Pembacaan
Alkitab: Kol. 3:10-11
Dalam berita ini kita tiba pada penutup
atau kesimpulan dalam Kolose 4:7-18. Ayat 7-17 memuat persekutuan Paulus, dan
ayat 18 memuat salamnya. Saya sering merasa heran mengapa kata-kata penutup ini
menduduki bagian yang demikian besar dari Surat Kiriman ini. Mengapa Paulus tidak
memakai ayat-ayat ini untuk lebih banyak membicarakan tentang Kristus yang
almuhit? Mengingat keseluruhan dari wahyu kitab ini, maka tempat yang
disediakan untuk penutup itu nampaknya berlebihan. Setelah mengatakan kepada
kita bahwa tutur kata kita harus selalu beranugerah, dan diberi garam, Paulus
cukup menutup surat ini dengan ayat 18, dengan demikian ia dapat menghapus semua
rincian yang tercatat dalam ayat-ayat tersebut. Tetapi, Paulus tidak berbuat
demikian. Sebaliknya, sebelum mengatakan perkataan terakhir, Paulus memberi
tahu orang-orang Kolose bahwa Tikhikus, saudara yang terkasih dan pelayan yang
setia, akan memberitahukan semua hal ikhwal tentang dirinya kepada mereka;
bahwa ia mengutus Tikhikus bersama Onesimus kepada mereka untuk hal ini; bahwa
Aristarkhus, teman sepenjara Paulus mengirimkan salam kepada mereka; bahwa
Markus, kemenakan Barnabas harus mereka terima; bahwa Yesus, yang dinamai
Yustus juga mengirimkan salam kepada mereka; bahwa Epafras selalu bergumul
dalam doa bagi mereka; bahwa Lukas dan Demas mengirimkan salam; bahwa mereka
harus mengirimkan salam pula kepada saudara-saudara di Laodikia, agar surat ini
dibaca gereja di Laodikia, dan mereka pun harus membaca surat yang untuk
Laodikia; dan bahwa mereka harus memberi tahu Arkhipus untuk memperhatikan
pelayanan yang telah ia terima di dalam Tuhan.
Jika kita melihat ayat-ayat ini dalam
terang keseluruhan Surat Kiriman ini, kita akan memahami bahwa ayat-ayat ini
merupakan suatu penerapan yang riil dari apa yang Paulus bahas dalam surat ini.
Kita boleh menganggap ayat-ayat ini sebagai sebuah jendela yang melaluinya kita
dapat melihat situasi di antara gereja-gereja di daerah Laut Tengah pada zaman
Paulus. Apa yang kita nampak adalah kehidupan yang riil dari manusia baru. Dalam
Kolose 3:11 kita diberi tahu bahwa di dalam manusia baru “tidak ada lagi
orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang
Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua
dan di dalam segala sesuatu. ” Dalam Kolose 4:7-17 kita memiliki ilustrasi
yang riil dari wahyu manusia baru yang diberikan dalam Kolose 3:10-11. Dalam ayat-ayat
ini berbagai macam manusia ditampilkan: orang Yahudi, orang Yunani, orang bersunat,
orang tak bersunat, hamba, dan orang merdeka. Dalam Kolose 4:11 Paulus
menyinggung mereka yang bersunat. Onesimus, yang telah menjadi seorang “saudara
yang setia dan yang terkasih” (ayat 9), adalah seorang budak milik Filemon,
ayah Arkhipus (Flm. 10-13, 1-2). Sebab itu, Arkhipus adalah seorang yang
merdeka atau seorang tuan. Jadi, tujuan Paulus dalam ayat-ayat ini ialah
menyajikan suatu ilustrasi kehidupan manusia baru.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 31
No comments:
Post a Comment