Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 2:21
Doa baca: 1 Ptr. 2:21
Sebab untuk itulah kamu
dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan
teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
Ayat 21 dengan jelas
mengatakan bahwa kita telah dipanggil untuk menderita secara tidak adil, karena
Kristus telah menderita untuk kita dan meninggalkan teladan untuk kita; agar kita
akan mengikuti jejak-Nya. Secara harfiah, kata Yunani untuk “teladan” di sini
berarti salinan tulisan, tindasan yang dipakai oleh pelajar untuk menelusuri surat
atau huruf dan belajar menuliskannya. Pada zaman kuno, guru-guru menuliskan huruf-huruf
pada bahan tulisan tertentu, kemudian hasil tulisan itu dijadikan master
salinan. Lembar bahan untuk menulis yang lain diletakkan di atas master salinan.
Kemudian murid-murid akan belajar menulis dengan menelusuri huruf-huruf dari master
salinan ke atas salinan mereka. Tuhan Yesus telah membentangkan kehidupan-Nya yang
menderita di depan kita, sehingga kita dapat menyalinnya dengan menelusuri dan mengikuti
jejak-Nya. Ini tidak ditujukan kepada sekadar meniru Dia dan kehidupan-Nya
melainkan ditujukan kepada perlunya kita menikmati Dia sebagai anugerah dalam
penderitaan kita, agar Dia sebagai Roh yang berhuni, dengan segala kekayaan
hayat-Nya mengembangbiakkan (mereproduksikan) diri-Nya sendiri di dalam kita. Kita
menjadi reproduksi naskah tulisan yang asli, bukan sekadar tiruan Dia yang
dihasilkan dengan mengambil Dia sebagai teladan luaran kita.
Pembuatan fotokopi dapat
digunakan untuk mengilustrasikan apa yang Petrus maksudkan dengan Kristus
menjadi teladan bagi kita. Kehidupan Kristus yang diwahyukan dalam keempat
Injil adalah master salinan yang digunakan dalam fotokopi rohani. Untuk
fotokopi, pertama-tama kita harus memiliki salinan. Salinan fotokopi dari yang asli
ini adalah suatu reproduksi, bukan suatu tiruan. Kita tahu dari pengalaman bahwa
mencoba meniru Kristus tidak akan berhasil. Kita tidak akan mampu meniru Dia. Yang
kita perlukan bukanlah peniruan tetapi reproduksi. Peniruan jauh berbeda dengan
reproduksi.
Saya telah mendengar suatu
penjelasan bagaimana proses fotokopi terjadi. Pertama perlu suatu terang yang
memadai untuk menyinari lembar yang asli. Kemudian perlu tinta khusus. Di samping
itu, perlu suatu pemanas dan kertas di atasnya untuk membuat salinan. Kertas ini,
tentunya harus bersih. Kemudian kertas bersih ini disinari di bawah lembar yang
asli. Melalui terang, pemanas, dan tinta yang tepat, apa pun gambar aslinya, akan
direproduksi kepada kertas itu. Hasilnya adalah reproduksi, bukan tiruan. Dalam
proses fotokopi rohani, Roh Kristus adalah terang, dan kekayaan hayat ilahi
adalah substansi tinta. Kita adalah kertas yang di atasnya reproduksi dari yang
asli akan dibuat. Kertas ini harus diletakkan di bawah terang Roh Kudus, dan harus
melalui substansi tinta supaya memiliki salinan yang asli -- Kristus itu
sendiri -- direproduksi ke atasnya. Melalui proses ini akhirnya menjadi suatu
reproduksi dari yang asli, reproduksi Kristus.
Untuk menjadi fotokopi Kristus
sangat berbeda dengan mencoba meniru Dia. Sebagai ilustrasi, seseorang mungkin
memberi contoh kepada seekor monyet untuk berdiri tegak, dan monyet itu
berdiri, meniru orang itu. Kemudian orang itu berjalan, dan monyet itu meniru dia
berjalan dengan kedua kakinya. Orang itu mengayunkan tangan, demikian juga
dengan monyet itu. Tetapi setelah peniruan itu selesai, orang itu pergi, dan
monyet itu kembali berjalan dengan keempat kakinya. Pernah sekali saya melihat
seekor monyet yang dilatih untuk duduk di kursi dan makan dengan menggunakan
pisau dan garpu. Namun, setelah pertunjukkan selesai, monyet itu melempar pisau
dan garpu itu dan kembali kepada kebiasaannya yang semula.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 20
No comments:
Post a Comment