Pembacaan
Alkitab: Ibr. 1:8-14
Putra mempunyai nama yang lebih indah daripada malaikat (Ibr. 1:4).
Nama yang jauh lebih istimewa ini adalah “Putra”, nama yang sepenuhnya
dijelaskan dalam ayat‑ayat berikutnya, "Karena kepada siapakah di
antara malaikat‑malaikat itu pernah Ia katakan, ‘Engkaulah Anak‑Ku! Engkau
telah menjadi Anak‑Ku (kulahirkan) pada hari ini’? dan Aku akan menjadi Bapa‑Nya,
dan Ia akan menjadi Anak‑Ku’?" (1:5). Roma 1:4 mengatakan, "Menurut
Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan‑Nya dari antara orang mati bahwa
Dialah Anak Allah yang berkuasa." Kebangkitan‑Nya dari antara orang
mati membuktikan bahwa Ia adalah Putra Allah. Kristus telah dinyatakan dan
diumumkan sebagai Putra Allah. Ia sudah menerima nama yang istimewa ini.
Dalam kebangkitan Kristus dinyatakan sebagai Putra Allah yang jauh
melampaui malaikat. Kebangkitan berarti suatu permulaan baru, menandakan
tumbuhnya tunas. Ayat 3 mengungkapkan kematian‑Nya dengan kalimat, "Setelah
selesai mengadakan penyucian dosa." Ayat 5 menunjukkan bahwa
kebangkitan‑Nya yang menjadikan‑Nya Putra sulung Allah (Kis. 13:33) adalah
suatu permulaan zaman baru, zaman gereja, yang terdiri dari banyak saudara yang
dilahirkan oleh Allah melalui kebangkitan‑Nya.
Ibrani 1 juga membicarakan kenaikan Kristus ke surga, yang
menyusul kebangkitan‑Nya. Ayat 13 mengatakan, "Kepada siapakah di
antara malaikat itu pernah Ia berkata, Duduklah di sebelah kanan‑Ku, sampai
Kubuat musuh-musuh‑Mu menjadi tumpuan kaki‑Mu?" Jelas ini ditujukan
kepada kenaikan‑Nya ke surga. Dalam kenaikan‑Nya, Kristus sebagai Putra Allah
jauh lebih tinggi daripada malaikat. Ia tidak lagi berada di dalam kubur atau
di muka bumi; Ia berada di sebelah kanan yang Mahabesar di tempat yang tinggi
(1:3). Kenaikan‑Nya yang membuat‑Nya terlantik atas jabatan‑Nya melaksanakan
rencana kekal Allah, yaitu membangun gereja dan memimpin banyak saudara masuk
ke dalam kemuliaan.
Setelah naik dan bertakhta di surga, Kristus menunggu musuh‑musuh‑Nya
ditaklukkan menjadi tumpuan kaki-Nya. Lalu Ia akan datang kembali. Sebagai
Putra Allah, Ia juga mengungguli malaikat‑malaikat di dalam kedatangan-Nya kali
kedua, ini digambarkan dalam ayat 6. "Lagipula, ketika ia membawa Anak‑Nya
yang sulung ke dunia, Ia berkata,’Semua malaikat Allah harus menyembah Dia.’"
Dalam kedatangan‑Nya kali pertama, Kristus adalah Putra tunggal Bapa (Yoh.
1:14). Setelah melalui proses kebangkitan, Putra tunggal telah menjadi "Yang
sulung di antara banyak saudara" (Rm. 8:29). Dengan disebut sebagai
yang sulung, kita tahu bahwa ayat ini ditujukan kepada kedatangan‑Nya kembali.
Kali pertama, Allah membawa-Nya ke bumi, Ia adalah Putra tunggal Allah, tetapi
kali kedua Allah membawa‑Nya ke bumi, Ia akan menjadi Putra sulung. Pada saat
itu, semua malaikat akan menyembah Dia.
Kembalinya Kristus akan disusul oleh kerajaan‑Nya. Ia sebagai
Putra sulung Allah yang akan datang kembali, lebih unggul daripada para
malaikat di dalam kerajaan-Nya. Ayat 8 mengatakan, "Tetapi tentang Anak
Ia berkata, ‘Takhta‑Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan
tongkat kerajaan‑Mu adalah tongkat kebenaran.’" Dalam ayat ini
"Anak" disebut "ya Allah". Ini suatu bukti yang kuat bahwa
Putra adalah Allah. Sudah tentu Allah lebih unggul daripada malaikat‑malaikat.
Ayat ini juga menunjukkan bahwa takhta Putra adalah takhta Allah yang kekal
selamanya. Demikianlah, kerajaan‑Nya tentu juga Kerajaan Allah. Semuanya ini
sungguh ajaib; dalam kerajaan, Kristus jauh lebih unggul daripada malaikat‑malaikat.
Sesudah kerajaan adalah alam kekal. Ayat 10‑12 memperlihatkan
bahwa dalam alam kekal Kristus akan jauh melampaui malaikat‑malaikat. Ayat 10
mengatakan, "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dassr
bumi, dan langit adalah buatan tangan‑Mu." Ini ditujukan akan ciptaan‑Nya.
"Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu
akan menjadi usang seperti pakaian" (ayat 11). Ini menunjukkan bahwa
ciptaan lama akan berakhir, langit dan bumi baru akan datang. "Tetapi
Engkau tetap sama, dan tahun‑tahun‑Mu tidak berkesudahan" (ayat 12).
Ini berarti Dia akan menjadi Sang Kekal di dalam kekekalan. Sebagai Pencipta
dan Sang Kekal, Dia lebih unggul daripada malaikat‑malaikat, ciptaan‑Nya.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 1, Berita 4
No comments:
Post a Comment