Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:15-16
Dalam Kolose 2:8 Paulus memberikan
peringatan yang serius kepada kita: Jangan ada yang menawan kita dengan
filsafat dan tipuan yang kosong. Filsafat dan tipuan yang kosong itu adalah menurut
tradisi manusia. Tradisi (ajaran turun-temurun, LAI) berhubungan dengan kebudayaan
dan bersumber pada kebudayaan. Tradisi tidak dapat dipisah dari kebudayaan. Orang-orang
yang agamis dan filosofis memiliki tradisi yang kuat. Semakin berbudaya, kita
akan semakin bertradisi. Semua manusia mempunyai tradisi yang khas. Pada zaman
kuno, orang-orang Yahudi memiliki tradisi mereka sendiri, demikian pula orang-orang
Yunani. Kaum beriman pada hari ini pun memiliki tradisi kekristenan mereka, dan
kita semua memiliki tradisi pribadi kita sendiri. Jalan satu-satunya untuk
tidak memiliki tradisi ialah tidak memiliki kebudayaan. Asalkan kita mempunyai
sejenis kebudayaan, pasti kita mempunyai tradisi. Bahkan beberapa tradisi kita
adalah buatan kita sendiri, dan kita laksanakan sendiri. Semua tradisi adalah menurut
manusia, karena Allah tidak mempunyai tradisi apa pun. Sebab itu, tidak ada
tradisi yang menurut Allah.
Paulus menulis Surat Kiriman ini karena
tradisi manusia dan unsur-unsur dunia merajalela di Kolose. Kaum saleh telah
teperdaya dan tertawan olehnya. Lagi pula, mereka telah dihakimi dan pahala
mereka dirampas. Penemuan terbaik dari kebudayaan itu telah menipu kaum saleh dan
menyimpangkan mereka dari Kristus. Aspek-aspek kebudayaan itu telah
menggantikan Kristus. Dalam pengalaman kaum saleh, hal-hal itu telah menjadi
barang pengganti Kristus. Karena itu, Paulus menulis kitab ini untuk
menanggulangi masalah ini.
Dalam Kitab Kolose, yang wahyunya lebih
tinggi daripada Kitab 1 Korintus dan Galatia ini, Paulus menanggulangi kebudayaan
yang terbentuk dari agama dan filsafat. Bagi masyarakat manusia, filsafat dan
agama itu perlu dan baik. Jika masyarakat tidak memiliki agama dan filsafat, orang
akan menjadi biadab, berkelakuan seperti binatang. Meskipun agama dan filsafat
diperlukan bagi masyarakat manusia, tetapi tidak ada tempat bagi kedua hal itu
dalam hidup gereja. Kedua hal tersebut telah menggantikan Kristus. Gereja
memerlukan Kristus, persona hidup yang almuhit, bukan agama atau filsafat.
Beberapa pernyataan atau ungkapan Paulus
dalam Kitab Kolose telah membingungkan para ahli teologi dan penafsir Alkitab. Satu
ungkapan yang menyulitkan ialah “yang sulung dari segala yang diciptakan” (1:15).
Para ahli teologi mungkin dengan senang menunjukkan bahwa Kristus adalah yang
pertama bangkit dari antara orang mati, Dia adalah yang pertama-tama
dibangkitkan. Tetapi, jarang sekali yang ingin menunjukkan, sebagai yang sulung
dari segala yang diciptakan, Kristus juga adalah yang pertama dari makhluk
ciptaan. Walaupun demikian, kita tidak dapat menghilangkan perkataan Paulus
dari dalam Alkitab yang mengatakan Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan
dan yang sulung dari segala yang diciptakan.
Dalam Kolose 1:16 Paulus mengatakan bahwa
segala sesuatu diciptakan di dalam Kristus. Ini termasuk hal-hal yang ada di
surga maupun di bumi, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Bahkan
hal-hal yang diharamkan oleh orang-orang Yahudi, meliputi kura-kura, katak, ular,
dan babi, semua termasuk hal yang diciptakan di dalam Kristus. Kali pertama
saya membaca ayat ini menurut terjemahan dwibahasa Yunani — Inggris, saya
sangat terkejut. Saya berkata kepada diri sendiri, “Apakah Paulus mengartikan
bahkan kura-kura dan ular-ular pun diciptakan di dalam Kristus?” Tidak usah
disangsikan, perkataan Paulus pasti mencakup makhluk-makhluk itu juga. Kolose 1:16
merupakan pukulan telak terhadap filsafat Gnostik. Kita telah menunjukkan bahwa
menurut ajaran Gnostik, dunia materi, termasuk tubuh manusia, pada dasarnya
jahat. Tetapi Paulus memaklumkan bahwa segala sesuatu diciptakan di dalam
Kristus, dan Kristus sendiri adalah yang sulung dari segala yang diciptakan. Pernyataan
ini telah menanggulangi konsepsi orang Yunani dan Yahudi. Karena segala sesuatu
diciptakan di dalam Kristus, maka kita tidak boleh menganggap sifat hakiki
ciptaan itu jahat, dan tidak boleh menghina aspek mana pun dari ciptaan Allah
di dalam Kristus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 35
No comments:
Post a Comment