Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 3:1-3
Doa Baca: 1 Ptr. 3:1
Demikian juga kamu, hai
istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang
tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan
istrinya.
Sekarang mari kita melihat
3:1-7. Ayat 1 mengatakan, "Demikian
juga kamu, hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara
mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan
oleh kelakuan istrinya." Seperti hamba taat kepada tuannya, istri
seharusnya tunduk kepada suaminya. Hal ini bertentangan dengan gerakan emansipasi
wanita. Gerakan emansipasi itu berlawanan dengan Alkitab, karena gerakan itu menyalahi
ketetapan Allah dalam menciptakan laki-laki dan perempuan. Menurut pernyataan
Petrus (3:7), Allah menciptakan perempuan sebagai bejana yang lemah. Negara mana
yang menggunakan perempuan sebagai pasukan tempur utama dalam militer?
Perempuan lebih lemah secara jasmani dan jiwani. Karena itu, perempuan mudah
menangis, dan menangis adalah tanda kelemahan; selain itu pikiran dan emosi perempuan
mudah terpengaruh. Semua ini menyatakan bahwa perempuan adalah bejana yang
lemah.
Dalam ayat 1 Petrus berkata kepada para istri, jika
mereka tunduk kepada suaminya, para suami akan dimenangkan tanpa perkataan
melalui kelakuan istrinya. "Perkataan" di sini mengacu kepada firman Allah
(1 Ptr. 1:23, 25; Rm. 10:8; Ef. 1:13). Karena kelakuan istrinya, seorang suami
bisa didapatkan (dimenangkan) karena kelakukan istrinya yang menggugah orang. Saudari-saudari,
tidak ada seorang pun yang dapat menggugah suami kalian seperti kalian. Kalian perlu
memiliki cara hidup yang sedemikian rupa sehingga suami kalian tergugah
olehnya. Kalau suami Anda tidak taat kepada firman, sang suami akan didapatkan
oleh cara hidup Anda, bukan oleh khotbah.
Dalam ayat 2 Petrus melanjutkan, "Jika mereka
melihat bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka itu." Kata "murni" di sini juga berarti
polos, suci. Dalam bahasa aslinya seakar dengan kata "kudus" dalam ayat
5 dan 1:15. Cara hidup yang polos dan suci tentu adalah cara hidup yang kudus
(1:15), cara hidup yang unggul (2:12) dan cara hidup yang baik (3:16). Di sini
Petrus mengatakan bahwa suami-suami akan mengamati cara hidup yang murni dari
istri mereka.
Kata "saleh" secara harfiah
berarti "dalam rasa takut", menjelaskan kemurnian cara hidupnya. Rasa
takut dalam ayat ini mengacu kepada rasa takut yang kudus (lihat Flp. 2:12). Ini
adalah peringatan yang sehat, serius, agar kita berperilaku kudus. Rasa takut
ini beberapa kali disebutkan dalam surat ini, karena ajaran Petrus dalam surat ini
terutama mengenai pemerintahan Allah. Cara hidup saudari yang sudah menikah harus
memiliki rasa takut yang kudus dan saleh.
Ayat 3 mengatakan, "Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu
dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian
yang indah-indah." Rambut perempuan oleh Allah dimaksudkan sebagai
kemuliaan mereka dan tanda ketaatan mereka (1 Kor. 11:15; Kid. 4:1; 6:5; 7:5).
Tetapi rambut itu telah disalahgunakan oleh banyak orang, khususnya mereka yang
pada masa surat ini ditulis menempuh hidup dengan mewah dan cemar dalam Kekaisaran
Romawi, untuk mempercantik daging mereka yang penuh nafsu dengan menghiasinya
secara berlebihan, memakai emas dan barang-barang mahal lainnya. Istri-istri Kristen,
sebagai perempuan-perempuan yang kudus, harus mutlak terpisah dari praktek yang
disalahkan oleh Allah ini.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1
Petrus, Buku 1, Berita 22
No comments:
Post a Comment