Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 2:7-8
Doa baca: 1 Ptr. 2:8
Mereka tersandung
pada-Nya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan mereka juga telah
ditentukan untuk itu.
Kristus yang dipilih oleh Allah adalah batu penjuru yang berharga
dalam pandangan Allah, berharga bagi orang yang percaya kepada-Nya; tetapi bagi
orang yang tidak percaya, Dia adalah batu yang ditolak dan dibuang (ay. 7).
Keberhargaan Kristus tidak hanya perkara kondisi, tetapi juga perkara
posisi-Nya. Dia berharga berarti Dia dihormati, Dia memiliki posisi yang
terhormat.
Dalam ayat 7 dikatakan
bahwa tukang-tukang bangunan menolak Kristus sebagai batu yang hidup. Tukang-tukang
bangunan ini mengacu kepada para pemimpin Yahudi dalam agama Yahudi, yang
seharusnya membangun rumah Allah. Mereka menolak Kristus sampai pada puncaknya.
Tuhan pernah menubuatkan bahwa mereka akan melakukan hal ini (Mat. 21:38-42). Namun,
dalam kebangkitan, Kristus telah menjadi batu penjuru. Seperti telah kita lihat,
dalam pemberitaannya pada masa awal, Petrus sudah menyampaikan hal ini kepada
orang-orang Yahudi.
Bagi orang-orang yang tidak percaya, Kristus adalah batu yang
ditolak oleh tukang-tukang bangunan. Namun, batu yang ditolak ini telah menjadi
batu penjuru. Karena itu, Kristus adalah batu yang beraspek dua. Dia adalah
batu untuk pembangunan Allah, ada aspek kehormatan, juga ada aspek penolakan.
Di satu pihak, Kristus ditolak; di pihak lain, Dia dihormati. Dia ditolak oleh tukang-tukang
bangunan Yahudi, tetapi Dia dihormati oleh Allah. Bagaimana kita tahu bahwa Kristus
telah ditolak oleh para pemimpin Yahudi? Kita mengetahuinya dari fakta bahwa mereka
menyalibkan Kristus. Itulah penolakan mereka terhadap Kristus. Bagaimana kita tahu
bahwa Kristus dihormati oleh Allah? Kita mengetahuinya dari hal Allah
membangkitkan Dia dan meninggikan Dia. Karena itu, kebangkitan dan peninggian
Kristus adalah tanda yang kuat bahwa Allah telah memilih Dia dan bahwa Dia dihormati
oleh Allah.
Kristus bukan hanya batu yang
ditolak dan batu yang dihormati; Dia juga adalah batu sandungan dan batu yang
menjatuhkan (ay. 8). Karena ditolak, Kristus yang dapat dipercayai telah menjadi batu
sandungan, yang menyandung penganut agama Yahudi yang menolak-Nya (Mat. 21:44a).
Sebagai batu, Kristus berfungsi baik dalam hal yang positif maupun dalam hal yang
negatif. Bagi kita, Dia adalah batu penjuru secara positif, tetapi bagi
orang-orang Yahudi yang tidak percaya, Dia adalah batu sandungan dan batu
karang yang menjatuhkan.
Sekarang kita perlu menanyakan apakah firman yang bisa
menyandung orang. Tentunya bukan firman dengan susu yang murni yang disebutkan
dalam 2:2. Sebaliknya, firman yang dikutip oleh Petrus dalam 6-8, perkataan
mengenai batu yang terpilih, batu penjuru yang dihormati, yang diletakkan di
Sion. Ini juga mengacu kepada firman mengenai batu yang ditolak oleh tukang bangunan
yang menjadi batu penjuru (ayat 7). Selain itu, hal ini juga mencakup firman dalam
ayat 8 mengenai batu ini adalah batu sandungan dan batu karang yang
menjatuhkan. Ini adalah perkataan yang dengannya orang-orang tersandung.
Pernahkah Anda berpikir bahwa Kristus sengaja menjadi
batu karang yang menjatuhkan? Kita perlu berhati-hati mengenai hal ini dan
bertanya kepada diri sendiri apakah kita percaya kepada perkataan ini. Jika
kita tidak mempercayainya, kita akan tersandung pada perkataan ini. Kemudian
secara otomatis Tuhan akan menjadi batu sandungan bagi kita. Kita tersandung oleh
perkataan yang demikian sebab dalam opini kita, hal itu terlalu sempit dan
tegas.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 17
No comments:
Post a Comment