Hitstat

27 March 2017

Wahyu - Minggu 8 Senin



Pembacaan Alkitab: Why. 3:1-6
Doa baca: Why. 3:1
Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!


"Sardis" dalam bahasa Yunani berarti "yang tersisa", "orang-orang yang tersisa", atau "pemugaran/pemulihan". Sebagai tanda, gereja di Sardis melambangkan gereja Protestan yang dimulai dari Reformasi hingga kedatangan Kristus kembali. Reformasi adalah reaksi Allah terhadap gereja di Tiatira yang jatuh. Reformasi ini dilakukan oleh kaum beriman minoritas, orang-orang yang tersisa. Jadi, Reformasi adalah pemulihan yang didatangkan oleh orang-orang yang tersisa.

Ketujuh Roh Allah membuat gereja hidup lebih kuat, dan ketujuh bintang membuat gereja lebih terang. Terhadap gereja di Sardis, Kristus adalah yang mempunyai ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang. Gereja yang mati dan direformasi memerlukan Roh Allah yang diperkuat tujuh kali, serta pemimpin yang bercahaya terang. Banyak orang mengira bahwa gereja yang telah direformasi ini hidup, tetapi Tuhan berkata bahwa dia itu mati (ay. 1). Sebab itu, dalam keadaaannya yang mati, dia memerlukan Roh yang hidup dan bintang yang bercahaya terang.

“Apa yang masih tinggal" (ay. 2) adalah hal-hal yang pernah hilang, kemudian dipulihkan oleh pergerakan Reformasi, misalnya dibenarkan oleh iman, Alkitab yang terbuka, dan sebagainya. Meskipun hal-hal itu telah dipulihkan, tetapi keadaannya sudah hampir mati. Karena itu, perlu dibangkitkan. Inilah keadaan sesungguhnya dari gereja Protestan. Tuhan juga berkata, "Tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku." Perkara yang dirintis oleh pergerakan Reformasi tidak ada satu pun "yang sempurna". Sebab itu, gereja di Filadelfia perlu menyempurnakannya. Dalam pandangan Allah, dalam gereja-gereja Reformasi tidak ada satu pun pekerjaan yang sempurna. Perkara-perkara yang dipulihkan pada zaman Luther adalah perkara-perkara yang telah mati dan hampir mati. Inilah sebabnya begitu banyak gereja Protestan sering mengadakan kebangunan rohani.

Butir penting pada gereja yang kelima ini adalah: mati dan hampir mati. Dikatakan hidup, padahal mati. Banyak di antara kita bisa bersaksi, sewaktu kita diselamatkan, kita cukup hidup. Tetapi setelah masuk ke dalam suatu denominasi, kita seolah ditaruh di tempat pendingin, dan beberapa bulan kemudian, kita menjadi dingin dan akhirnya mati. Gereja yang direformasi ini membuat orang menjadi mati.

Dalam ayat 3 Tuhan juga berkata, "Karena itu, ingatlah apa yang engkau telah terima dan dengar; turutilah itu dan bertobatlah!" Baik dalam ayat ini maupun dalam ayat 2, Tuhan minta kepada gereja di Sardis agar bangun, memelihara segala perkara yang masih ada dan yang hampir mati, melakukan apa yang telah diterima dan didengar, serta bertobat.

Dalam ayat 3 Tuhan juga berkata, "Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu kapan saatnya Aku tiba-tiba datang kepadamu." Pencuri datang untuk mencuri benda-benda yang berharga, pada waktu yang tidak diduga. Karena gereja di Sardis yang direformasi itu mati, mereka tidak akan tahu kedatangan Tuhan seperti pencuri dalam penyataan-Nya yang rahasia kepada orang-orang yang mencari-Nya. Karena itu, perlu berjaga-jaga.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 1, Berita 14

No comments: