Pembacaan Alkitab: Ibr. 12:29
Kehendak semula Allah adalah
memperoleh manusia korporat untuk mengekspresikan gambar dan rupa‑Nya, mewakili‑Nya
dengan kuasa-Nya, bahkan menduduki bumi ini. Karena manusia jatuh dari kehendak
semula Allah itu, Allah lalu datang menebus dan menyelamatkan kita. Inilah
keselamatan Allah, yang didalamnya terdapat hak kesulungan yang beraspek tiga:
menjadi imam mengekpresikan gambar Allah, menjadi raja untuk mewakili Allah
dengan kuasa‑Nya, dan mendapatkan sepenuhnya bumi yang terhilang bagi kehendak
kekal Allah. Bila kita hidup dalam hak kesulungan yang demikian, kita akan
dengan spontan berada dalam realitas Kerajaan Allah; sebab realitas Kerajaan
Allah adalah memperhidupkan hak kesulungan, dan inilah realisasi hak sulung
yang sepenuhnya. Karena tidak semua orang Kristen mau bekerja sama dengan Allah
dalam hal ini, maka dalam hikmat‑Nya, Ia telah menetapkan hak kesulungan itu
menjadi suatu pahala. Jika kita ingin menerima anugerah, masuk ke dalam tempat
maha kudus, bekerja sama dengan Allah, kita pasti memperhidupkan hak kesulungan
ini. Dengan demikian apa saja yang kita perhidupkan adalah realitas kerajaan
pada hari ini. Realitas yang kita wujudkan pada hari ini akan menjadi pahala
kita kelak dalam manifestasi kerajaan. Itulah kegenapan kehendak sebermula
Allah. Itu juga merupakan kesempurnaan, pemuliaan, dan keselamatan jiwa kita
pada zaman yang akan datang. Hasilnya, kita akan memiliki kehidupan insani yang
wajar dengan insani yang telah ditingkatkan dan dibangkitkan. Ini adalah fokus
utama dari seluruh Alkitab. Bagaimana semua ini dapat diterapkan? Hanya melalui
berpalingnya kita ke dalam roh, masuk ke dalam tempat maha kudus, mengalami
segala kekayaan Kristus, dan membiarkan hukum hayat membawa kita dari tahap
kemuliaan yang satu kepada yang lain, sambil meresapi kita, menjenuhi kita dan
menyerupakan kita dengan gambar‑Nya.
Allah itu kudus, kudus adalah sifat‑Nya.
Segala yang tidak sesuai dengan sifat kudus‑Nya akan dihanguskan oleh Dia,
sebagai api yang menghanguskan (12:29). Jika kaum beriman Ibrani berbalik ke
Yudaisme, yang adalah awam (tidak kudus) di pandangan Allah, mereka akan
menjadi tidak kudus, dan Allah yang kudus sebagai api yang menghanguskan akan
menghanguskan mereka. Allah tidak hanya adil, tetapi juga kudus. Untuk
memuaskan keadilan Allah, kita perlu dibenarkan melalui penebusan Kristus.
Untuk memenuhi tuntutan kekudusan‑Nya, kita perlu dikuduskan, dijadikan kudus
oleh Kristus yang surgawi, yang hadir, dan yang hidup.
Penekanan Surat Ibrani ialah membawa
kita masuk ke dalam sifat kudus Allah. Bila dalam hal ini kita enggan bekerja
sama dengan Allah, kita akan melanggar pemerintahan Allah. Melanggar
pemerintahan Allah merupakan masalah pengaturan pemerintahan. Allah telah
mewahyukan bahwa jika kita enggan bekerja sama dengan‑Nya dalam ekonomi
pemerintahan‑Nya, malah sebaliknya melanggar pemerintahan‑Nya, Ia akan
menghukum kita. Ini berarti kita akan kehilangan pahala kerajaan di aspek
positifnya, dan akan menderita hukuman di aspek negatifnya. Ibrani 10 dan 12
memperlihatkan sebuah jalan, perlombaan, dan jalan‑jalan yang di atasnya kita
harus kerjakan, berlari, dan tempuh. Dalam pasal‑pasal itu kita juga nampak
hukuman, pahala, dan kerajaan. Ketiga hal ini merupakan bagian sangat penting
dari konsepsi dasar dalam susunan Surat Ibrani.
Kita semua harus nampak visi ini
dengan jelas, dan terbawa maju terus, agar kehendak Allah terwujud di antara
kita. Allah akan membawa sekelompok pencari‑Nya yang setia masuk ke dalam
tempat maha kudus, supaya mereka mengalami operasi hukum hayat, dan dengan
demikian bisa menjadi reproduksi korporat dari model standar, yaitu Putra
sulung‑Nya. Kedatangan Tuhan sangat tergantung pada kegenapan reproduksi korporat
ini. Tanpa ini Tuhan tidak mungkin kembali. Adanya reproduksi model standar ini
tergantung pada operasi hukum hayat di dalam kita. Kita harus memasuki tempat
maha kudus, menyelami tabut kesaksian, dan mengalami hukum hayat itu.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 54
No comments:
Post a Comment