Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 3:13
Doa baca: 2 Ptr. 3:13
Lagi pula, siapa yang
akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik?
Kita telah menunjukkan bahwa frase "telah mati terhadap
dosa-dosa" secara harfiah
berarti dilepaskan dari dosa-dosa. Ketika Kristus memikul dosa-dosa kita di
kayu salib dan mati, kematian itu merampungkan banyak hal. Kematian Kristus mengakhiri
kita, dan pengakhiran ini dapat menjauhkan kita dari dosa-dosa. Cara yang paling
baik bagi orang untuk dijauhkan dari perbuatan dosa atau sifat dosa ialah
dimatikan. Tidak peduli betapa banyak dosa yang dilakukan seseorang, ketika dia
mati, kematian memisahkan dia dari dosa-dosa. Petrus berbicara tentang dilepaskan
atau dijauhkan dari dosa-dosa, Paulus berbicara tentang orang yang mati telah
bebas dari dosa. Melalui kematian Kristus, kita bisa dijauhkan dari dosa-dosa
agar kita dapat hidup untuk (terhadap) kebenaran. Tampaknya, dijauhkan dari
dosa-dosa mengakhiri kita; sesungguhnya, hal itu menghidupkan kita sehingga
kita dapat hidup terhadap kebenaran.
Ayat 24 menunjukkan bahwa
sebagai manusia yang jatuh, kita mati dan penuh dengan dosa. Tetapi Kristus
meletakkan dosa-dosa kita di atas diri-Nya sendiri dan memikulnya di kayu
salib, di mana Ia menderita penghakiman keadilan Allah atas semua dosa kita.
Kematian Kristus di kayu salib adalah semacam bilur, dan bilur itu, kematian itu,
telah menyembuhkan kematian kita. Sekarang kita telah dihidupkan. Di satu pihak,
bilur Kristus yang menyembuhkan kita menjauhkan kita dari dosa-dosa melalui
kematian-Nya; di pihak lain, penyembuhan ini menghidupkan kita sehingga kita
dapat hidup terhadap kebenaran.
Aspek subyektif dari salib
berlanjut dalam pengalaman kita hari ini oleh Roh. Roh pemberi-hayat sedang
bekerja di dalam kita secara terus-menerus untuk melaksanakan aspek subyektif dari
salib Kristus di dalam diri kita. Setiap hari kita mengalami pekerjaan batini dari
salib Kristus, dan setiap hari kita dihidupkan sehingga kita bisa hidup
terhadap kebenaran. Karena itu, mengalahkan dosa tidaklah sulit, karena melalui
kematian Kristus, kita telah dijauhkan dari dosa-dosa. Kematian-Nya telah
membuat garis pemisah di antara kita dengan dosa-dosa. Karena dijauhkan dari
dosa-dosa, sekarang kita dihidupkan. Kita tidak perlu berusaha atau mencoba
menguatkan diri kita. Kita hidup saja secara sederhana, dan kehidupan ini
selalu memiliki kecenderungan terhadap kebenaran. Inilah mengalami Juruselamat kita
menyelamatkan kita setiap hari. Pemahaman sedemikian ini terhadap perkataan
Petrus sesuai dengan pengalaman kita.
Sekarang kita perlu bertanya
mengapa Petrus menggunakan ungkapan "hidup terhadap
kebenaran". Hal ini berhubungan dengan memenuhi tuntutan pemerintahan Allah.
Sesungguhnya, pemerintahan Allah hanya menuntut satu hal -- kebenaran. Inilah
alasan 2 Petrus 3:13 mengatakan, "Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan
langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran." Dalam 1 Petrus 2:23 kita nampak bahwa Tuhan Yesus
senantiasa menyerahkan segala sesuatu kepada Dia yang menghakimi dengan adil.
Kemudian dalam ayat 24 Petrus menunjukkan bahwa kita harus hidup terhadap kebenaran.
Konsepsi Petrus di sini adalah kepemerintahan; kebenaran adalah masalah
pemerintahan Allah. Kita diselamatkan supaya kita bisa hidup dengan benar di bawah
pemerintahan Allah, yaitu menempuh kehidupan yang memenuhi tuntutan kebenaran
pemerintahan-Nya.
Kita perlu menyadari bahwa
Kristus Juruselamat kita telah memikul seluruh dosa kita di kayu salib dan mati
di sana bagi kita. Sekarang kematian-Nya telah memisahkan kita dari dosa-dosa dan
menghidupkan kita sehingga kita bisa hidup terhadap kebenaran. Secara spontan,
kita berada di bawah pemerintahan Allah dan tidak ada masalah dengan pemerintahan-Nya,
sebab kita hidup terhadap kebenaran.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 21
No comments:
Post a Comment