Hitstat

06 June 2015

Ibrani - Minggu 2 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 1:8-14


Putra mempunyai nama yang lebih indah daripada malaikat (Ibr. 1:4). Nama yang jauh lebih istimewa ini adalah “Putra”, nama yang sepenuhnya dijelaskan dalam ayat‑ayat berikutnya, "Karena kepada siapakah di antara malaikat‑malaikat itu pernah Ia katakan, ‘Engkaulah Anak‑Ku! Engkau telah menjadi Anak‑Ku (kulahirkan) pada hari ini’? dan Aku akan menjadi Bapa‑Nya, dan Ia akan menjadi Anak‑Ku’?" (1:5). Roma 1:4 mengatakan, "Menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan‑Nya dari antara orang mati bahwa Dialah Anak Allah yang berkuasa." Kebangkitan‑Nya dari antara orang mati membuktikan bahwa Ia adalah Putra Allah. Kristus telah dinyatakan dan diumumkan sebagai Putra Allah. Ia sudah menerima nama yang istimewa ini.

Dalam kebangkitan Kristus dinyatakan sebagai Putra Allah yang jauh melampaui malaikat. Kebangkitan berarti suatu permulaan baru, menandakan tumbuhnya tunas. Ayat 3 mengungkapkan kematian‑Nya dengan kalimat, "Setelah selesai mengadakan penyucian dosa." Ayat 5 menunjukkan bahwa kebangkitan‑Nya yang menjadikan‑Nya Putra sulung Allah (Kis. 13:33) adalah suatu permulaan zaman baru, zaman gereja, yang terdiri dari banyak saudara yang dilahirkan oleh Allah melalui kebangkitan‑Nya.

Ibrani 1 juga membicarakan kenaikan Kristus ke surga, yang menyusul kebangkitan‑Nya. Ayat 13 mengatakan, "Kepada siapakah di antara malaikat itu pernah Ia berkata, Duduklah di sebelah kanan‑Ku, sampai Kubuat musuh-musuh‑Mu menjadi tumpuan kaki‑Mu?" Jelas ini ditujukan kepada kenaikan‑Nya ke surga. Dalam kenaikan‑Nya, Kristus sebagai Putra Allah jauh lebih tinggi daripada malaikat. Ia tidak lagi berada di dalam kubur atau di muka bumi; Ia berada di sebelah kanan yang Mahabesar di tempat yang tinggi (1:3). Kenaikan‑Nya yang membuat‑Nya terlantik atas jabatan‑Nya melaksanakan rencana kekal Allah, yaitu membangun gereja dan memimpin banyak saudara masuk ke dalam kemuliaan.

Setelah naik dan bertakhta di surga, Kristus menunggu musuh‑musuh‑Nya ditaklukkan menjadi tumpuan kaki-Nya. Lalu Ia akan datang kembali. Sebagai Putra Allah, Ia juga mengungguli malaikat‑malaikat di dalam kedatangan-Nya kali kedua, ini digambarkan dalam ayat 6. "Lagipula, ketika ia membawa Anak‑Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata,’Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.’" Dalam kedatangan‑Nya kali pertama, Kristus adalah Putra tunggal Bapa (Yoh. 1:14). Setelah melalui proses ke­bangkitan, Putra tunggal telah menjadi "Yang sulung di antara banyak saudara" (Rm. 8:29). Dengan disebut sebagai yang sulung, kita tahu bahwa ayat ini ditujukan kepada kedatangan‑Nya kembali. Kali pertama, Allah membawa-Nya ke bumi, Ia adalah Putra tunggal Allah, tetapi kali kedua Allah membawa‑Nya ke bumi, Ia akan menjadi Putra sulung. Pada saat itu, semua malaikat akan menyembah Dia.

Kembalinya Kristus akan disusul oleh kerajaan‑Nya. Ia sebagai Putra sulung Allah yang akan datang kembali, lebih unggul daripada para malaikat di dalam kerajaan-Nya. Ayat 8 mengatakan, "Tetapi tentang Anak Ia berkata, ‘Takhta‑Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan‑Mu adalah tongkat kebenaran.’" Dalam ayat ini "Anak" disebut "ya Allah". Ini suatu bukti yang kuat bahwa Putra adalah Allah. Sudah tentu Allah lebih unggul daripada malaikat‑malaikat. Ayat ini juga menunjukkan bahwa takhta Putra adalah takhta Allah yang kekal selamanya. Demikianlah, kerajaan‑Nya tentu juga Kerajaan Allah. Semuanya ini sungguh ajaib; dalam kerajaan, Kristus jauh lebih unggul daripada malaikat‑malaikat.

Sesudah kerajaan adalah alam kekal. Ayat 10‑12 memperlihatkan bahwa dalam alam kekal Kristus akan jauh melampaui malaikat‑malaikat. Ayat 10 mengatakan, "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dassr bumi, dan langit adalah buatan tangan‑Mu." Ini ditujukan akan ciptaan‑Nya. "Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian" (ayat 11). Ini menunjukkan bahwa ciptaan lama akan berakhir, langit dan bumi baru akan datang. "Tetapi Engkau tetap sama, dan tahun‑tahun‑Mu tidak berkesudahan" (ayat 12). Ini berarti Dia akan menjadi Sang Kekal di dalam kekekalan. Sebagai Pencipta dan Sang Kekal, Dia lebih unggul daripada malaikat‑malaikat, ciptaan‑Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 4

No comments: