Pembacaan Alkitab: Why. 1:11
Doa baca: Why. 1:11
Katanya, “Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam
sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna,
ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia.”
Gereja sebagai Tubuh Kristus (1 Kor.
12:12-13) bersifat universal (Ef. 1:22-23; 4:4-6). Kristus sebagai Kepala yang
unik mempunyai satu Tubuh yang unik yang tersusun dari semua orang beriman-Nya
yang sejati. Gereja universal sebagai Tubuh Kristus diekspresikan melalui
gereja-gereja lokal. Gereja-gereja lokal, sebagai ekspresi satu Tubuh Kristus
(Why. 1:12, 20), bersifat lokal (Kis. 8:1; 13:1; Rm. 16:1; 1 Kor. 1:2). Mula-mula
dalam Matius 16:18 diwahyukan bahwa gereja itu bersifat universal, selanjutnya
dalam Matius 18:17 diwahyukan bahwa gereja bersifat lokal. Dalam Kitab Kisah Para
Rasul, gereja dilaksanakan secara lokal, misalnya gereja di Yerusalem (8:1),
gereja di Antiokhia (13:1), gereja di Efesus (20:17), dan gereja-gereja di
propinsi Siria dan Kilikia (15:41). Selain beberapa pucuk yang ditulis untuk perorangan,
semua Surat Kiriman (rasul) ditulis untuk gereja-gereja lokal. Tidak ada surat
yang ditulis untuk gereja universal. Tanpa gereja lokal, tidak akan ada
pelaksanaan dan penyataan gereja universal. Gereja universal terwujud dalam
gereja-gereja lokal. Pengenalan terhadap gereja pada aspek universalnya harus
disempurnakan dengan pengenalan terhadap gereja pada aspek lokalnya.
Wahyu 1:11 tersusun sedemikian
rupa sehingga penting sekali. Kirimkanlah kepada ketujuh gereja (jemaat) itu
sama dengan kirimkanlah kepada ketujuh kota itu. Hal ini menampakkan dengan jelas
bahwa pelaksanaan hidup gereja sebermula adalah satu gereja satu kota, satu kota
hanya ada satu gereja. Tidak ada kota yang mempunyai gereja lebih dari satu.
Inilah gereja lokal dengan kota sebagai unitnya, bukan jalan atau wilayah.
Wilayah administrasi gereja lokal seharusnya meliputi seluruh kota tempat gereja
tersebut berada; tidak seharusnya lebih besar atau lebih kecil daripada batas kota
itu. Semua orang beriman di dalam batas tersebut, seharusnya terbentuk menjadi
satu gereja lokal yang unik dalam kota itu. Karena itu, satu gereja sama dengan
satu kota, dan satu kota sama dengan satu gereja. Inilah yang kita sebut gereja
lokal.
Gereja-gereja, yang dilambangkan dengan ketujuh kaki pelita emas dalam
sifat ilahi adalah kesaksian Yesus (1:2, 9), bersinar dalam malam yang gelap atas
lokal secara korporat. Gereja-gereja seharusnya bersifat ilahi, yaitu emas.
Mereka seharusnya adalah kaki (tumpuan), bahkan adalah kaki pelita, penopang
pelita yang berminyak (mengacu kepada Kristus Sang Roh pemberi-hayat), bersinar
dalam kegelapan secara individu dan korporat. Dari sudut lokalitas, mereka
adalah kaki-kaki pelita yang individu, namun pada saat yang sama, mereka adalah
sekelompok, sekumpulan kaki pelita dalam alam semesta. Mereka bukan hanya bercahaya
di masing-masing lokal, terlebih pula secara universal mengemban kesaksian yang
sama terhadap tiap-tiap lokal dan alam semesta. Sifat dan bentuk mereka sama;
menopang pelita yang sama, untuk tujuan yang sama, dan identik satu dengan yang
lain, tanpa perbedaan individual apa pun. Perbedaan ketujuh gereja lokal yang
tercantum dalam pasal 2 dan 3 terletak pada hal yang bersifat negatif, bukan yang
positif. Di aspek negatif, atas kegagalan mereka, mereka berbeda dan terpisah
satu sama lain; tetapi di aspek positif, atas sifat, bentuk, dan tujuan, mutlak
identik dan saling berkaitan. Wahyu gereja-gereja lokal adalah penyingkapan
terakhir dari Tuhan terhadap gereja, dan hal ini tercatat dalam kitab terakhir
dari firman ilahi. Karena itu, kalau kaum saleh ingin mengenal gereja dengan
sempurna, mereka harus mengikuti Tuhan, dari kitab Injil terus melewati Surat-surat
Kiriman, hingga mereka bisa melihat gereja-gereja lokal seperti yang
disingkapkan di sini. Gereja-gereja, bersama Kristus yang menjadi sentralitas unik
mereka, adalah fokus dalam administrasi ilahi, demi menggenapkan ketetapan
kehendak kekal Allah.
No comments:
Post a Comment