Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:2, 18
Kitab Kolose tidak mudah dimengerti. Saya
ragu apakah ada banyak pembaca kitab ini, bahkan di antara kita, yang
benar-benar nampak wahyu yang termuat di dalamnya. Karena alasan ini, banyak
pembaca memperhatikan hal seperti terhiburnya hati dalam Kolose 2:2. Hal utama dalam
Kitab Kolose bukan terhiburnya hati, melainkan Kristus sebagai rahasia Allah. Bahkan
Kolose 2:2, yang membicarakan terhiburnya hati, juga menjelaskan hal utama tersebut:
“Supaya hati mereka terhibur dan mereka terjalin bersama dalam kasih,
sehingga mereka memperoleh segala kekayaan keyakinan yang penuh akan
pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus” (Tl. ). Hasil dari
terhiburnya hati ialah memiliki pengetahuan penuh tentang Kristus sebagai
rahasia Allah. Jadi, hal utamanya bukan terhiburnya hati, melainkan Kristus
sebagai rahasia Allah.
Sumber kesulitan di antara kaum beriman di
Kolose adalah kebudayaan: kebudayaan Yahudi dan Yunani. Saya percaya bahwa
gereja-gereja di Asia Kecil telah diresapi oleh kebudayaan Yahudi, khususnya
yang berkenaan dengan ketentuan- ketentuan agama, dan oleh kebudayaan Yunani, khususnya
yang berkenaan dengan filsafat. Pada masa Paulus, kebudayaan di daerah Laut
Tengah mencakup tiga unsur utama: agama Yahudi, filsafat Yunani, dan politik Romawi.
Dua dari unsur-unsur tersebut — agama Yahudi dan filsafat Yunani — telah
menyerbu gereja di Kolose.
Sama seperti kebudayaan sangat mempengaruhi
kaum beriman di Kolose, hari ini kebudayaan juga sangat mempengaruhi diri kita.
Tanpa disadari, kita berada di bawah pengaruh kebudayaan yang ke dalamnya kita
telah dilahirkan. Nampaknya unsur agama dan filsafat dari kebudayaan itu merupakan
bagian diri kita. Dalam banyak kelompok kekristenan, unsur politik dari
kebudayaan juga ada.
Dalam Kolose 2:18 Paulus berkata, “Janganlah
kamu biarkan pahalamu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan
beribadah kepada malaikat, serta mengagung-agungkan penglihatan-penglihatan dan
tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikiran yang diletakkan di atas
daging” (Tl. ). Di sini Paulus memperingatkan kaum beriman untuk tidak
membiarkan pahalanya digagalkan oleh orang yang pura-pura rendah hati. Dia
tidak memperingatkan mereka mengenai hawa nafsu daging. Kerendahan hati adalah
salah satu pekerti manusia yang terbaik. Dalam banyak ajaran etika, kerendahan
hati memiliki nilai yang tinggi. Pada aspek-aspek tertentu, kerendahan hati
bahkan merupakan suatu pekerti yang lebih halus daripada kasih. Tetapi,
kerendahan hati itu pun dapat memperdayai kaum beriman dari kenikmatan atas
Kristus.
Dalam ayat ini Paulus juga memperingatkan
kita untuk tidak diperdaya melalui penyembahan terhadap malaikat. Kerendahan
hati berkaitan dengan filsafat etis, sementara penyembahan terhadap malaikat
berkaitan dengan agama. Penyembahan terhadap malaikat bukan perbuatan kasar,
sebaliknya, itu adalah bentuk penyembahan berhala yang telah diluhurkan,
dibudayakan, dilatih, dan dikembangkan dengan tinggi. Itu pun jauh lebih halus
daripada penyembahan terhadap binatang-binatang oleh orang kafir. Itu adalah
penyembahan terhadap makhluk-makhluk surgawi yang dekat dengan Allah. Hukum
Taurat diberikan melalui makhluk-makhluk demikian. Dalam Kolose 2:18 Paulus
menyinggung filsafat dan agama. Aspek-aspek kebudayaan ini dapat dipakai musuh
untuk memperdaya kita dari Kristus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 33
No comments:
Post a Comment