Pembacaan
Alkitab: Ibr. 9:4-5
Catatan Perjanjian Lama tentang lokasi mezbah ukupan menunjukkan
hubungan yang paling dekat antara mezbah ukupan dengan tabut hukum (kesaksian),
yang di atasnya ada tutup pendamaian, tempat Allah bertemu dengan umat‑Nya.
Menurut bahasa Ibrani, Keluaran 30:6 mengatakan, "Haruslah kautaruh
tempat pembakaran itu di depan tabir penutup tabut hukum, di depan tutup
pendamaian yang di atas loh hukum, di mana Aku akan bertemu dengan
engkau." Kita harus sangat hati‑hati dalam membaca ayat ini. Mezbah
ukupan ditaruh di depan tabir "penutup tabut hukum". dalam bahasa
aslinya, kata depan yang dipakai di sini adalah "di depan" dan
"di atas". (Recovery version : before the veil that is over the
ark. Red). "Di depan" berarti tabir itu telah memisahkan mezbah
ukupan dengan tabut, tetapi "di atas" berarti tabir hanya menutupi
tabut, tidak memisahkannya dengan mezbah ukupan. Jadi sebenarnya tabir tidak
memisahkan tabut dengan mezbah ukupan, ia hanya menutupi tabut. Karena itu,
menaruh mezbah ukupan di depan tabir sama dengan menaruhnya di depan tabut
hukum. Bahkan Keluaran 40:5 mengatakan bahwa mezbah ukupan itu ditaruh "di
depan tabut hukum", tanpa menyinggung adanya tabir pemisah di antara
keduanya. Jadi, sudahlah pasti bahwa mezbah ukupan memang berada di depan tabut
hukum. Berdasarkan ekonomi Allah, tabir penutup itu tidak akan bertahan sampai
selama‑lamanya, ia akan disingkirkan. Ketika Tuhan Yesus disalibkan, tabir itu
pun disingkirkan. Menurut ekonomi kekal Allah, tabir tidak akan ada lagi. Dari
satu segi, tabir itu bukan tabir pemisah, melainkan tabir penutup; sedang dari
segi lainnya, ia tidak terhitung, sebab telah ditentukan untuk disingkirkan.
Ketika tabir disingkirkan, maka mezbah ukupan akan berada langsung di depan
tabut hukum. Ketika Surat Ibrani tertulis, tabir sudah tidak ada. Tidak ada
tabir lagi dalam pandangan Allah. Tambahan pula, dalam Wahyu 8:3 kita nampak
mezbah ukupan emas terletak di depan takhta Allah, tanpa tabir pemisah. Jadi,
sekalipun ada tabir dalam Keluaran 40:3 dan 21, tetapi dalam pandangan Allah,
itu bukanlah tabir penyekat, melainkan sebagai penutup tabut hukum untuk
sementara, bukan untuk selamanya.
Mezbah ukupan berhubungan dengan doa (Luk. 1:10-11). Ibrani 10:19
memperlihatkan bahwa berdoa adalah masuk ke dalam tempat maha kudus dan
menghampiri takhta anugerah, yang dilambangkan dengan tutup pendamaian di atas
tabut kesaksian di dalam tempat maha kudus. Doa kita sering dimulai dengan
pikiran kita, yaitu bagian dari jiwa kita, yang dilambangkan oleh tempat kudus.
Tetapi doa selalu membawa kita masuk ke dalam roh, yang dilambangkan dengan
tempat maha kudus.
Karena semua butir di atas, maka penulis Surat Ibrani harus
menganggap mezbah ukupan sebagai milik tempat maha kudus. Ayat 4 tidak
mengatakan bahwa mezbah ukupan emas ada di dalam tempat maha kudus, seperti
kaki pelita dan meja yang ada di dalam tempat kudus (9:2). Dikatakan bahwa di
tempat maha kudus terdapat mezbah ukupan emas, karena mezbah ukupan emas itu
adalah milik tempat maha kudus. Konsep ini sesuai dengan semua penekanan Surat
Ibrani ini, yaitu bahwa kita harus maju dari jiwa (dilambangkan dengan tempat
kudus) ke roh (dilambangkan oleh tempat maha kudus).
Mezbah ukupan adalah milik tempat sabda, tempat Allah berbicara,
yaitu tempat maha kudus. Mezbah ukupan melambangkan Kristus dalam kebangkitan‑Nya
sebagai ukupan yang manis dan harum, yang di dalamnya Allah memberikan perkenan‑Nya
yang manis kepada kita. Kita berdoa berdasarkan Kristus yang demikian agar
dapat mengontak Allah, sehingga Allah berkenan berbicara kepada kita. Kita
berbicara kepada Allah dalam doa kita berdasarkan Kristus sebagai ukupan yang
harum, dan Allah berbicara kepada kita dalam bau harum ukupan ini. Ini adalah
dialog dalam persekutuan yang manis antara kita dengan Allah melalui Kristus
sebagai ukupan yang harum.
No comments:
Post a Comment