Pembacaan
Alkitab: Ibr. 12:5-14
Ganjaran
adalah untuk kekudusan dan yang menghasilkan kebenaran (keadilan). Kudus adalah
sifat hayat ilahi Allah yang berada dalam batin, sedang kebenaran adalah
perbuatan (tingkah laku) kaum beriman yang telah dikuduskan yang tertampil di
luar. Perbuatan ini muncul dari sifat yang di dalam batin, yang menghasilkan
buah damai (ayat 11; Yes. 32:17). Kalau batin kita tidak pernah dijenuhi oleh
sifat Allah yang kudus, perbuatan kita yang di luar tidak mungkin dapat
memiliki kebenaran yang normal. Pertama-tama, hukum hayat menggarapkan sifat
ilahi Allah ke dalam kita. Kemudian, perbuatan kita yang di luar menghasilkan
buah kebenaran, yaitu damai sebagai hasil kekudusan dalam batin. Dalam
pengalaman kita yang riil, kekudusan ialah yang pertama, kedua adalah
kebenaran, dan terakhir adalah damai.
Kaum beriman Ibrani dianiaya oleh
penganut agama Yahudi. Ketika mereka berada di bawah penganiayaan, mereka ingin
berdamai dengan penganiaya-penganiaya itu, tetapi mereka mengabaikan kekudusan
mereka. Kudus tidak lain berarti masuk ke dalam tempat maha kudus dan menjamah
hukum hayat. Hukum hayat ini akan bekerja menjenuhi kita dengan sifat kudus
Allah. Ketika kita dipenuhi sifat Allah, dengan spontan kita akan menghasilkan
buah kebenaran, dan kebenaran ini akan membawakan damai yang sejati. Banyak
orang Kristen memiliki damai, tetapi bukan damai yang sejati, melainkan yang
berasal dari kompromi. Mungkin ada beberapa orang beriman Ibrani berkata kepada
orang tuanya, "Ya, ayah, jika engkau tidak mengizinkan aku menempuh jalan
perjanjian yang baru dengan mutlak, baiklah aku pergi ke Bait Suci bersama ayah
pada hari ketujuh. Di hari kedelapan, yaitu hari pertama dari satu minggu, aku
pergi lagi mengikuti pertemuan ibadah orang Kristen. Demikian, kita pasti akan
tinggal bersama dengan damai. Damai semacam ini adalah hasil kompromi, yaitu
yang diperoleh dari mengorbankan kekudusan.
Seperti kita telah lihat, damai
ialah buah kebenaran. Kekudusan ialah sifat batiniah, sedang kebenaran ialah
perbuatan lahiriah. Ganjaran Allah tidak saja membantu kaum beriman beroleh
bagian dalam kekudusan-Nya, juga membuat mereka menjadi benar dengan Allah
maupun dengan manusia, sehingga dalam kondisi kebenaran ini mereka dapat
menikmati damai sebagai buah yang manis, yakni buah damai sejahtera.
Dikatakan dalam ayat 12-13, "Sebab
itu, kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan
bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terkilir tetapi menjadi sembuh."
Kehidupan orang Kristen bukanlah perkara doktrin-doktrin teoritis untuk
dipikirkan, melainkan harus terdiri dari jalan-jalan praktis untuk ditempuh.
Semua doktrin yang baik dan sehat di dalam Alkitab merupakan jalan-jalan yang
dapat ditempuh. Hal ini benar-benar nyata di dalam Kitab Ibrani. Pertama, kitab
ini menyuplai kita doktrin-doktrin yang paling tinggi dan paling sehat tentang
Kristus dan perjanjian-Nya yang baru. Kemudian, berdasarkan doktrin-doktrin
yang tepat yang ditunjukkan kepada kita, kitab ini menyuruh kita berlari dalam
perlombaan dan meluruskan jalan bagi kaki kita. Bagian pertama dari kitab ini
(1:1-10:18) menyinggung tentang doktrin-doktrin, dan bagian yang kedua
(10:19-13:25) menyinggung tentang perlombaan dan jalan‑jalan itu.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 51
No comments:
Post a Comment