Pembacaan Alkitab: Why. 1:14
Doa baca: Why. 1:14
Kepala dan rambut-Nya putih seperti bulu domba, seputih salju dan mata-Nya bagaikan nyala
api.
Rambut putih dalam ayat 14 menandakan
lanjut umurnya (Ayb. 15:10). Lukisan rambut putih di sini menunjukkan
kepurbaan-Nya. Sekalipun Kristus itu purba, namun Ia tidak tua. Dalam pasal ini
kita nampak bahwa kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu domba dan seperti
salju. Bulu domba yang putih dihasilkan dari hayat, dan salju yang putih
turunnya dari langit. Bulu domba itu tidak dibuat menjadi putih; melainkan
asalnya memang putih, warna putihnya berasal dari alam. Bulu domba yang putih
merupakan warna sifat Kristus. Kepurbaan-Nya adalah sifat-Nya. Salju itu putih
karena salju berasal dari langit dan tidak mengandung kecemaran atau noda yang
berasal dari bumi. Karena itu, putih seperti bulu domba pada ayat ini dan
Daniel 7:9 melambangkan bahwa kepurbaan Kristus berasal dari sifat-Nya, bukan
karena Ia menjadi tua; sedangkan putih seperti salju melambangkan bahwa kepurbaan-Nya
bersifat surgawi, bukan bumiah.
Dalam ayat 14 kita nampak "Mata-Nya
bagaikan nyala api". Dalam
Kidung Agung 5:12, mata Kristus bagaikan merpati, untuk memperlihatkan
kasih-Nya. Di sini, "mata-Nya" bagaikan nyala api, untuk menyelidiki dan
memeriksa, agar Ia dapat melaksanakan penghakiman-Nya melalui penyorotan. Dalam
kitab ini, mata-Nya bukan dua, melainkan tujuh (5:6). Tujuh adalah angka yang
lengkap dalam pergerakan Allah. Karena itu, dalam kitab ini mata-Nya adalah untuk
pekerjaan Allah. Ketujuh mata-Nya ialah ketujuh pelita (lihat Dan. 10:6), yang
menyala-nyala di depan takhta, dan ketujuh pelita ini adalah ketujuh Roh Allah
(4:5). Api yang menyala-nyala sama dengan nyala api, adalah untuk menyelidiki
dan memeriksa. Ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi (5:6), juga untuk
pergerakan Allah di bumi. Karena itu, dalam kitab ini, mata Kristus adalah ketujuh
Roh Allah, untuk pergerakan dan pekerjaan Allah di bumi pada hari ini.
Kitab Wahyu adalah
sebuah kitab yang mengandung sifat penghakiman. "Api" adalah untuk
penghakiman ilahi (1 Kor. 3:13; Ibr. 6:8; 10:27). "Allah kita adalah api yang
menghanguskan" (Ibr. 12:29); takhta-Nya adalah nyala api, rodanya adalah api
yang berkobar-kobar; dari hadapan-Nya ada api seperti sungai yang timbul dan
mengalir (Dan. 7:9-10). Semuanya ini untuk menghakimi. Mata Tuhan yang seperti
nyala api terutama untuk penghakiman (2:18-23; 19:11-12). Ketika Dia datang
untuk mengambil alih bumi dengan melaksanakan penghakiman terhadap bumi, kedua kaki-Nya
bagaikan tiang api (10:1).
Ayat 15 mengatakan, "Kaki-Nya mengkilap bagaikan
tembaga membara di dalam perapian." Kaki melambangkan perilaku. Dalam
perlambangan, tembaga melambangkan penghakiman ilahi (Kel. 27:1-6). Ketika Kristus
berada di bumi, pergerakan-Nya di bumi dan kehidupan-Nya sehari-hari telah
melewati pencobaan dan pengujian. Karena perilaku-Nya telah melewati pengujian,
maka bisa berkilauan. Kini kaki Kristus seperti kilau tembaga yang digilap,
seperti yang juga disebutkan dalam Yehezkiel 1:7 dan Daniel 10:6, menandakan
perilaku-Nya sempurna, bahkan berkilauan, sehingga Ia layak melaksanakan
penghakiman ilahi. "Membara di dalam perapian" berarti
menerima pengujian melalui pembakaran. Perilaku Kristus telah teruji oleh
penderitaan-Nya, bahkan oleh kematian-Nya di atas salib. Karena itu,
perilaku-Nya berkilauan, seperti kilau tembaga yang mengkilap, membuatnya layak
menghakimi orang yang lalim. Seperti yang telah kita tunjukkan, ketika Dia
datang untuk mendapatkan bumi ini melalui penghakiman, kedua kaki-Nya bagaikan
tiang api (10:1).
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu,
Buku 1, Berita 9
No comments:
Post a Comment