Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 2:4-8
Doa baca: 1 Ptr. 2:4
Datanglah kepada-Nya,
batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan
dihormati di hadirat Allah.
Batu hidup (ay. 4) tidak hanya
memiliki hayat, tetapi juga bisa bertumbuh dalam hayat. Batu hidup ini adalah Kristus
bagi pembangunan Allah. Di sini Petrus mengubah perkataan kiasannya dari benih
yang termasuk hayat nabati (1:23-24) kepada batu yang termasuk mineral. Benih
adalah untuk penanaman hayat; batu adalah untuk pembangunan (2:5). Pemikiran
Petrus terus maju dari penanaman hayat kepada pembangunan Allah. Untuk menjadi
hayat kita, Kristus adalah benih, untuk pembangunan Allah, Dia adalah batu.
Setelah menerima Dia sebagai benih hayat, kita perlu bertumbuh agar kita dapat
mengalami Dia sebagai batu yang hidup di dalam kita. Karena itu, Dia juga akan
membuat kita menjadi batu hidup, diubah dengan sifat batu-Nya, supaya kita dapat
terbangun bersama orang lain menjadi rumah rohani di atas diri-Nya sebagai
dasar dan batu penjuru (Yes. 28:16).
Dalam ayat 4 Petrus membuat suatu loncatan dari susu firman
ke batu yang hidup. Sepertinya tidak ada hubungan atau keterkaitan antara susu dengan
batu. Mula-mula, Petrus menunjukkan bahwa Tuhan adalah susu dan firman untuk perawatan.
Kemudian dia melanjutkan membicarakan Dia sebagai batu hidup.
Menurut ayat 4, kita perlu datang kepada Kristus sebagai batu
yang hidup. Tetapi apakah jalan untuk datang kepada Dia? Kita datang kepada Tuhan
melalui minum susu firman. Pernahkah Anda menyadari bahwa ketika Anda meminum
susu firman, itu berarti Anda datang kepada Tuhan? Apakah susu dalam firman?
Susu itu adalah Tuhan sendiri. Karena itu, ketika kita minum susu, kita datang
kepada Tuhan. Apakah Anda memiliki cara yang lain untuk datang kepada makanan
yang Anda makan? Bagaimana cara Anda datang kepada makanan? Tidakkah Anda
datang melalui memakannya? Kita semua datang kepada makanan melalui memakannya.
Demikian pula datang kepada Kristus sebagai batu yang hidup. Dalam ayat 4 kata
"datang" sama dengan minum. Karena itu, ketika kita meminum susu,
kita datang kepada Tuhan.
Kita telah menunjukkan bahwa Petrus seolah-olah meloncat dari
"Kristus-susu" kepada "Kristus-batu". Hal ini menyiratkan bahwa
susu menjadi batu. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Bagi kita, ini mustahil,
tetapi tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, karena Dia almuhit. Sebagai Sang
Almuhit, Kristus adalah susu, dan Dia juga batu. Kita tidak mampu menjelaskan
semua aspek Kristus. Dia adalah susu, Dia adalah roti, dan sekarang kita nampak
Dia adalah batu. Menurut 2:6-8, Kristus bukan hanya batu bagi bangunan, tetapi
juga batu sandungan dan batu gilingan. Bahkan sebagai batu Kristus almuhit: Dia
dapat membangun kita, atau Dia dapat menyebabkan kita tersandung, dan bahkan
menggiling kita.
Kita perlu lebih banyak pengalaman atas Kristus sebagai
susu dan batu. Di pagi hari kita seharusnya minum Kristus sebagai susu firman. Kemudian
selama siang hari proses transformasi akan terjadi di dalam kita. Sore hari kita
seharusnya menghadiri sidang-sidang gereja dan bersekutu dengan kaum saleh. Inilah
pembangunan. Di sini kita nampak bahwa di pagi hari Kristus adalah susu, dan di
sore hari Dia menjadi batu. Sepanjang hari susu melakukan pekerjaan transformasi
di dalam kita untuk menghasilkan batu.
Terlebih dulu Tuhan adalah susu untuk merawat kita. Melalui
perawatan dalam susu firman, transformasi terjadi. Kemudian kita memiliki
bangunan, di mana Tuhan sendiri adalah batu. Ini adalah alasan bahwa dalam pasal
2 kita mula-mula memiliki susu, kemudian batu.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 16
No comments:
Post a Comment