Pembacaan Alkitab: Why. 2:12-17
Doa baca: Why. 2:12
Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah
firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua.
Dalam berita ini kita sampai pada gereja yang ketiga, gereja di
Pergamus (Why. 2:12-17). Dalam bahasa Yunani, "pergamus" berarti
"kawin", mengandung makna "berpadu", serta "menara
tinggi yang kokoh". Menurut tanda, gereja di Pergamus melambangkan gereja
yang kawin dengan dunia dan menjadi menara tinggi yang kokoh, sama dengan pohon
besar yang dinubuatkan oleh Tuhan dalam perumpamaan biji sesawi (Mat.
13:31-32). Ketika dalam tiga abad pertama Iblis tidak berdaya melenyapkan
gereja melalui penindasan Kekaisaran Romawi, maka dia mengubah strategi, pada
awal abad ke-4 melalui Konstantin menerima agama Kristen sebagai agama
negaranya untuk merusak gereja. Melalui pencanangan dan pengaruh politik
Konstantin, banyak orang yang tidak beriman telah dibaptis atau dipercik masuk
"gereja", sehingga "gereja" membesar dengan abnormal. Bagi
Kristus, gereja seperti mempelai perempuan yang suci; perkawinannya dengan
dunia, dalam pandangan Allah adalah perzinaan rohani.
Ayat 12 mengatakan, "Inilah firman Dia, yang memakai
pedang yang tajam dan bermata dua." Dalam surat ini, Tuhan sebagai Roh yang berbicara, menyatakan diri-Nya
adalah Dia yang berpedang tajam dan bermata dua. Gereja yang duniawi ini patut
menerima penghakiman firman Tuhan yang tajam.
Dalam ayat 13 Tuhan berkata kepada
gereja di Pergamus, "Aku
tahu di mana engkau tinggal, yaitu di tempat takhta Iblis."
Tempat kediaman Iblis adalah dunia. Karena telah berpadu dengan dunia, dan
telah menjadi duniawi, maka gereja ini pun tinggal di dunia, di tempat kediaman
Iblis.
Gereja di Pergamus juga tinggal di tempat takhta Iblis. Hal ini
juga mengacu kepada dunia. Dunia bukan saja tempat kediaman Iblis, bahkan
merupakan wilayah kekuasaannya. Sekarang gereja tidak saja bersatu dengan
dunia, bahkan bersatu dengan Iblis. Sungguh menakutkan! Kekristenan yang
duniawi hari ini tetap bersatu dengan dunia dan masih terus diresapi dengan
pikiran, konsepsi, teori, bahkan praktek Iblis. Kita harus nampak betapa
seriusnya perkara ini.
Ketiga surat yang pertama memperlihatkan kepada kita tiga gereja
-- gereja yang patut didambakan, gereja yang teraniaya, dan gereja yang
duniawi. Kita tentu ingin menjadi gereja yang patut didambakan dan menjadi
gereja yang teraniaya, dan tidak mau menjadi gereja yang duniawi. Kita harus
menolak segala barang yang duniawi. Hati-hatilah! Setelah musuh menganiaya
Anda, strateginya mungkin berubah, yaitu menyambut Anda. Jangan menganggap
penyambutan itu satu perkara yang baik. Sebaliknya, kita harus takut disambut
sebagaimana takut disengat kalajengking. Bagi kita, menderita penganiayaan,
tentangan, dan serangan itu sangat baik. Namun, kapan kala orang-orang begitu
hangat menyambut kita, itulah saat yang berbahaya. Surat kepada gereja di
Pergamus mengajar kita untuk tidak bersatu dengan dunia dengan cara dan aspek
apa pun. Kita harus tidak ada hubungan sama sekali dengan dunia.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 1, Berita 12
No comments:
Post a Comment