Hitstat

09 October 2015

Ibrani - Minggu 20 Jumat



Pembacaan Alkitab: Ibr. 9:4-5


Catatan Perjanjian Lama tentang lokasi mezbah ukupan menunjukkan hubungan yang paling dekat antara mezbah ukupan dengan tabut hukum (kesaksian), yang di atasnya ada tutup pendamaian, tempat Allah bertemu dengan umat‑Nya. Menurut bahasa Ibrani, Keluaran 30:6 mengatakan, "Haruslah kautaruh tempat pembakaran itu di depan tabir penutup tabut hukum, di depan tutup pendamaian yang di atas loh hukum, di mana Aku akan bertemu dengan engkau." Kita harus sangat hati‑hati dalam membaca ayat ini. Mezbah ukupan ditaruh di depan tabir "penutup tabut hukum". dalam bahasa aslinya, kata depan yang dipakai di sini adalah "di depan" dan "di atas". (Recovery version : before the veil that is over the ark. Red). "Di depan" berarti tabir itu telah memisahkan mezbah ukupan dengan tabut, tetapi "di atas" berarti tabir hanya menutupi tabut, tidak memisahkannya dengan mezbah ukupan. Jadi sebenarnya tabir tidak memisahkan tabut dengan mezbah ukupan, ia hanya menutupi tabut. Karena itu, menaruh mezbah ukupan di depan tabir sama dengan menaruhnya di depan tabut hukum. Bahkan Keluaran 40:5 mengatakan bahwa mezbah ukupan itu ditaruh "di depan tabut hukum", tanpa menyinggung adanya tabir pemisah di antara keduanya. Jadi, sudahlah pasti bahwa mezbah ukupan memang berada di depan tabut hukum. Berdasarkan ekonomi Allah, tabir penutup itu tidak akan bertahan sampai selama‑lamanya, ia akan disingkirkan. Ketika Tuhan Yesus disalibkan, tabir itu pun disingkirkan. Menurut ekonomi kekal Allah, tabir tidak akan ada lagi. Dari satu segi, tabir itu bukan tabir pemisah, melainkan tabir penutup; sedang dari segi lainnya, ia tidak terhitung, sebab telah ditentukan untuk disingkirkan. Ketika tabir disingkirkan, maka mezbah ukupan akan berada langsung di depan tabut hukum. Ketika Surat Ibrani tertulis, tabir sudah tidak ada. Tidak ada tabir lagi dalam pandangan Allah. Tambahan pula, dalam Wahyu 8:3 kita nampak mezbah ukupan emas terletak di depan takhta Allah, tanpa tabir pemisah. Jadi, sekalipun ada tabir dalam Keluaran 40:3 dan 21, tetapi dalam pandangan Allah, itu bukanlah tabir penyekat, melainkan sebagai penutup tabut hukum untuk sementara, bukan untuk selamanya.

Mezbah ukupan berhubungan dengan doa (Luk. 1:10-11). Ibrani 10:19 memperlihatkan bahwa berdoa adalah masuk ke dalam tempat maha kudus dan menghampiri takhta anugerah, yang dilambangkan dengan tutup pendamaian di atas tabut kesaksian di dalam tempat maha kudus. Doa kita sering dimulai dengan pikiran kita, yaitu bagian dari jiwa kita, yang dilambangkan oleh tempat kudus. Tetapi doa selalu membawa kita masuk ke dalam roh, yang dilambangkan dengan tempat maha kudus.

Karena semua butir di atas, maka penulis Surat Ibrani harus menganggap mezbah ukupan sebagai milik tempat maha kudus. Ayat 4 tidak mengatakan bahwa mezbah ukupan emas ada di dalam tempat maha kudus, seperti kaki pelita dan meja yang ada di dalam tempat kudus (9:2). Dikatakan bahwa di tempat maha kudus terdapat mezbah ukupan emas, karena mezbah ukupan emas itu adalah milik tempat maha kudus. Konsep ini sesuai dengan semua penekanan Surat Ibrani ini, yaitu bahwa kita harus maju dari jiwa (dilambangkan dengan tempat kudus) ke roh (dilambangkan oleh tempat maha kudus).

Mezbah ukupan adalah milik tempat sabda, tempat Allah berbicara, yaitu tempat maha kudus. Mezbah ukupan melambangkan Kristus dalam kebangkitan‑Nya sebagai ukupan yang manis dan harum, yang di dalamnya Allah memberikan perkenan‑Nya yang manis kepada kita. Kita berdoa berdasarkan Kristus yang demikian agar dapat mengontak Allah, sehingga Allah berkenan berbicara kepada kita. Kita berbicara kepada Allah dalam doa kita berdasarkan Kristus sebagai ukupan yang harum, dan Allah berbicara kepada kita dalam bau harum ukupan ini. Ini adalah dialog dalam persekutuan yang manis antara kita dengan Allah melalui Kristus sebagai ukupan yang harum.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 40

No comments: