Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 3:7
Doa Baca: 1 Ptr. 3:7
Demikian juga kamu, hai
suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah!
Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari anugerah, yaitu kehidupan, supaya
doamu jangan terhalang.
Ayat 7 mengatakan, "Demikian juga kamu, hai
suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah!
Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari anugerah, yaitu kehidupan, supaya doamu
jangan terhalang." Perkataan Petrus
kepada suami-suami sangat berbeda dengan perkataan Paulus dalam Efesus 5 dan
Kolose 3. Petrus memakai frase "Demikian juga", sebuah frase yang telah menyulitkan saya.
Frase ini nampaknya menunjukkan bahwa sebagaimana hamba-hamba tunduk kepada
tuan-tuan mereka, dan istri-istri tunduk kepada suami-suami mereka, demikian
juga suami-suami harus tunduk kepada istri-istri mereka. Saya yakin bahwa
maksud Petrus dalam frase ini tidak berarti hanya istri-istri yang tunduk
kepada suami-suami mereka, tetapi juga suami-suami kepada istri-istri mereka. (Nanti
akan kita lihat bahwa perkataan Petrus tentang suami-suami menghormati istri-istri
mereka menyiratkan sikap tunduk kepada mereka).
Beberapa orang mungkin mengira
bahwa mengatakan suami-suami tunduk kepada istri-istri mereka bertentangan dengan
perkataan bahwa istri-istri harus tunduk kepada suami-suami mereka. Sebenarnya,
seperti yang akan kita lihat, ini sama sekali tidak bertentangan, ini adalah
keseimbangan. Baik Petrus maupun Paulus tidak menjelaskan bahwa suami-suami
harus tunduk kepada istri-istri mereka. Tetapi Petrus mengatakan bahwa suami-suami
harus menghormati istri-istri mereka, dan Paulus mengatakan bahwa suami-suami
harus mengasihi istri-istri mereka. Dalam Efesus 5:21 Paulus berkata, "Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada
yang lain di dalam takut akan Kristus." Ini nampaknya menunjukkan
bahwa suami dan istri haruslah saling merendahkan diri.
Apa yang dikatakan Petrus dalam ayat 7 adalah
keseimbangan untuk apa yang dia katakan dalam enam ayat sebelumnya. Berkenaan
dengan kehidupan pernikahan, sangat kasihan bila hanya memiliki ayat 1-6 tanpa ayat
7. Hal itu dapat menyebabkan beberapa orang mengira bahwa wanita harus menjadi
budak pria. Tetapi jika kita membaca Kitab Kejadian, kita akan nampak bahwa
Abraham sangat menghargai istrinya, Sara. Menurut 1 Petrus 3:6 Sara memanggil
Abraham tuan. Akan tetapi, dia tidak mengatakannya secara langsung kepadanya.
Perkataan ini diucapkan di depan Tuhan. Kejadian 18:12 mengatakan, "Jadi
tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: 'Akan berahikah aku, setelah aku sudah
layu, sedangkan tuanku sudah tua?'" Perkataan ini tidak dikatakan langsung kepada Abraham. Tidak ada
catatan dalam Kitab Kejadian bahwa Sara selalu menyebut Abraham tuan secara
langsung.
Beberapa pembaca kitab ini
mungkin mengira bahwa dalam 3:1-7 kita memiliki dua perbedaan yang besar.
Mereka mungkin mengira bahwa perbedaan yang pertama adalah perkataan Petrus tentang
istri-istri tunduk kepada suami mereka, dan kedua, petunjuk bahwa demikian juga,
suami-suami harus tunduk kepada istri mereka. Sebenarnya, apa yang kita miliki
di sini adalah sebuah perkataan keseimbangan. Jika kehidupan pernikahan kita
seimbang, kita perlu mempunyai dua kutub, atau mungkin Anda lebih senang
mengatakannya sebagai dua ekstrem. Satu kutub adalah ketundukan istri kepada
suami dan kutub yang lain adalah ketundukan suami kepada istri. Jika kita
memiliki dua kutub ini dalam kehidupan pernikahan kita, kita akan seimbang dan
kehidupan pernikahan kita akan tinggal dalam keadaan "daerah yang beriklim
sedang". Saya senang tinggal di tempat yang beriklim sedang, tidak terlalu
panas atau terlalu dingin. "Iklim" kehidupan pernikahan kita juga harus
sedang, cukup. Untuk memiliki iklim yang sedemikian, kita perlu dua kutub yang
ditunjukkan dengan jelas dalam 3:1 dan tersirat dalam 3:7.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1
Petrus, Buku 1, Berita 23
No comments:
Post a Comment