Hitstat

29 October 2015

Ibrani - Minggu 23 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:8-15


Ada dua hal penting yang disebut‑sebut dalam peringatan keempat dalam Surat Ibrani – hukuman yang lebih berat (10:29) dan upah (pahala) yang besar (10:35). Kedua ungkapan ini mengandung makna yang sangat besar dan dalam, juga merupakan kata kunci dari peringatan keempat. Penulis tidak mengkhawatirkan keselamatan kita, karena seperti telah ditulisnya, keselamatan kita telah terjamin untuk selama‑lamanya. Ia telah menunjukkan dengan jelas bahwa dosa kita telah dihapus sekali untuk selamanya berkat Kristus mempersembahkan diri‑Nya hanya sekali saja (7:27; 9:26, 28) dan bahwa Ia telah menjadi sumber keselamatan yang abadi bagi kita (5:9). Dengan memasuki tempat maha kudus sekali untuk selama‑lamanya bagi kita, Ia telah merampungkan penebusan (kelepasan, LAI) kekal itu bagi kita (9:12). Penulis mengetahui bahwa keselamatan kita sudah mutlak sempurna, terjamin sepenuhnya, dan kita telah beroleh selamat selama‑lamanya. Akan tetapi, ia sangat prihatin, apakah pembacanya kelak beroleh pahala besar atau menderita hukuman.

Allah kita adalah Allah yang adil, benar, dan hikmat. Ia tahu bagaimana menangani setiap hal dan bagaimana memperlakukan anak‑anak‑Nya. Sebagai Bapa yang berhikmat, Ia mempunyai cara yang adil dalam memperlakukan anak‑anak‑Nya, yakni kita. Ia akan memberi pahala kepada mereka yang setia dan taat, Ia juga akan menghukum mereka yang tidak setia dan yang membangkang. Jika kita setia, Ia akan memberi pahala, tetapi jika kita tidak setia, Ia akan menghukum kita.

Rasul Paulus sendiri baru merasa dirinya terjamin beroleh pahala ketika ia mencapai akhir hidupnya. Sewaktu ia menulis Surat Korintus yang pertama, ia sangat prihatin kalau‑kalau dirinya akan tersingkir dari perlombaan surgawi (9:24‑27). Bahkan ketika ia menulis Surat Filipi, ia masih berusaha berlari menuju ke sasaran, untuk memperoleh pahala (Flp. 3:14). Hanya dalam 2 Timotius 4:7‑8, yang ditulisnya sesaat sebelum ia mati martir, barulah ia yakin bahwa mahkota kebenaran telah menantinya. Jangan terlalu yakin bahwa Anda kini telah memperoleh pahala, sebab Anda belum menyelesaikan perlombaan Anda itu.

Kita semua harus jelas tentang keempat istilah ini: keselamatan, kebinasaan, pahala, dan hukuman. Pahala bukanlah keselamatan, melainkan sesuatu yang ditambahkan pada keselamatan. Keselamatan adalah oleh anugerah melalui iman, sedangkan pahala adalah yang dihadiahkan Tuhan berdasarkan hidup dan pekerjaan kita setelah kita diselamatkan. Pahala berbeda dengan keselamatan, demikian juga hukuman berbeda dengan kebinasaan. Seperti telah kita tunjukkan, kebinasaan adalah untuk orang yang tidak percaya, sedang hukuman ditujukan kepada kaum beriman. Karena itu, hukuman di sini merupakan sesuatu yang sama sekali berbeda dengan kebinasaan. Kita telah diselamatkan selama-lamanya, tidak mungkin binasa lagi. Orang yang tidak percaya menghadapi dua pilihan : beroleh selamat atau binasa. Kita, orang‑orang yang sudah beroleh selamat, juga harus memperhatikan dua kemungkinan: menerima pahala atau menderita hukuman. Semua orang kudus dalam pemulihan Tuhan harus mengenal hal ini dengan jelas, sebab ini berhubungan dengan ekonomi Allah, berhubungan dengan cara Allah memperlakukan anak‑anak‑Nya.

Ibrani 10:35 menggunakan istilah "upah", dan 10:27 membicarakan tentang "api yang, dahsyat" Selain itu dalam 12:29 dikatakan, "Allah kita adalah api yang menghanguskan." Api yang menghanguskan itu tentunya bukan ditujukan kepada mereka yang setia, melainkan bagi mereka yang tidak setia; bukan untuk pahala, melainkan untuk hukuman. Seperti telah kita katakan, hukuman seperti itu tidak ada sangkut-pautnya dengan kebinasaan yang kekal. Kita harus dapat membedakan hukuman dengan kebinasaan, sama halnya dengan membedakan antara pahala dengan keselamatan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 46

No comments: