Pembacaan
Alkitab: Kol. 3:10-11
Kita perlu membiarkan perkataan Kristus
tinggal, berumah di dalam kita. Kita harus mau mengesampingkan konsepsi dan
opini kita, dan memberi tempat kepada perkataan Kristus. Jika kita menginginkan
perkataan Kristus menghuni kita, kita perlu mengosongkan seluruh manusia batin
kita. Semua bagian batin kita — pikiran, emosi, tekad, hati, dan roh kita —
harus kosong, agar mudah dipenuhi oleh perkataan Kristus. Perkataan ini tidak
saja harus tinggal di dalam kita, tetapi juga menghuni kita, berumah dalam setiap
bagian dari manusia batiniah kita. Oh, semoga tiap ruang dan sudut dari diri
kita dihuni oleh perkataan Kristus!
Kalau kita ingin memperhidupkan Kristus
sebagai unsur manusia baru, maka damai sejahtera Kristus harus menjadi juri
dalam hati kita, dan perkataan Kristus harus menjadi isi manusia batiniah kita.
Kita berdoa semoga semua orang kudus dalam pemulihan Tuhan mau memberikan tempat
kepada damai sejahtera Kristus yang menjadi juri dan kepada perkataan Kristus
yang berhuni di batin itu.
Kita telah menunjukkan bahwa maksud Paulus
dalam Kitab Kolose ini ialah melengkapkan firman Allah. Inilah tujuan utamanya
dalam menulis Surat Kiriman ini. Dalam Kolose 1:25-26 Paulus berkata, “Aku
telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan penyelenggaraan Allah, yang
diberikan kepadaku bagi kamu, untuk melengkapkan firman Allah, yaitu rahasia
yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang
sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya” (Tl. ). Ayat-ayat ini
menunjukkan bahwa firman Allah yang dilengkapkan oleh Paulus adalah rahasia
yang sekarang dinyatakan kepada kaum saleh. Tidak hanya demikian, menurut ayat
27, rahasia ini adalah Kristus di dalam kita adalah pengharapan akan kemuliaan.
Sasaran rahasia ini ialah menghasilkan gereja.
Apa artinya melengkapkan firman Allah,
melengkapkan wahyu ilahi? Dengan lebih sederhana, melengkapkan firman Allah
berarti mengalami Kristus secara subyektif dan menikmati Dia dalam kehidupan
sehari-hari, agar hidup gereja yang tepat dapat terwujud untuk mengekspresikan Allah.
Wahyu inilah yang dimaksud dengan kelengkapan firman Allah.
Dalam Kolose 3:10-11 Paulus mengatakan
bahwa di dalam manusia baru “tidak ada lagi orang Yunani atau orang Yahudi,
orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak
atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. ” Mengatakan
bahwa tidak ada tempat bagi orang Yunani dan Yahudi berarti tidak ada tempat
bagi filsafat dan ketentuan- ketentuan agama. Kalau Anda membandingkan Kolose
3:11 dengan bagian-bagian yang sesifat, seperti 1 Korintus 12:13 dan Galatia
3:28, Anda akan menemukan bahwa hanya dalam Kitab Kolose saja Paulus menyebut
orang Barbar dan orang Skit. Kaum beriman di Kolose mencurahkan banyak perhatian
pada masalah kebudayaan dan tidak mau menjadi serupa dengan orang Barbar atau
orang Skit. Karena itu, Paulus menunjukkan bahwa di dalam gereja sebagai manusia
baru, tidak ada tempat baik bagi orang yang berkebudayaan atau tidak
berkebudayaan. Tidak ada tempat bagi filsafat, pertapaan, atau ketentuan-ketentuan.
Dalam manusia baru Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Manusia
baru tersusun dari Kristus, bukan dari unsur kebudayaan yang mana pun.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 32
No comments:
Post a Comment