaan oleh Allah di surga.
Karena itu kita harus memandang‑Nya di dalam kemuliaan.
Kristus tidak hanya memasuki kemuliaan, juga telah dimahkotai
dengan kemuliaan dan hormat (2:9). Kemuliaan adalah kemegahan dan keindahan
yang berhubungan dengan persona Yesus, sedang hormat adalah kemustikaan yang
berhubungan dengan harga, nilai, dan martabat Yesus, hormat ini berhubungan
dengan kedudukan‑Nya. Orang mengenakan mahkota duri untuk menghina Dia (Yoh.
19:2), namun Allah memahkotai‑Nya dengan kemuliaan dan hormat untuk memuliakan
Dia. Kita pernah nampak Dia terpancang di atas salib dengan mengenakan mahkota
duri tetapi sekarang kita melihat Dia telah duduk di atas takhta di surga dan
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Inilah Yesus yang diwahyukan dalam
Surat Ibrani.
Setelah Kristus naik ke surga dan dimahkotai dengan kemuliaan dan
hormat, dalam pengagungan‑Nya, Allah telah memberikan kedaulatan kepada‑Nya
untuk mengatur segala ciptaan (2:7 T1). Ini sama dengan apa yang Allah lakukan
pada diri Adam. Adam telah kehilangan kedaulatan yang diserahkan Allah
kepadanya, tetapi menurut nubuat Mazmur 8, Kristus telah memulihkan apa yang
dihilangkan Adam itu. Kini manusia kedua telah memperoleh kedaulatan yang
serupa itu. Anda milik manusia pertama atau milik manusia kedua? Hendaknya kita
semua menjawab, "Dulu kami dilahirkan dalam manusia pertama, tetapi kami
telah dilahirkan kembali di dalam manusia kedua." Kita dilahirkan dalam
manusia pertama, dan olehnya kehilangan segala‑galanya. Akan tetapi, sejak kita
dilahirkan kembali dalam manusia kedua, kita telah memperoleh kembali segala‑galanya.
Manusia kedua telah dipermuliakan, dan telah dimahkotai dengan kemuliaan dan
hormat, bahkan diberi amanat untuk mendapatkan "hak mengatur" ilahi
yang telah hilang pada manusia pertama.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 8
No comments:
Post a Comment