Hitstat

21 November 2015

Ibrani - Minggu 26 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Why. 2:26-27


Sebenarnya, hak istimewa yang kita nikmati dalam Kristus adalah pencicipan dari segala berkat di dalam kerajaan yang akan datang. Kenikmatan yang tepat dari pencicipan ini akan membawa kita ke dalam pencicipan penuh dari segala berkat kerajaan. Jika hari ini kita tidak menikmati Kristus sebagai tanah permai, bagaimana kelak kita dapat masuk ke dalam perhentian‑Nya di dalam kerajaan itu, dan mewarisi bumi bersama‑Nya? Jika hari ini kita tidak melaksanakan keimaman kita untuk berkontak dengan Dia dan dengan doa melayani Dia, bagaimana kita dapat menunaikan tugas keimaman kita di dalam kerajaan? Jika hari ini kita tidak melatih roh kita dengan otoritas pemberian Allah untuk memerintah ego, daging, seluruh diri kita, dan musuh dengan seluruh kekuatan kegelapannya, bagaimana kita dapat menjadi raja bersama Kristus dan memerintah bangsa‑bangsa bersama Dia di dalam kerajaan‑Nya (Why. 2:26‑27). Kenikmatan kita akan Kristus dan pelaksanaan jabatan imam serta jabatan raja hari ini merupakan persiapan dan persyaratan bagi partisipasi kita di dalam Kerajaan Kristus kelak!

Dalam Kejadian 1, kita nampak Allah menciptakan manusia menurut rupa dan gambar‑Nya, supaya manusia dapat mengekspresikan‑Nya. Menurut jalan pemikiran Surat Ibrani yang mendalam, mengekspresikan Allah adalah masalah imamat. Hari ini menunaikan tugas imamat dalam perjanjian yang baru berarti membiarkan hukum hayat menggarapkan Allah ke dalam diri kita, supaya kita dapat menjadi ekspresi dan kesaksian‑Nya. Manusia juga bukan hanya diciptakan menurut gambar Allah sendiri, juga diberi kekuasaan untuk berkuasa atas segala makhluk ciptaan‑Nya. Inilah jabatan raja. Lagi pula, Allah menyerahkan seluruh bumi kepada manusia agar diduduki dan agar ekspresi dan kekuasaan Allah memenuhi seluruh bumi oleh karena perkembangbiakannya. Maka, dalam Kejadian kita nampak, imamat, jabatan raja, dan bumi, ketiga hal yang ditentukan Allah untuk diberikan kepada manusia.

Setelah Adam jatuh, Allah memilih ras lain, yaitu ras Abraham menjadi umat‑Nya. Maksud hati Allah terhadap bani Israel dengan maksud semula Allah terhadap manusia adalah sama. Sejak semula Allah menghendaki bani Israel menjadi bangsa imamat, supaya mereka dapat mengekspresikan‑Nya, dan supaya mereka memperoleh kuasa untuk mewakili‑Nya. Kepada mereka Allah juga telah mengaruniakan tanah yang paling permai di bumi ini. Maka di antara bani Israel terdapat jabatan imam, jabatan raja, dan bumi (tanah permai). Akan tetapi, kebanyakan di antara mereka telah jatuh.

Ketika tiba pada Perjanjian Baru, kita nampak kehendak Allah menginginkan seluruh kaum gereja mengekspresikan‑Nya melalui jabatan imam, mewakili‑Nya melalui jabatan raja, dan memiliki seluruh bumi ini, agar di bumi muncul satu kehidupan manusia yang tepat. Pada suatu hari kelak kita akan memperoleh ketiga berkat hak kesulungan tadi. Selama masa Kerajaan Seribu Tahun, kita akan memiliki kehidupan manusia yang tepat. Itulah pemulihan penuh dari apa yang telah hilang dalam Kejadian 3. Pada zaman kerajaan kelak, semua pemenang akan memihki seluruh bumi, menjadi imam yang mengekspresikan Allah, dan menjadi raja yang menguasai bangsa‑bangsa. Itulah kehidupan manusia yang tepat.

Karena kita hari ini telah memiliki hak kesulungan, haruslah kita memanfaatkannya. Kita harus melatih roh kita untuk mengekspresikan Allah, mewakili Allah, dan menikmati Kristus sebagai tanah kita yang sejati. Jika hari ini kita gagal dalam melakukan ketiga hal tersebut, bagaimanakah kita dapat melakukannya kelak dalam zaman kerajaan? Maka hari ini juga kita harus mempraktekkan imamat dan jabatan raja, juga menikmati dan menempati tanah permai kita. Jika kita berbuat demikian, kita akan dipersiapkan sepenuhnya untuk memasuki sukacita memiliki bumi yang akan datang, serta dalam memanfaatkan imamat dan jabatan raja. Saat itu, kita akan menerima pahala dan menikmati hak kesulungan. Inilah sasaran Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 52

No comments: