Hitstat

28 November 2015

Ibrani - Minggu 27 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 12:29


Kehendak semula Allah adalah memperoleh manusia korporat untuk mengekspresikan gambar dan rupa‑Nya, mewakili‑Nya dengan kuasa-Nya, bahkan menduduki bumi ini. Karena manusia jatuh dari kehendak semula Allah itu, Allah lalu datang menebus dan menyelamatkan kita. Inilah keselamatan Allah, yang didalamnya terdapat hak kesulungan yang beraspek tiga: menjadi imam mengekpresikan gambar Allah, menjadi raja untuk mewakili Allah dengan kuasa‑Nya, dan mendapatkan sepenuhnya bumi yang terhilang bagi kehendak kekal Allah. Bila kita hidup dalam hak kesulungan yang demikian, kita akan dengan spontan berada dalam realitas Kerajaan Allah; sebab realitas Kerajaan Allah adalah memperhidupkan hak kesulungan, dan inilah realisasi hak sulung yang sepenuhnya. Karena tidak semua orang Kristen mau bekerja sama dengan Allah dalam hal ini, maka dalam hikmat‑Nya, Ia telah menetapkan hak kesulungan itu menjadi suatu pahala. Jika kita ingin menerima anugerah, masuk ke dalam tempat maha kudus, bekerja sama dengan Allah, kita pasti memperhidupkan hak kesulungan ini. Dengan demikian apa saja yang kita perhidupkan adalah realitas kerajaan pada hari ini. Realitas yang kita wujudkan pada hari ini akan menjadi pahala kita kelak dalam manifestasi kerajaan. Itulah kegenapan kehendak sebermula Allah. Itu juga merupakan kesempurnaan, pemuliaan, dan keselamatan jiwa kita pada zaman yang akan datang. Hasilnya, kita akan memiliki kehidupan insani yang wajar dengan insani yang telah ditingkatkan dan dibangkitkan. Ini adalah fokus utama dari seluruh Alkitab. Bagaimana semua ini dapat diterapkan? Hanya melalui berpalingnya kita ke dalam roh, masuk ke dalam tempat maha kudus, mengalami segala kekayaan Kristus, dan membiarkan hukum hayat membawa kita dari tahap kemuliaan yang satu kepada yang lain, sambil meresapi kita, menjenuhi kita dan menyerupakan kita dengan gambar‑Nya.

Allah itu kudus, kudus adalah sifat‑Nya. Segala yang tidak sesuai dengan sifat kudus‑Nya akan dihanguskan oleh Dia, sebagai api yang menghanguskan (12:29). Jika kaum beriman Ibrani berbalik ke Yudaisme, yang adalah awam (tidak kudus) di pandangan Allah, mereka akan menjadi tidak kudus, dan Allah yang kudus sebagai api yang menghanguskan akan menghanguskan mereka. Allah tidak hanya adil, tetapi juga kudus. Untuk memuaskan keadilan Allah, kita perlu dibenarkan melalui penebusan Kristus. Untuk memenuhi tuntutan kekudusan‑Nya, kita perlu dikuduskan, dijadikan kudus oleh Kristus yang surgawi, yang hadir, dan yang hidup.

Penekanan Surat Ibrani ialah membawa kita masuk ke dalam sifat kudus Allah. Bila dalam hal ini kita enggan bekerja sama dengan Allah, kita akan melanggar pemerintahan Allah. Melanggar pemerintahan Allah merupakan masalah pengaturan pemerintahan. Allah telah mewahyukan bahwa jika kita enggan bekerja sama dengan‑Nya dalam ekonomi pemerintahan‑Nya, malah sebaliknya melanggar pemerintahan‑Nya, Ia akan menghukum kita. Ini berarti kita akan kehilangan pahala kerajaan di aspek positifnya, dan akan menderita hukuman di aspek negatifnya. Ibrani 10 dan 12 memperlihatkan sebuah jalan, perlombaan, dan jalan‑jalan yang di atasnya kita harus kerjakan, berlari, dan tempuh. Dalam pasal‑pasal itu kita juga nampak hukuman, pahala, dan kerajaan. Ketiga hal ini merupakan bagian sangat penting dari konsepsi dasar dalam susunan Surat Ibrani.

Kita semua harus nampak visi ini dengan jelas, dan terbawa maju terus, agar kehendak Allah terwujud di antara kita. Allah akan membawa sekelompok pencari‑Nya yang setia masuk ke dalam tempat maha kudus, supaya mereka mengalami operasi hukum hayat, dan dengan demikian bisa menjadi reproduksi korporat dari model standar, yaitu Putra sulung‑Nya. Kedatangan Tuhan sangat tergantung pada kegenapan reproduksi korporat ini. Tanpa ini Tuhan tidak mungkin kembali. Adanya reproduksi model standar ini tergantung pada operasi hukum hayat di dalam kita. Kita harus memasuki tempat maha kudus, menyelami tabut kesaksian, dan mengalami hukum hayat itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 54

No comments: