Hitstat

25 November 2015

Ibrani - Minggu 27 Rabu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 12:18-27


Segala hal yang disinggung dalam ayat 18‑19 bersifat bumiah, jasmani, dan melambangkan pihak hukum Taurat; pada pihak itu, setiap orang termasuk Musa berada di dalam ketakutan dan kegentaran (ayat 19‑21). Hal‑hal yang disinggung dalam ayat 22‑24 itu surgawi dan rohani, berbeda dengan hal‑hal bumiah dan jasmaniah yang tercantum dalam ayat 18‑19. Yang surgawi dan rohani menyatakan pihak anugerah. Dalam anugerah ini, mereka yang sulung dan roh‑roh orang‑orang benar diselamatkan oleh anugerah. Orang‑orang yang berada di bawah perjanjian yang lama datang pada pihak hukum Taurat, sedangkan kita, orang-orang Kristen, yang berada di bawah perjanjian yang baru, datang pada pihak anugerah. Karena itu kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah anugerah (Rm. 6:14). Inilah hak kesulungan kita! Kita tidak seharusnya jatuh dan meninggalkan anugerah. (ayat 15) dan melepaskan hak kesulungan, melainkan harus menerima anugerah (ayat 28). Segala hal yang berada di pihak anugerah itu surgawi, tetapi belum semuanya berada di surga. Banyak anak sulung dari gereja masih berada di bumi, sementara roh‑roh orang‑orang benar (orang‑orang kudus Perjanjian Lama) masih berada di dalam Firdaus, tempat Abraham berada (Luk. 16:22‑23, 25‑26), juga tempat Tuhan Yesus dan penyamun yang diselamatkan itu pergi setelah mereka mati di kayu salib (Luk. 23:43).

Seperti telah kita nampak, tidak satu pun dari enam butir yang tercantum pada pihak hukum Taurat itu yang menyenangkan. Pertama, ada sebuah gunung yang menyala‑nyala. Lalu ada kekelaman, kegelapan, dan angin badai. Terakhir, ada bunyi sangkakala yang menakutkan, dan bunyi suara yang serius dan memperingatkan. Semuanya itu menyajikan suatu pemandangan yang menakutkan! Namun, pada pihak anugerah, segalanya menyenangkan. Delapan butir di sini dapat dianggap sebagai empat pasang. Gunung Sion menjulang tinggi dan Yerusalem surgawi yang indah adalah pasangan yang pertama, menunjukkan tempat kediaman Allah dan pusat pemerintahan universal‑Nya. Kemudian para malaikat yang merayakan, bersorak‑sorai, berhubungan sangat erat dengan ahli‑ahli waris keselamatan yang mereka layani (1:14); para malaikat ini dan anak‑anak sulung yang diberkati dalam gereja membentuk pasangan kedua dalam pemandangan ini. Allah, Hakim dari segalanya, dan roh‑roh orang‑orang benar, orang‑orang kudus Perjanjian Lama, dihubungkan sebagai pasangan yang ketiga, menunjukkan bahwa Allah sebagai Sang Benar, membenarkan orang‑orang kudus yang benar dari perjanjian yang lama karena iman mereka. Terakhir, Tuhan Yesus, yang terkasih, Pengantara perjanjian yang baru yang adalah perjanjian yang lebih baik dan darah‑Nya yang mahal yang dipercikkan, yang membicarakan sesuatu yang lebih baik, menyusun pasangan yang keempat. Ini menunjukkan bahwa suatu perjanjian yang lebih baik telah ditetapkan dengan darah Yesus yang lebih baik; juga menunjukkan bahwa Yesus telah mati dan mewariskan perjanjian yang baru ini sebagai suatu wasiat baru untuk kaum beriman‑Nya, dan bahwa sekarang Dia adalah Pengantara, Pelaksana dari wasiat baru ini, yang merealisasikan semua fakta yang indah yang terkandung di dalamnya. Betapa menyenangkan pemandangan ini! Betapa berbedanya dengan pemandangan pada pihak hukum Taurat, di mana tidak ada Allah, tidak ada Juruselamat, dan bahkan tidak ada para malaikat yang disinggung! Tetapi di pihak pemandangan anugerah, ada pembenaran Allah, ada Juruselamat yang adalah Pengantara wasiat baru‑Nya, dengan darah‑Nya yang berbicara; ada para malaikat yang melayani dengan sidang (gereja) orang‑orang yang diselamatkan, dan roh‑roh orang-orang kudus yang dibenarkan. Pada pihak hukum Taurat pemandangannya berakhir dengan suara sangkakala yang menakutkan dan bunyi suara yang memperingatkan. Pada pihak anugerah pemandangannya berakhir dengan seorang Pengantara yang bersimpati dan suatu pembicaraan yang meyakinkan. Setelah melihat perbedaan yang demikian, siapa yang masih begitu bodoh mau meninggalkan pihak anugerah dan kembali ke pihak hukum Taurat? Kedelapan butir pada pihak anugerah bukan hanya surgawi dan rohani, tetapi juga kekal. Karena itu sekalipun langit diguncangkan (ayat 26), kedelapan butir yang kekal ini akan tetap tinggal (ayat 27).


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 53

No comments: