Pembacaan
Alkitab: Kol. 3:15-17
Dalam ayat 16 Paulus melanjutkan, “Hendaklah
perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di dalam kamu, sehingga kamu dengan
segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dalam mazmur,
puji-pujian, dan nyanyian rohani, menyanyi dengan anugerah dalam hatimu kepada
Allah” (Tl. ). Perkataan Kristus adalah perkataan yang diucapkan oleh
Kristus. Di dalam ekonomi Perjanjian Baru-Nya, Allah berbicara di dalam Putra,
dan Putra bukan hanya berbicara di dalam kitab-kitab Injil, tetapi juga melalui
anggota-anggota-Nya, para rasul dan nabi, di dalam Kitab Kisah Para Rasul, di
dalam Surat-surat Kiriman, dan di dalam Kitab Wahyu. Semua tuturan itu dapat
dianggap sebagai perkataan-Nya.
Dalam bagian ini, kepenuhan hayat rohani
yang meluap keluar dalam pujian dan nyanyian berkaitan dengan firman, sedangkan
dalam bagian yang serupa, yakni Efesus 5:18-20, kepenuhan hayat rohani
berkaitan dengan Roh itu. Ini menunjukkan bahwa perkataan atau firman adalah
Roh itu (Yoh. 6:63b). Kehidupan orang Kristen yang normal seharusnya merupakan
suatu kehidupan yang dipenuhi dengan firman sehingga Roh dapat meluap keluar
dengan pujian dan kidung yang menggema dari dalam kaum beriman.
Kita telah menunjukkan bahwa dalam Kitab
Efesus penekanannya ialah pada Roh itu, sedang dalam Kitab Kolose penekanannya
adalah pada firman. Kitab Efesus memperhatikan kehidupan kita, tetapi Kitab
Kolose memperhatikan wahyu Kristus. Dalam Kitab Kolose, Paulus memperhatikan wahyu
Kristus hingga kepada pengetahuan yang penuh. Untuk ini kita perlu perkataan
Kristus.
Perkataan Kristus mencakup seluruh
Perjanjian Baru. Kita perlu dipenuhi dengan perkataan ini. Ini berarti kita harus
membiarkan perkataan Kristus tinggal di dalam kita, mendiami kita, atau berumah
dalam kita. Kata Yunani yang diterjemahkan “tinggal” berarti berada di dalam rumah,
bersemayam, atau berhuni. Perkataan Tuhan haruslah mempunyai tempat yang cukup
lapang di dalam kita agar dapat beroperasi dan menyuplaikan kekayaan Kristus ke
dalam manusia batiniah kita. Tidak hanya demikian, perkataan Kristus juga harus
tinggal dalam kita dengan limpahnya. Kekayaan Kristus (Ef. 3:8) ada di dalam firman-Nya.
Bila perkataan yang demikian kaya ini berhuni dalam kita, pasti ia akan
mendiami kita dengan kaya.
Perkataan Kristus harus memiliki
keleluasaan di batin kita. Kita tidak boleh hanya menerimanya dan kemudian
membatasinya di satu daerah yang kecil dalam diri kita. Sebaliknya, kita harus
memberinya keleluasaan untuk beroperasi di batin kita. Dengan cara inilah
perkataan itu akan mendiami kita dan berhuni di dalam kita.
Kita tidak dapat memisahkan perkataan
Kristus dari keputusan-Nya sebagai juri. Juri menyelesaikan pertikaian dengan mengucapkan
perkataan. Kita perlu membawa kasus kita kepada sang juri dan mendengar
perkataannya. Ini berarti kita perlu membiarkan damai sejahtera Kristus menjadi
juri dalam hati kita dan membiarkan perkataan Kristus tinggal di dalam kita. Kemudian
kita akan dipenuhi dengan nyanyian dan ucapan syukur.
Menurut ayat 16, ketika perkataan Kristus
tinggal dalam kita dengan limpahnya, kita akan mengajar dan menegur seorang
akan yang lain dengan mazmur, puji-pujian, dan nyanyian rohani, menyanyi dengan
anugerah dalam hati kita kepada Allah. Mengajar, menegur, dan bernyanyi semua
berkaitan dengan kata kerja “tinggal”. Ini menunjukkan bahwa firman Tuhan bisa
tinggal dengan limpah di dalam kita dengan mengajar, menegur, dan menyanyi. Kita
seharusnya mengajar dan menegur bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga
dengan mazmur, puji-pujian, dan nyanyian rohani.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 29
No comments:
Post a Comment