Pembacaan Alkitab: Mat. 25:21, 23
Kerajaan dalam realitasnya, atau realitas
kerajaan, adalah suatu pelatihan dan pendisiplinan (ganjaran, hajaran) bagi
kita (Mat. 5:3, 10, 20; 7:21) di dalam gereja hari ini. Misalkan, Anda membeli
satu hamburger di sebuah kios, dan kasirnya mengembalikan uang lebih banyak
dari yang semestinya Anda terima. Kalau Anda terlatih dan menerima pengaturan
kerajaan, Anda pasti segera mengembalikan kelebihan uang itu kepadanya. Itulah
pengalaman penguasaan realitas kerajaan, dan itu merupakan pelatihan, sekaligus
sebagai pendisiplinan.
Kerajaan dalam manifestasinya, atau
manifestasi kerajaan akan menjadi pahala dan kenikmatan bagi kita (Mat. 16:27;
25:21, 23) dalam Kerajaan Seribu Tahun pada zaman yang akan datang. Jika kita
menerima pelatihan Roh itu dan pendisiplinan Allah di dalam realitas kerajaan
hari ini, kita pasti menerima pahala dan kenikmatan. Kalau kita membaca Matius
16:27 berikut konteksnya, kita nampak bahwa pada kedatangan‑Nya Tuhan akan
memberi upah kepada setiap orang sesuai dengan pekerjaannya, hal ini berkaitan
dengan manifestasi kerajaan.
Jika kita menerima pelatihan Roh itu
dan pendisiplinan Allah di dalam realitas kerajaan hari ini, kita pasti
menerima pahala Tuhan dan masuk ke dalam kenikmatan perhentian hari Sabat yang
akan datang (4:9) di dalam manifestasi kerajaan dalam zaman yang akan datang;
kalau tidak, kita akan kehilangan kerajaan yang akan datang, tidak akan
mendapat pahala manifestasi kerajaan pada waktu Tuhan datang kembali, tidak
mempunyai hak untuk masuk ke dalam kemuliaan kerajaan guna berbagian dalam
pemerintahan Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun, dan akan kehilangan hak
kesulungan kita sehingga kita tidak dapat mewarisi bumi dalam zaman yang akan
datang, tidak dapat menjadi imam‑imam rajani yang melayani Allah dan Kristus
dalam penyataan kemuliaan‑Nya, dan lebih lagi tidak dapat menjadi raja bersama
Kristus, berkuasa atas seluruh bangsa dengan otoritas ilahi‑Nya (Why. 20:4, 6).
Kehilangan kerajaan yang akan datang,
kehilangan hak kesulungan ini tidaklah berarti akan binasa, melainkan hanya
akan kehilangan pahala, bukan kehilangan keselamatan. Meskipun kita. mungkin
kehilangan pahala, tetapi tidak mungkin kehilangan keselamatan (1 Kor. 3:14‑15).
Keselamatan kita teguh sampai selama‑lamanya. Namun dapat tidaknya menerima
pahala dan hak sulung dalam manifestasi kerajaan mutlak tergantung pada
pelatihan pada hari ini.
Kehilangan kerajaan yang akan datang,
kehilangan hak kesulungan, tidaklah berarti bahwa akan binasa, melainkan hanya
akan kehilangan pahala, bukan kehilangan keselamatan. Kita akan menderita
kerugian, tetapi tetap akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api (1 Kor.
3:14‑15). Ini adalah konsepsi yang mendasari kelima peringatan yang diberikan
kitab ini dan yang terlihat di mana‑mana (2:3; 4:1‑11; 6:8; 10:27; 29‑31;
12:25). Semua butir negatif dari peringatan‑peringatan ini berhubungan dengan
kehilangan pahala dalam kerajaan yang akan datang dan menderita hukuman Allah;
sedangkan semua butir positifnya berhubungan dengan pahala dan kenikmatan
kerajaan. Ketujuh surat rasuli dalam Wahyu 2 dan 3 juga diakhiri dengan
konsepsi yang sama ‑ mendapatkan atau kehilangan pahala kerajaan. Keselamatan
Allah itu kekal; sekali kita memperolehnya, kita tidak akan pernah kehilangannya
lagi (Yoh. 10:28‑29). Tetapi kita mungkin menderita kehilangan pahala kerajaan,
walaupun kita masih tetap akan diselamatkan (1 Kor. 3:8, 14‑15). Semua
peringatan dalam kitab ini tidak mengacu kepada kehilangan keselamatan kekal,
melainkan mengacu kepada kehilangan pahala kerajaan. Kaum beriman Ibrani telah
menerima kerajaan, tetapi mereka mempunyai resiko kehilangan pahala dalam
manifestasi kerajaan jika mereka mundur dari anugerah Allah, dari jalan
perjanjian Allah yang baru. Inilah perhatian yang utama dari penulis dalam
memperingatkan kaum beriman Ibrani yang undur dan tidak maju.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 54
No comments:
Post a Comment