Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 2:13-20
Doa baca: 1 Ptr. 2:19
Sebab adalah anugerah
jika seseorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang
tidak harus ia tanggung.
Kita tidak seharusnya
menggunakan kebebasan sebagai alasan untuk melakukan kejahatan (ay. 16). Kita tidak
seharusnya berkata, "Bukankah kita bebas? Kita tidak berada di bawah ikatan
hukum Taurat; kita berada di bawah anugerah. Ini berarti kita bebas." Ya,
kita bebas, tetapi kita seharusnya tidak menggunakan kebebasan kita sebagai
suatu alasan untuk berlaku dengan cara yang ceroboh. Sebaliknya, kita harus
menggunakan kebebasan sebagai budak Allah. Perkataan Petrus di sini sama dengan
perkataan Paulus dalam Surat-surat Kirimannya. Meskipun kita bebas dari hukum
Musa, kita masih berada di bawah hukum Kristus. Sebagai orang-orang yang berada
di bawah hukum Kristus, kita seharusnya menjadi budak Allah. Di satu pihak,
kita bebas; di pihak lain, kita adalah budak Allah di bawah pengendalian-Nya.
Ayat 17 mengatakan, "Hormatilah
semua orang. Kasihilah saudara-saudara (Tl.). Takutlah kepada Allah, hormatilah raja!" Saudara-saudara
berarti kelompok atau kumpulan saudara, keluarga saudara-saudara,
saudara-saudara dalam perasaan kasih persaudaraan. Suatu kumpulan adalah suatu
totalitas. Dengan menggunakan kata "saudara-saudara" ini Petrus
menunjukkan bahwa kita tidak seharusnya hanya mengasihi saudara secara terpisah,
satu demi satu, atau secara perorangan. Sebaliknya, kita harus mengasihi
seluruh saudara. Ini berarti kita harus mengasihi keluarga universal yang tersusun
dari saudara-saudara.
Sebagai
kaum beriman dalam Kristus, kita tidak hanya merupakan suatu masyarakat, tetapi
juga sebuah keluarga. Sebuah keluarga jauh lebih akrab daripada sebuah
masyarakat. Karena kita berada dalam sebuah keluarga, kita menyebut yang lain
sebagai saudara. Jika kita bukan dari keluarga yang sama, bagaimana kita dapat
menjadi saudara satu sama lain? Apa pun warna kulit kita -- hitam, putih, kuning,
coklat, atau merah -- kita semua adalah saudara-saudara dalam keluarga Allah.
Haleluya bagi keluarga yang tersebar di seluruh dunia, keluarga yang universal
ini! Keluarga ini sudah ada selama hampir dua ribu tahun. Kata saudara-saudara
dalam ayat 17 mengacu kepada keluarga ini.
Dalam ayat 18 Petrus mendorong
pelayan rumah tangga untuk tunduk kepada tuan mereka dengan penuh ketakutan.
Ini adalah rasa takut yang kudus, sebagaimana disebutkan dalam Filipi 2:12. Ini
adalah peringatan yang sehat dan serius bagi kita untuk berperilaku dengan
kudus. Rasa takut yang sedemikian ini disebutkan beberapa kali dalam kitab ini karena
pengajarannya menyinggung pemerintahan Allah.
Dalam
ayat 19-20 Petrus mengatakan bahwa jika karena sadar akan kehendak Allah, kita bersedia
menanggung kesengsaraan dan menderita dengan tidak adil, yaitu menderita
perlakuan yang tidak adil, ini adalah anugerah. Anugerah sesungguhnya adalah Allah
Tritunggal menjadi hayat kita bagi pengalaman dan kenikmatan kita. Anugerah
adalah dorongan hayat ilahi dalam kita dan ekspresinya dalam kehidupan kita.
Karena itu, semua perilaku kita menjadi indah dan berkenan di pandangan manusia
dan Allah. Menurut konteksnya, penderitaan yang tidak adil yang dibicarakan
dalam ayat 19 seharusnya berupa perlakuan tidak wajar yang dilakukan oleh tuan
yang tidak beriman. Tuan-tuan ini menentang dan menganiaya hamba-hamba mereka
yang beriman karena kesaksian kristiani mereka (1 Ptr. 3:14-18; 4:12-16).
Jika kita tidak mengenal bahwa
hayat ilahi di dalam kita menjadi anugerah, menggarapkan apa adanya Allah, dan jika
kita tidak memiliki pengalaman atas anugerah ini, kita tidak akan mampu
mengerti apa yang Petrus maksudkan dalam ayat-ayat ini, sekalipun kita membacanya
berkali-kali. Untuk mengerti tulisan Petrus di sini, kita perlu memiliki
pengenalan yang cukup dan pemahaman yang tepat terhadap fakta-fakta ilahi.
Selain itu, kita perlu memiliki pengalaman yang memadai terhadap fakta-fakta
ini. Hanya dengan demikian kita akan mampu mengerti apa yang Petrus katakan,
dan memperoleh rawatan darinya.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 19
No comments:
Post a Comment