Pembacaan
Alkitab: Gal. 5:4
Dalam
Ibrani 12 terdapat peringatan kelima atau terakhir dari Surat Ibrani.
Peringatan ini menyuruh kita berlari dalam perlombaan dan jangan jatuh dan
meninggalkan anugerah. Berlari dalam perlombaan memerlukan anugerah, dan
anugerah ini cukup untuk menyuplai kita berlari dalam perlombaan. Dalam pasal
10 dan 12 kita menemukan tiga istilah yang semakna. Dalam Ibrani 10:20
tercantum kata "jalan yang baru dan yang hidup" dalam 12:1 ada
kata "perlombaan." Perlombaan ialah jalan di mana kita
berlari. Kalau kita hanya berjalan saja, jalan itu tetap sebagai jalan, tetapi
bila kita mulai berlari, jalan itu menjadi perlombaan. Istilah yang ketiga yang
sama artinya adalah "jalan" (12:13). Jalan yang kita tempuh
seharusnya menjadi perlombaan di mana kita. berlari. Baik disebut jalan atau
perlombaan, artinya sama saja.
Tinggal
dalam tempat maha kudus berarti terus berlari dalam perlombaan. Menurut
pengalaman kita, kapan saja kita dalam pikiran berniat sedikit kompromi, roh
dalam batin kita akan merasa kehilangan penyertaan Allah, dan merasa tidak lagi
berada dalam tempat maha kudus. Jalan kita untuk berkontak dengan Allah segera
menjadi tidak lurus lagi, tetapi menjadi berliku‑liku. Liku‑liku itu akan
membuat kita meninggalkan tempat maha kudus, meninggalkan tabut kesaksian,
manna yang tersembunyi, tongkat yang bertunas, dan meninggalkan loh kesaksian.
Meskipun pada mulanya kita hanya terpisah sedikit saja dari tempat maha kudus,
tetapi akhirnya kita akan menyadari alangkah jauhnya kita terpisah dari tempat
maha kudus.
Perlombaan
kita pada akhirnya harus berada dalam tempat maha kudus. Bila kita hanya
berlari di pelataran luar, sangatlah dangkal. Kita harus berlari dalam tempat
maha kudus. Boleh jadi Anda mengira tempat maha kudus terlalu kecil untuk
menjadi tempat lomba lari. Ya, tempat maha kudus dalam Kemah Pertemuan memang
hanya sepuluh hasta (panjang, lebar, dan tingginya sama; Kel. 26:8, 16). Pada
Bait Allah ukurannya menjadi dua puluh hasta (1 Raj. 6:20), dan sampai di
Yerusalem Baru ukurannya menjadi dua belas ribu stadia (Why. 21:16). Ukuran
tempat maha kudus, baik dalam Kemah Pertemuan, dalam Bait Allah, maupun dalam
Yerusalem Baru semua melambangkan kesempurnaan dari apa adanya Allah yang kekal
itu. Ditinjau dari sudut mana saja, Allah itu sempurna dan lengkap; kelengkapan
dan kesempurnaan‑Nya kekal dan tidak terbatas.
Sekarang
kita harus mempertanyakan satu pertanyaan: Apakah anugerah itu? Anugerah tidak
lain ialah Allah dalam Kristus tersalur ke dalam diri kita sebagai kenikmatan
kita dalam pengalaman. Jadi bukan hanya pekerjaan yang Tuhan lakukan untuk kita
saja; bahkan Allah Tritunggal sendiri tersalur ke dalam diri kita, dan kita
alami sebagai kenikmatan. Singkatnya, anugerah ialah Allah Tritunggal yang kita
alami. Anugerah tidak lain ialah Allah dalam Kristus tersalur ke dalam diri
kita untuk kita nikmati. Pertama, Ia tersalur ke dalam roh kita, dan ketika Ia
tersebar ke dalam bagian‑bagian batin kita, Ia menjadi kenikmatan kita.
Anugerah Allah datang kepada kita melalui Knstus (Yoh. 1:14, 17), dan ini
adalah anugerah Kristus (2 Kor. 13:13; 12:19), bahkan Kristus itu sendiri (Gal.
6:18; bandingkan 2 Tim. 4:22).
Jatuh
dan meninggalkan anugerah berarti jatuh dan meninggalkan Kristus. Kalau kita
jatuh dan meninggalkan anugerah, kita akan "lepas dari Kristus" (Gal.
5:4). Dalam hal ini Paulus mengingatkan gereja‑gereja di Galatia, yang berada
dalam bahaya seperti yang dihadapi kaum beriman Ibrani, yakni jangan "lepas
dari Kristus", akibat berpaling kembali ke hukum Taurat agama Yahudi.
Jika demikian, mereka akan jatuh dan meninggalkan anugerah Allah yaitu Kristus
sendiri. Janganlah kita jatuh dan meninggalkan anugerah, melainkan "menerima
anugerah" (12:28 Tl. LAI: mengucap syukur), "diteguhkan dengan
anugerah (13:9), bahkan harus "berdiri di dalam
anugerah" (Rm. 5:2). Baik Surat Galatia maupun Ibrani semua ditutup
dengan pemberkatan anugerah (Gal. 6:18; Ibr. 13:25).
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 52
No comments:
Post a Comment