Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:2, 6, 16-17
Keinginan Paulus terhadap orang-orang
Kolose ialah agar mereka tidak mengajar orang lain menurut tradisi manusia, melainkan
menurut Kristus semata. Penting sekali bagi kita untuk belajar menilai segala
sesuatu dan mengevaluasinya menurut Kristus, bukan menurut mentalitas kebudayaan.
Sebagai contoh, pandangan kita dalam hal pernikahan harus menurut Kristus,
bukan menurut kebudayaan kita. Saya sangat mengapresiasi ungkapan “menurut Kristus”
ini. Kita tidak seharusnya mengizinkan apa pun menjadi pengganti Kristus. Kristus
dan hanya Kristus adalah standar dan dasar ukuran. Ini berarti kita tidak boleh
menilai apa pun menurut kebudayaan, menurut tradisi, atau unsur-unsur dunia. Dalam
gereja, Kristus adalah satusatunya patokan, standar, dan dasar. Inilah prinsip
dasar dalam pelaksanaan hidup gereja.
Setelah Paulus dalam pasal 1 menunjukkan
bahwa Kristus adalah yang sulung dari segala yang diciptakan, segala sesuatu
diciptakan di dalam Dia, oleh Dia, dan untuk Dia, dan segala sesuatu hidup di
dalam Dia, dia mengatakan kepada kita bahwa Kristus yang almuhit ini adalah rahasia
ekonomi Allah. Allah ingin menggarapkan Kristus ke dalam diri kita. Kristus di
dalam kita adalah pengharapan akan kemuliaan. Kini kita perlu bertumbuh di
dalam Dia untuk mencapai kematangan dan menjadi dewasa. Jadi, ekonomi Allah
berfokus pada Kristus.
Dalam Kolose 2:2 Paulus berkata selanjutnya
bahwa Kristus adalah rahasia Allah. Segala adanya Allah dan segala milik Allah
terwujud di dalam Kristus. Sebagai rahasia Allah, Kristus adalah wujud,
definisi, dan penjelasan Allah. Segala yang ingin Allah lakukan berkaitan
dengan Kristus.
Tidak hanya demikian, Dia yang adalah
rahasia dan wujud Allah ini juga adalah realitas segala hal yang positif. Menyinggung
hal-hal yang terdaftar dalam Kolose 2:16, Paulus berkata dalam ayat 17 bahwa
semuanya itu “hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedangkan
wujudnya ialah Kristus. ” Makan, minum, hari raya, bulan baru, hari Sabat,
semua adalah bayangan, sedangkan wujudnya, realitasnya, dan substansinya adalah
Kristus. Kristus adalah makanan dan minuman yang sejati. Dia juga adalah hari
raya, bulan baru, dan hari Sabat yang sejati. Sebagai perwujudan Allah, Kristus
adalah realitas setiap hal yang positif. Karena itu, tidak ada tempat bagi
agama Yahudi atau filsafat Yunani, hanya ada kedudukan bagi Kristus yang
almuhit. Meskipun Paulus dahulu sangat bergairah dalam agama Yahudi, tetapi
ketika ia menerima wahyu tentang Kristus, ia menyadari bahwa filsafat Yunani
maupun tradisi Yahudi tidak terbilang apa. Dalam ekonomi Allah hanya Kristus
saja yang terhitung.
Dalam Kolose 2:3 Paulus menunjukkan kepada
kita bahwa di dalam Kristus tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Kemudian
dia memperingatkan kita agar jangan ada orang yang memperdayakan kita dengan
katakata yang indah, sehingga kita meninggalkan Kristus. Kita tidak boleh
membiarkan agama atau filsafat memperdayakan kita dan menyimpangkan kita dari
Kristus. Kita tidak boleh beralih dari Kristus kepada kebudayaan macam apa pun.
Kristus, rahasia Allah, dan substansi atau wujud setiap hal positif adalah
segala sesuatu bagi kita: makanan, pakaian, tempat tinggal, transportasi. Ketika
kita memandang semua hal yang positif dalam alam semesta, kita harus menilai mereka
menurut Kristus. Alangkah besarnya wahyu ini! Kristus yang kita terima bukanlah
Kristus yang sempit. Sebaliknya, Dia tidak terbatas, dan almuhit. Dia bukan
hanya Penebus, Juruselamat, dan hayat kita, Dia bahkan segala sesuatu bagi kita.
Betapa lengkap dan kaya Kristus yang kita terima!
Setelah menerima Kristus yang sedemikian,
kita sekarang harus berperilaku di dalam Dia. Banyak orang Kristen mengira
Kristus yang telah mereka terima hanyalah Penebus, Juruselamat, dan hayat
mereka. Mereka mengapresiasi Dia sebagai Penebus yang mengalirkan darah-Nya untuk
mereka, dan sebagai Juruselamat yang menyelamatkan mereka dari dosa. Tetapi
mereka belum menyadari bahwa Kristus yang mereka terima adalah perwujudan Allah
dan realitas segala hal positif. Kita perlu berperilaku di dalam Kristus
almuhit yang sedemikian. Ketika Anda makan, berperilakulah di dalam-Nya. Ketika
Anda mengenakan pakaian, berperilakulah di dalam-Nya. Berperilakulah di
dalam-Nya ketika Anda bercakap-cakap dengan suami atau istri Anda.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 35
No comments:
Post a Comment