Pembacaan
Alkitab: Yoh. 14:10
Dalam Kolose 3:10-11 kita nampak bahwa
dalam manusia baru, Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Kristus
adalah semua anggota dan di dalam semua anggota. Dalam manusia baru tidak ada
tempat bagi manusia alamiah yang mana pun. Sebaliknya, Kristus adalah setiap orang
dan di dalam setiap orang. Mengatakan bahwa Kristus adalah semua dan di dalam
segala sesuatu dalam manusia baru menunjukkan bahwa kita bersatu dengan Kristus
dan Kristus bersatu dengan kita. Bahkan kita boleh mengatakan Kristus adalah
kita dan kita adalah Dia. Ini menunjukkan kesatuan kita dengan Kristus. Sebab
itu, kehidupan kaum saleh harus merupakan kehidupan yang berada dalam kesatuan
dengan Kristus, kehidupan yang menjadi satu dengan Dia. Jika kita hidup dalam
cara yang demikian, maka kita dan Kristus, Kristus dan kita adalah satu. Kita
hidup, dan Kristus hidup dalam kehidupan kita.
Kita perlu bersatu dengan Tuhan Yesus seperti
Dia bersatu dengan Bapa. Dalam Yohanes 14:10 Tuhan berkata, “Apa yang Aku
katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang
tinggal di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya. ” Ini
menunjukkan bahwa Bapa bekerja di dalam perkataan Putra. Walaupun Bapa dan
Putra adalah dua persona, tetapi mereka hanya memiliki satu hayat dan satu
kehidupan. Hayat Bapa adalah hayat Putra, dan kehidupan Putra adalah kehidupan
Bapa. Di satu pihak hayat Bapa adalah hayat Putra, di pihak lainnya kehidupan
Putra adalah kehidupan Bapa. Dengan cara inilah Bapa dengan Putra memiliki satu
hayat dan satu kehidupan. Kristus dengan kita pun pada prinsipnya sama. Hari
ini kita dengan Kristus memiliki satu hayat dan satu kehidupan. Hayat Putra
menjadi hayat kita, dan kehidupan kita menjadi kehidupan Dia. Inilah yang
berarti hidup dalam kesatuan dengan Kristus.
Mengenai kehidupan kita dalam kesatuan
dengan Kristus, Paulus menyuruh kita membiarkan damai sejahtera Kristus menjadi
juri dalam hati kita dan membiarkan perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya
di dalam kita. Perhatikanlah kata “hendaklah” yang dipakai Paulus dalam ayat 15
dan 16. Kata tersebut menunjukkan bahwa baik damai sejahtera Kristus maupun perkataan
Kristus sudah ada. Namun kita perlu mengizinkannya beroperasi di dalam kita. Kita
perlu membiarkan damai sejahtera Kristus menjadi juri di dalam kita, dan kita
harus membiarkan perkataan Kristus tinggal di dalam kita. Tidak ada masalah
baik pada damai sejahtera Kristus maupun pada perkataan Kristus. Masalahnya ada
pada kita, khususnya pada pemberian izin dari kita untuk membiarkan hal-hal
tersebut bekerja di dalam kita.
Sebelum kita melihat ayat 15-17 secara
lebih rinci, marilah kita melihat aspek-aspek tertentu dari ayat 12-14. Dalam ayat
12 Paulus berkata, “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang
dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan
hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain,
dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam
terhadap yang lain; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, perbuatlah juga
demikian. ” Setelah mengenakan manusia baru, kita juga perlu mengenakan kebajikan-kebajikan
rohani yang dicatat dalam ayat-ayat ini. Dalam ayat 12 Paulus menyebut kaum
beriman sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi. Manusia
baru adalah kaum pilihan Allah. Tidak hanya demikian, manusia baru itu kudus. Ini
berarti manusia baru bukan yang umum, juga bukan yang duniawi; melainkan yang
dipisahkan bagi Allah. Selain itu, manusia baru adalah yang dikasihi. Menurut
ayat-ayat ini, manusia baru adalah yang dipilih, dikuduskan, dan dikasihi.
Dalam ayat 14 Paulus melanjutkan, “Di
atas semuanya itu: Kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan. ” Allah adalah kasih (1 Yoh. 4:16). Kasih adalah esens diri
Allah, substansi hayat ilahi. Jadi, mengenakan kasih berarti mengenakan unsur
hayat Allah. Kasih yang sedemikian adalah pengikat yang menyatukan dalam suatu
gabungan kesempurnaan, kelengkapan, dan kebajikan yang matang.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 29
No comments:
Post a Comment