Pembacaan
Alkitab: Ibr. 2:14-18
Karena bersimpati kepada kita, Kristus mengambil bagian dalam
sifat kita, mengambil bagian dalam darah daging seperti kita. Ia sebagai Putra
Allah yang sulung dan kita adalah saudara‑saudara‑Nya. Namun kita ini lemah dan
rapuh dalam daging. Maka Ia menjadi manusia dalam daging, sama seperti kita.
Karena kita lemah dan rapuh, kita perlu simpati‑Nya. Bila Anda ingin bersimpati
kepada orang lain, Anda perlu menjadi sama seperti orang itu. Tanpa menjadi
sederajat dan sama dengan Anda, saya tidak mungkin bersimpati kepada Anda.
Tetapi bila saya dalam keadaan yang sama dengan Anda, saya baru dapat bersimpati
kepada Anda. Simpati Tuhan kepada kita juga merupakan salah satu aspek
inkarnasi‑Nya. Ini diterangkan dalam Ibrani 2:17. Dalam segala hal Tuhan
dijadikan sama dengan saudara‑saudara‑Nya, agar Ia dapat bersimpati kepada
mereka.
Kematian Kristus juga mengadakan pendamaian bagi dosa umat Allah
(2:17). Kata "kurban pendamaian" (hilaskomai) dalam bahasa
Yunani berarti memuaskan tuntutan satu pihak agar kedua belah pihak
diperdamaikan, dirukunkan. Yesus telah menggenapkan pendamaian bagi dosa-dosa
kita, dan dengan demikian memuaskan tuntutan keadilan Allah, dan mendamaikan
Allah dengan kita. Karena itu, Ia telah memuaskan Allah bagi kita.
Kristus mati di atas salib untuk mengecap maut bagi kita, dan
memuaskan Allah bagi kita. Demi mengecap maut, Ia telah menyingkirkan maut (2
Tim. 1:10 Tl.). Karena Ia menjadi kurban pendamaian, maka Allah telah puas sepenuhnya
terhadap kita. Kini kita tidak lagi berada di bawah maut atau dosa. Walaupun
dalam alam semesta masih ada maut dan dosa, namun melalui kematian Kristus,
penyaliban Kristus yang almuhit, kita telah dibebaskan dari maut dan dosa.
Jangan mempercayai perasaan Anda.
Selain maut dan dosa, kita masih mempunyai masalah lain, yaitu
Iblis. Tetapi dalam penyaliban‑Nya, Kristus juga telah memusnahkan Iblis
(2:14).
Istilah "memusnahkan" dalam bahasa Yunani mengandung
arti membuatnya nihil, membuatnya tidak berguna, menyingkirkan, menghapuskan,
membatalkan, meniadakan. Setelah Iblis, si ular, membujuk manusia hingga jatuh,
Allah menjanjikan bahwa keturunan perempuan itu akan datang untuk meremukkan
kepala ular (Kej. 3:15). Ketika waktunya telah genap, Putra Allah datang untuk
menjadi daging (Yoh. 1:14; Rm. 8:3) dengan dilahirkan melalui seorang dara
(Gal. 4:4), agar Dia dapat memusnahkan Iblis di dalam daging manusia melalui
kematian‑Nya dalam daging di atas salib. Ini adalah untuk menyingkirkan Iblis,
untuk membuatnya nihil. Haleluya! Iblis telah disingkirkan, ditiadakan!
Kematian Kristus pun telah membebaskan kita yang berada dalam perhambaan
karena takut akan maut (2:15). Karena Kristus demi kematian‑Nya telah mengalami
maut bagi kita, Ia pun telah memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut itu,
maka kematian‑Nya telah membebaskan kita yang berada dalam perhambaan karena
takut akan maut. Kita telah bebas dari perhambaan yang demikian. Karena
penyaliban Kristus yang almuhit, tidak ada lagi maut, dosa, Iblis, ketakutan
akan maut, dan perhambaan. Oleh belas kasihan‑Nya, Tuhan telah mencelikkan mata
kita dan kita telah nampak kematian‑Nya yang almuhit ini. Melalui pengalaman,
kita benar‑benar menyadari bahwa maut, dosa, Iblis, ketakutan akan maut, dan
perhambaan, semua telah terenyah dalam penyaliban Kristus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 8
No comments:
Post a Comment