Pembacaan Alkitab: Why. 2:8-11
Doa baca: Why. 2:8
Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah
firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali.
"Smirna" dalam bahasa Yunaninya berarti "mur".
Mur adalah semacam rempah-rempah, yang dalam hal tanda menunjukkan penderitaan.
Dalam pelambangan, mur menunjukkan penderitaan Kristus yang manis. Sebab itu,
gereja di Smirna adalah gereja yang menderita, menunjukkan gereja yang dianiaya
oleh Kekaisaran Romawi dari akhir abad pertama hingga awal abad keempat. Gereja
yang teraniaya ini, menderita dalam kemanisan dan keharuman Kristus. Dengan
kata lain, gereja ini berada dalam kesusahan Kristus dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya. Gereja di Smirna menderita seperti yang diderita oleh Kristus,
dan sebagai penerus penderitaan Kristus. Dalam
gereja di Smirna kita melihat penerus penderitaan Yesus yang kolektif. Karena
gereja ini meneruskan penderitaan Yesus, maka ia sungguh-sungguh adalah
kesaksian Yesus.
Mari kita perhatikan yang berbicara
kepada gereja di Smirna. Tuhan memberi tahu kepada gereja yang menderita bahwa Ia adalah
Yang Awal dan Yang Akhir (ay. 8). Hal ini berarti, berapa pun beratnya
penderitaan yang dialami-Nya, penderitaan itu tidak dapat mengakhiri atau
mencelakai Dia. Dia adalah Yang Awal juga Yang Akhir. Ketika menderita, gereja
harus mengenal bahwa Tuhan adalah Yang Awal dan Yang Akhir, yang ada untuk
selama-lamanya dan yang tidak berubah selamanya. Bagaimanapun situasi
penganiayaan itu, Ia tetap sama; tidak ada sesuatu yang bisa berada di
depan-Nya, juga tidak ada sesuatu yang bisa berada di belakang-Nya. Segala
sesuatu berada di dalam batas pengendalian-Nya.
Dalam ayat 8, Tuhan juga memberi tahu bahwa Ia adalah "yang
telah mati dan hidup kembali". "Hidup
kembali" berarti "bangkit". Tuhan telah mengalami
penderitaan kematian, tetapi Dia hidup kembali. Dia pernah masuk ke dalam maut,
tetapi maut tidak bisa menahan-Nya (Kis. 2:24), karena Dia adalah kebangkitan
(Yoh. 11:25). Gereja yang menderita juga perlu mengenal bahwa Dia adalah yang
sedemikian, sehingga gereja bisa bertahan terhadap berbagai macam penderitaan.
Betapapun beratnya aniaya, gereja akan tetap hidup, karena hayat kebangkitan
Kristus yang ada di dalamnya tahan terhadap maut. Yang terberat yang dapat
dilakukan penderitaan atau penganiayaan hanya membunuh kita. Tetapi setelah
kematian karena aniaya, ada kebangkitan. Seolah-olah Tuhan berkata kepada
gereja yang menderita, "Kamu harus tahu, Aku adalah yang dianiaya sampai
mati. Tetapi kematian bukanlah yang terakhir, kematian adalah pintu gerbang
untuk masuk ke dalam kebangkitan. Ketika Aku masuk ke dalam kematian, aku ada
di ambang pintu kebangkitan. Jangan takut terhadap aniaya, atau ngeri terhadap
bahaya dibunuh. Sambutlah kematian dan bergembiralah, karena begitu kamu masuk
ke dalam kematian, kamu akan memasuki gerbang kebangkitan. Ingatlah, Akulah
yang telah mati dan hidup kembali." Apa pun yang kita perlukan, Tuhan
mencukupinya. Dia sungguh-sungguh mampu mencukupi keperluan kita. Terhadap
gereja yang menderita, Tuhan bukan hanya Yang Awal dan permulaan, Tuhan juga
Yang Akhir dan penghabisan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 1, Berita 11
No comments:
Post a Comment