Hitstat

09 July 2014

Kolose - Minggu 15 Rabu



Pembacaan Alkitab: Kol. 3:15-17


Dalam ayat 16 Paulus melanjutkan, “Hendaklah perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di dalam kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dalam mazmur, puji-pujian, dan nyanyian rohani, menyanyi dengan anugerah dalam hatimu kepada Allah” (Tl. ). Perkataan Kristus adalah perkataan yang diucapkan oleh Kristus. Di dalam ekonomi Perjanjian Baru-Nya, Allah berbicara di dalam Putra, dan Putra bukan hanya berbicara di dalam kitab-kitab Injil, tetapi juga melalui anggota-anggota-Nya, para rasul dan nabi, di dalam Kitab Kisah Para Rasul, di dalam Surat-surat Kiriman, dan di dalam Kitab Wahyu. Semua tuturan itu dapat dianggap sebagai perkataan-Nya.

Dalam bagian ini, kepenuhan hayat rohani yang meluap keluar dalam pujian dan nyanyian berkaitan dengan firman, sedangkan dalam bagian yang serupa, yakni Efesus 5:18-20, kepenuhan hayat rohani berkaitan dengan Roh itu. Ini menunjukkan bahwa perkataan atau firman adalah Roh itu (Yoh. 6:63b). Kehidupan orang Kristen yang normal seharusnya merupakan suatu kehidupan yang dipenuhi dengan firman sehingga Roh dapat meluap keluar dengan pujian dan kidung yang menggema dari dalam kaum beriman.

Kita telah menunjukkan bahwa dalam Kitab Efesus penekanannya ialah pada Roh itu, sedang dalam Kitab Kolose penekanannya adalah pada firman. Kitab Efesus memperhatikan kehidupan kita, tetapi Kitab Kolose memperhatikan wahyu Kristus. Dalam Kitab Kolose, Paulus memperhatikan wahyu Kristus hingga kepada pengetahuan yang penuh. Untuk ini kita perlu perkataan Kristus.

Perkataan Kristus mencakup seluruh Perjanjian Baru. Kita perlu dipenuhi dengan perkataan ini. Ini berarti kita harus membiarkan perkataan Kristus tinggal di dalam kita, mendiami kita, atau berumah dalam kita. Kata Yunani yang diterjemahkan “tinggal” berarti berada di dalam rumah, bersemayam, atau berhuni. Perkataan Tuhan haruslah mempunyai tempat yang cukup lapang di dalam kita agar dapat beroperasi dan menyuplaikan kekayaan Kristus ke dalam manusia batiniah kita. Tidak hanya demikian, perkataan Kristus juga harus tinggal dalam kita dengan limpahnya. Kekayaan Kristus (Ef. 3:8) ada di dalam firman-Nya. Bila perkataan yang demikian kaya ini berhuni dalam kita, pasti ia akan mendiami kita dengan kaya.

Perkataan Kristus harus memiliki keleluasaan di batin kita. Kita tidak boleh hanya menerimanya dan kemudian membatasinya di satu daerah yang kecil dalam diri kita. Sebaliknya, kita harus memberinya keleluasaan untuk beroperasi di batin kita. Dengan cara inilah perkataan itu akan mendiami kita dan berhuni di dalam kita.

Kita tidak dapat memisahkan perkataan Kristus dari keputusan-Nya sebagai juri. Juri menyelesaikan pertikaian dengan mengucapkan perkataan. Kita perlu membawa kasus kita kepada sang juri dan mendengar perkataannya. Ini berarti kita perlu membiarkan damai sejahtera Kristus menjadi juri dalam hati kita dan membiarkan perkataan Kristus tinggal di dalam kita. Kemudian kita akan dipenuhi dengan nyanyian dan ucapan syukur.

Menurut ayat 16, ketika perkataan Kristus tinggal dalam kita dengan limpahnya, kita akan mengajar dan menegur seorang akan yang lain dengan mazmur, puji-pujian, dan nyanyian rohani, menyanyi dengan anugerah dalam hati kita kepada Allah. Mengajar, menegur, dan bernyanyi semua berkaitan dengan kata kerja “tinggal”. Ini menunjukkan bahwa firman Tuhan bisa tinggal dengan limpah di dalam kita dengan mengajar, menegur, dan menyanyi. Kita seharusnya mengajar dan menegur bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan mazmur, puji-pujian, dan nyanyian rohani.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 29

No comments: