Hitstat

07 May 2016

1 Petrus - Minggu 9 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Mat. 21:42
Doa baca: Mat. 21:42
Kata Yesus kepada mereka, "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.”


Dalam Matius 21:42-44 kita nampak bahwa Tuhan Yesus membicarakan aspek yang lain dari diri-Nya sebagai batu. Dia bukan hanya batu bangunan dan batu sandungan; Dia juga adalah batu yang menghancurkan, batu yang meremukkan. Sebagai batu yang menghancurkan, Dia akan meremukkan para penentang. Aspek dari Dia ini disebutkan dalam Daniel 2:34-35. Ayat-ayat ini mewahyukan bahwa ketika Tuhan Yesus datang kembali, Dia akan meremukkan para penentang.

Mereka yang tersandung pada firman telah ditetapkan oleh Allah kepada ketidaktaatan; ketidaktaatan adalah bagian mereka. Jika seseorang tidak percaya apa yang Alkitab katakan mengenai Kristus, dia tersandung pada-Nya. Secara spontan akibat dari ketidakpercayaan dan ketersandungan adalah pemberontakan. Ini adalah ketidaktaatan. Karena itu, ketidaktaatan menjadi bagian yang ditentukan atas orang tersebut. Sesungguhnya, hal ini masuk akal. Siapa saja yang tidak percaya kepada firman akan tersandung dan kemudian akan menuai buah, panen, dari apa yang sudah ia tabur. Dia menabur ketidakpercayaan, dan dia menuai ketidaktaatan sebagai hasil yang ditentukan baginya. Ini adalah prinsip rohani yang mendasar dan mengendalikan. Jika Anda memiliki ketidakpercayaan, Anda akan menuai ketidaktaatan. Jika Anda memiliki ketidakpercayaan, Anda akan menuai pemberontakan. Ini berarti Anda adalah seorang pemberontak. Hal ini bukan hanya berlaku bagi orang Yahudi, tetapi juga bagi orang Kristen, termasuk mereka yang berada dalam pemulihan.

Baik di China maupun di Amerika Serikat, saya telah melihat ketidaktaatan dan pemberontakan timbul sebagai bagian yang ditentukan bagi mereka yang tidak percaya kepada firman dan yang tersandung pada hal itu. Tidak ada orang Kristen yang tersandung pada perkataan Tuhan yang penuh anugerah. Seseorang mungkin mendengar bahwa Tuhan itu penuh rahmat, penuh anugerah, penuh kebaikan, mengirim hujan untuk orang yang benar dan untuk orang yang tidak benar. Tidak akan ada orang yang tersandung pada perkataan anugerah yang sedemikian ini. Namun, Alkitab juga memiliki perkataan yang tegas. Batu bangunan, batu penjuru, juga adalah batu sandungan dan batu karang yang menghancurkan. Mereka yang kendur dan ceroboh mungkin tidak percaya kepada perkataan yang sedemikian ini. Malahan, mereka mungkin berkata, "Tidak, Kristus tidaklah sesempit itu. Sepanjang aku percaya kepada Tuhan Yesus, aku dapat mengambil jalan apa pun yang aku pilih mengenai gereja. Mengapa aku harus berada di dalam pemulihan Tuhan? Tuhan Yesus tidaklah sesempit Anda." Akhirnya, akibat dari tidak percaya dan tersandung pada firman Tuhan yang ketat adalah ketidaktaatan, pemberontakan. Mereka yang sekarang paling banyak menentang adalah yang paling memberontak. Mereka telah ditentukan untuk hal itu. Kita perlu nampak bahwa ini adalah prinsip pengendali mengenai hal ini. Prinsipnya adalah jika kita memiliki ketidakpercayaan sedemikian, kita akan menuai panen ketidaktaatan, dan ketidaktaatan itu merupakan pemberontakan.

Ketika kita membaca 1 Petrus 2:4-8, kita mungkin mengira Petrus tidak perlu mencakup ayat 6, 7, dan 8. Sedikitnya, kita dapat menganggap ayat 7 dan 8 tidak perlu. Dalam opini kita, ayat 4 mungkin sudah cukup. Sejauh menyinggung bangunan Allah, ayat 4 mungkin cukup. Tetapi Petrus melanjutkan dengan ayat 6-8 untuk menyajikan suatu gambaran yang penuh dari Kristus sebagai batu.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 17

No comments: