Pembacaan Alkitab: Why. 2:18-29
Doa baca: Why. 2:18
Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah
firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan
tembaga.
Dalam berita ini kita akan melihat gereja keempat, gereja di
Tiatira (2:18-29), (mengacu kepada aliran kekristenan tertentu). Dalam bahasa
Yunaninya, Tiatira berarti "kurban wangi-wangian", atau "kurban
yang tidak putus-putusnya". Sebagai tanda, gereja di Tiatira melambangkan
gereja yang sepenuhnya terbentuk sebagai gereja dengan sistem kepausan
universal pada akhir abad keenam. Gereja ini penuh dengan kurban, seperti yang
ditunjukkan dengan misa-misanya yang tiada henti. Gereja di Tiatira dengan sekuatnya menekankan bahwa Kristus
adalah anak Maria. Karena itu, dalam ayat 18 Tuhan dengan serius menyebut
diri-Nya Anak Allah, untuk menentang penekanan tersebut.
Dalam menanggulangi gereja di Tiatira.
Dia menyebut diri-Nya sebagai yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan
tembaga yang mengkilap. Mata Tuhan menyelidik bagian batin dan hati, dan
kaki-Nya menghakimi dan membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya
(2:23).
Salah satu butir penting dalam surat kepada gereja di Tiatira
menyinggung wanita Izebel (ay. 20). Izebel,
istri kafir Ahab, adalah lambang dari gereja yang murtad ini. Gereja ini penuh
dengan persundalan dan penyembahan berhala yang bersifat rohani dan jasmani. Di
sini Tuhan menunjukkan, gereja ini menunjuk dirinya sendiri sebagai nabiah.
Nabi adalah orang yang berbicara untuk Allah dengan kuasa Allah. Di sini Tuhan
memakai Izebel sebagai lambang, menyatakan bahwa gereja di Tiatira mengangkat
dirinya sendiri sebagai nabiah, yang berpura-pura menerima kuasa dari Allah
untuk berbicara bagi Allah. Nabiah ini menuntut orang mendengarkan dia, bukan
mendengarkan Allah.
Guru-guru Alkitab yang ortodoks sependapat bahwa Izebel dalam
Wahyu 2 tidak lain adalah perempuan yang dinubuatkan Tuhan dalam Matius 13:33.
Kedua wanita ini sebenarnya adalah satu. Pelacur besar dalam Wahyu 17 juga
mengacu kepada perempuan yang sama ini. Jadi, perempuan dalam Matius 13 adalah
Izebel dalam Wahyu 2, dan Izebel menjadi pelacur besar yang disebut Babel besar
dalam Wahyu 17. Kalau dia bukan pelacur, lalu apa? Izebel dalam Perjanjian Lama
adalah lambang dari "wanita Izebel" dalam Wahyu 2. Ketika Tuhan
berbicara kepada gereja di Tiatira, Ia berfirman bahwa ada Izebel hari ini.
Menurut sejarah, Izebel hari ini pastilah gereja yang telah murtad itu (mengacu
kepada aliran kekristenan tertentu). Dengan memakai nama Izebel, Tuhan
mengingatkan kita akan perbuatan Izebel, istri Ahab: ia berlatar belakang
kafir, dan memasukkan hal-hal kafir ke dalam penyembahan Allah oleh umat-Nya.
Inilah butir paling penting dan paling pokok dalam surat kepada Tiatira.
Prinsip perbuatan gereja yang murtad ini adalah mencampurkan hal-hal kafir
dengan penyembahan terhadap Allah. Ia membantu umat Allah menyembah Allah,
tetapi ia tidak melakukannya menurut cara Allah, melainkan dengan caranya
sendiri yang kafir. Sejak munculnya, gereja ini telah dan selalu menyerap
hal-hal milik kafir. Ke mana pun ia pergi, ia menyerap hal-hal yang berhubungan
dengan penyembahan berhala.
Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 1, Berita 13
No comments:
Post a Comment