Pembacaan
Alkitab: Yoh. 3:16; 20:17; Ibr. 1:9
Untuk memahami bahwa kita adalah ahli waris karunia keselamatan,
haruslah kita mengerti bahwa dalam ekonomi Allah terdapat Putra sulung dan para
putra. Sebelum Kristus menjelma menjadi daging, berapakah putra Allah? Hanya
satu, maka Alkitab menyebut‑Nya Putra tunggal (Yoh. 1:14, 18). Yohanes 3:16
yang terkenal di antara kita mengatakan, "Karena Allah begitu mengasihi
dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak‑Nya yang tunggal." Putra
yang tunggal itulah Kristus. Sebelum Ia dibangkitkan dari kematian, Dialah
Putra Allah yang satu‑satunya. Akan tetapi, 1 Petrus 1:3 mengatakan bahwa oleh
kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, terlahirlah banyak putra
Allah. Pada pagi hari kebangkitan Tuhan Yesus, berkatalah Ia kepada Maria,
" . . pergilah kepada saudara-saudara‑Ku dan katakanlah kepada mereka
bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa‑Ku dan Bapamu, kepada Allah‑Ku dan
Allahmu" (Yoh. 20:17). Sebelum hari itu, Tuhan tidak pernah
menyebut murid‑murid‑Nya saudara. Bahkan dalam Yohanes 15:15 sebutan‑Nya yang
paling intim terhadap murid‑murid‑Nya hanyalah "sahabat" - "Aku
tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh
tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat. . ." Tetapi sesudah Tuhan
bangkit, Ia menyuruh Maria pergi kepada "saudara‑saudara‑Ku".
Peristiwa ini telah dinubuatkan dalam Mazmur 22, pada ayat 2 dikatakan,
"Allah‑Ku, Allah‑Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Kata‑kata
ini juga diucapkan Tuhan ketika Ia berada di salib (Mat. 27:46). Dua
puluh dua ayat di depan dari Mazmur 22 mengisahkan tersalibnya Tuhan, tetapi
ayat 23 mendadak mengatakan, "Aku akan memasyhurkan nama‑Mu kepada
saudara‑saudaraku." Ini membuktikan Tuhan telah melalui
kematian dan memasuki kebangkitan. Setelah melalui kematian dan kebangkitan,
maka terlahirlah banyak saudara. Dialah sebutir biji gandum itu, yang setelah
melalui kematian dan kebangkitan, lalu mengeluarkan banyak butir biji gandum
(Yoh. 12:24). Kini Allah telah memiliki banyak putra. Ia tidak saja
mempunyai satu Putra, tetapi mempunyai Putra sulung dan para putra. Sebelum
Kristus dibangkitkan, Dialah Putra Allah yang tunggal. Sesudah Ia bangkit, para
putra Allah telah dilahirkan, dan Ia kemudian menjadi Putra sulung Allah di
antara banyak saudara.
Dalam karunia keselamatan Allah, kita bukan hanya dilahirkan
menjadi putra‑putra Allah (Yoh. 1:12‑13), juga telah dijadikan ahli
waris‑Nya bersama‑sama dengan Kristus (Rm. 8:17; Gal. 4:7; Tit. 3:7). Menjadi
putra yang dilahirkan oleh Allah adalah satu hal, menjadi ahli waris adalah hal
lain. Apakah beda antara putra dengan ahli waris? Anda mungkin adalah putra,
tetapi bukan ahli waris. Ingin menjadi putra, cukup dengan dilahirkan saja,
namun ingin menjadi ahli waris, haruslah bertumbuh dewasa. Sebelum seorang
bocah menjadi ahli waris, ia harus bertumbuh dewasa dulu. Namun, sekalipun ia
telah dewasa, belum tentu ia menjadi ahli waris, sebab masih perlu mendapat
pengabsahan. Boleh jadi Anda mencapai usia dewasa, tetapi belum tentu menjadi
ahli waris yang sah. Karena itu, untuk menjadi ahli waris Anda memerlukan
kedewasaan dan pengabsahan. Begitu pula, orang yang ingin menjadi ahli waris
Allah perlu melalui tiga tahap : dilahirkan kembali menjadi putra Allah,
bertumbuh dewasa, dan mendapat pengabsahan. Misalnya, seorang raja mempunyai
lima putra, apakah kelimanya itu dapat mewarisi takhta kerajaannya? Tidak.
Hanya putra sulung yang dapat mewarisi takhta kerajaannya. Tetapi putra sulung
itu pun harus dewasa dulu dan harus pula dilantik menjadi putra mahkota barulah
ia dapat menjadi penerus takhta kerajaan dan mewarisi kuasa raja dengan sah.
Mungkin ketika Anda mendengar ini Anda akan berkata, "Karena Kristus
adalah Putra sulung, takhta Kerajaan Surga tidak mungkin kita miliki."
Tetapi, di sini saya beri tahu Anda, walaupun takhta Kerajaan Inggris hanya
satu, namun takhta Kerajaan Surga selain untuk Putra sulung juga untuk saudara‑saudara‑Nya
yang banyak itu. Kita adalah saudara‑saudara‑Nya, juga ahli waris Allah bersama
Dia, sehingga ketika Ia naik takhta, kita pun akan di takhta bersama‑Nya (Why.
3:21). Kita akan meraja bersama Dia (Why. 20:4, 6).
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 5
No comments:
Post a Comment