Pembacaan
Alkitab: Ibr. 11:40; 12:1
Ayat
40 mengatakan, "Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik
bagi kita, tanpa kita, mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan." Ayat
ini menyiratkan banyak hal. Tidak ada satu pun dari saksi-saksi iman itu yang sempurna. Mereka semua perlu
disempurnakan oleh kaum beriman perjanjian baru. Dalam ekonomi Allah, ada dua
zaman : zaman perjanjian yang lama yang merupakan bayang-bayang dan zaman perjanjian yang
baru yang merupakan realitas. Semua martir dan saksi iman berada di bawah
perjanjian yang lama yang merupakan bayang-bayang,
bukan dalam realitas. Karena zaman perjanjian yang baru (merupakan realitas)
yang di dalamnya kita berada lebih baik daripada zaman perjanjian yang lama
(merupakan bayang-bayang) yang
di dalamnya saksi-saksi iman
itu berada, maka mereka memerlukan kita untuk mencapai kesempurnaan.
Ayat 40 mengatakan, "Telah
menyediakan sesuatu yang lebih haik bagi kita." Kata “lebih baik” ini digunakan
tiga belas kali dalam kitab ini: Kristus yang lebih baik (1:4); hal-hal yang lebih baik (6:9),
pengharapan yang lebih baik (7:19), perjanjian yang lebih baik (dua kali ‑
7:22; 8:6), janji-janji yang
lebih baik (8:6), persembahan-persembahan
yang lebih baik (9:23), harta yang lebih baik (10:34), negara yang lebih baik
(11:16), kebangkitan yang lebih baik (11:35), sesuatu yang lebih baik (11:40),
dan pembicaraan yang lebih baik (12:24). Semua hal yang lebih baik ini adalah
penggenapan dan realitas dari perkara-perkara
orang-orang kudus
Perjanjian Lama yang berada dalam lambang, gambar, dan bayang-bayang. Apa yang Allah sediakan
pada saat itu adalah perwujudan riil dari hal-hal dalam perjanjian yang baru yang akan datang, yang berhubungan
dengan kita. Orang-orang kudus
Perjanjian Lama hanya memiliki bayang-bayang,
mereka memerlukan kita bagi kesempurnaan mereka, agar mereka dapat berbagian
dengan kita dalam hal-hal yang riil
dari perjanjian yang baru.
Ayat
40 mengatakan bahwa "tanpa kita, mereka tidak dapat sampai kepada
kesempurnaan." Berbagian dalam kerajaan selama seribu tahun (Why.
20:4, 6) dan berbagian dalam Yerusalem Baru sampai selamanya (Why. 21:2-3; 22:1-5) adalah perkara-perkara korporat. Perjamuan dalam
kerajaan diperuntukkan bagi para pemenang Perjanjian Lama dan Baru (Mat. 8:11).
Yerusalem Baru yang penuh berkat ini akan tersusun dari orang-orang kudus Perjanjian Lama dan
kaum beriman Perjanjian Baru (Why. 21:12-14).
Karena itu, tanpa kaum beriman Perjanjian Baru, kaum beriman Perjanjian Lama
tidak dapat memperoleh apa yang telah Allah janjikan. Untuk memperoleh dan
menikmati hal-hal yang baik
dari janji Allah, mereka memerlukan kaum beriman Perjanjian Baru untuk
menyempurnakan mereka. Sekarang mereka sedang menunggu kita maju, agar mereka
clapat disempurnakan.
Kalau
kita menggunakan iman yang mensubtansiasi, kita akan merasakan bahwa Abraham,
Daud, Salomo, dan semua orang kudus pemenang yang telah mendahului kita, sedang
mengamati kita ibarat penonton pertandingan sepak bola. Mereka bersorak-sorak mendukung kita dan mendorong
kita untuk menang dalam pertandingan itu. Kenikmatan mereka atas realitas
tergantung pada kita (ay. 40).
Mereka semua menunggu kita. Bahkan Rasul Paulus dan semua martir perjanjian
baru sedang menunggu kita. Mereka, para pemenang yang telah mendahului kita,
sedang menantikan kegenapan pemenang. Jumlah pemenang belum genap. Suatu hari,
jumlah ini akan terpenuhi. Dalam ekonomi-Nya,
Allah tidak bermaksud memiliki ekspresi perorangan. Ia ingin memiliki ekspresi
korporat. Ekspresi ini menuntut jumlah pemenang yang genap. Bila jumlah itu
belum tercapai, saatnya belum tiba, dan pemenang yang telah mendahului kita
masih perlu menantikan kita. Betapa besarnya tanggung jawab kita! Mereka sudah
siap, tetapi kita belum, kita benar-benar
berada pada hari-hari
terakhir. Kita hidup dalam masa akhir ekonomi Allah, dan begitu banyak pemenang
yang mendahului kita berharap nampak kesempurnaan kita. Kita benar-benar adalah orang-orang yang paling diberkati di
alam semesta, karena kita memiliki kesempatan emas untuk berbagian dalam
penggenapan tujuan kekal Allah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 48
No comments:
Post a Comment