Pembacaan Alkitab: Why. 11:4
Doa baca: Why. 11:4
Merekalah kedua pohon zaitun dan kedua kaki pelita
yang berdiri di hadapan Tuhan semesta alam.
Kaki pelita dalam Kitab Wahyu merupakan lambang
dari gereja-gereja lokal. Setiap gereja lokal merupakan kaki pelita yang
memancarkan kesaksian Yesus dengan Roh Allah yang diperkuat tujuh kali sebagai
pelita-pelita di lokalnya masing-masing.
Kaki pelita itu terbuat dari emas. Emas menunjukkan
sifat ilahi Allah. Kaki pelita yang terbuat dari emas melambangkan
gereja-gereja tersusun dari sifat ilahi Allah. Kita memiliki hayat dan sifat
Bapa (2 Ptr. 1:4), yaitu memiliki sifat ilahi Bapa yang dilambangkan dengan emas.
Betapa menakjubkan karena kita memiliki hakiki ilahi ini.
Kaki pelita bukanlah untuk kaki pelita
itu sendiri, melainkan untuk pelita-pelita. Jika kaki pelita tidak memiliki
pelita (lampu), ia tidak berguna. Karena itu, kita harus menunjukkan apakah pelita
itu. Kita melihat pelita-pelita dalam pasal 4: pelita adalah ketujuh Roh Allah yang
menyala-nyala di hadapan takhta (4:5). Jadi, ketujuh Roh Allah adalah ketujuh
pelita yang menyala. Sebagian orang berkata bahwa pelita itu adalah Kristus dan
gereja adalah kakinya yang menyangga Kristus sebagai pelita. Itu memang baik,
tetapi Kitab Wahyu tidak mengatakan kalau pelita pertama-tama adalah Kristus.
Sudah tentu, ketika kita sampai ke pasal 21, kita nampak bahwa Kristus adalah
pelita (lampu) di dalam Yerusalem Baru. Namun, Kitab Wahyu tidak mengatakan
kalau Kristus adalah ketujuh pelita hari ini; melainkan, ketujuh Roh Allah itulah
ketujuh pelita.
Ketujuh Roh itu merupakan ekspresi
Kristus. Hal ini dengan jelas dinyatakan oleh kaki pelita dalam Keluaran 25.
Kaki pelita ini, yang merupakan sepotong emas seberat satu talenta, terekspresi
melalui ketujuh pelita. Emas murni ini melambangkan Allah Bapa sebagai hakiki
kita. Tetapi jika kita hanya memiliki Allah Bapa, kita masih belum memiliki
bentuk; kita memiliki emas, tetapi tidak memiliki kaki. Hanya memiliki Bapa
tanpa memiliki Putra berarti memiliki hakiki tanpa perwujudan. Hanya ketika
emas itu ditempa menjadi suatu bentuk kaki atau penyangga, barulah kita
memiliki perwujudan. Kaki pelita adalah perwujudan hakiki emas, tetapi jika tanpa
pelita, perwujudan ini tidak memiliki ekspresinya. Karena itu, hakikinya adalah
Bapa, perwujudannya adalah Putra, dan ekspresinya adalah Roh itu yang
mengekspresikan Allah Bapa dalam Putra. Karena semua adanya Allah Bapa yang ada
dalam Putra diekspresikan melalui ketujuh pelita, maka Alkitab kemudian memberi
tahu kita bahwa ketujuh pelita adalah ketujuh Roh. Jadi, Roh itu merupakan
ekspresi Allah Tritunggal. Terakhir, dalam Kitab Wahyu kita nampak bahwa
ekspresi ini adalah ekspresi Kristus, karena ketujuh Roh pertama-tama adalah ketujuh
mata Allah dalam Zakharia 4:10, dan kemudian menjadi tujuh mata Anak Domba dalam
Wahyu 5:6. Ketujuh mata Anak Domba adalah ekspresi Kristus. Hari ini, Roh
Kudus, yang adalah Roh pemberi-hayat dan juga ketujuh Roh, adalah ekspresi
Kristus. Di manakah ekspresi ini sekarang? Ada di dalam gereja, karena ketujuh
Roh itu adalah ketujuh pelita yang disangga oleh gereja-gereja sebagai kaki
pelita.
Gereja adalah perwujudan Kristus dan
adalah reproduksi Roh itu. Roh itu adalah realitas Kristus (Yoh. 14:17-20; 16:13-15),
dan gereja adalah reproduksi dari Roh itu (Why. 22:17a). Gereja dengan Roh itu
adalah perwujudan Kristus, kesaksian Yesus (Why. 1:2, 9; 19:10). Karena itu,
semakin berkembang Roh itu, gereja akan semakin berkembang, demikian juga
kesaksian Yesus.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu,
Buku 1, Berita 8
No comments:
Post a Comment