Pembacaan
Alkitab: 1 Kor. 3:8-15
Ada dua hal penting yang disebut‑sebut dalam peringatan keempat
dalam Surat Ibrani – hukuman yang lebih berat (10:29) dan upah (pahala) yang
besar (10:35). Kedua ungkapan ini mengandung makna yang sangat besar dan dalam,
juga merupakan kata kunci dari peringatan keempat. Penulis tidak
mengkhawatirkan keselamatan kita, karena seperti telah ditulisnya, keselamatan
kita telah terjamin untuk selama‑lamanya. Ia telah menunjukkan dengan jelas
bahwa dosa kita telah dihapus sekali untuk selamanya berkat Kristus
mempersembahkan diri‑Nya hanya sekali saja (7:27; 9:26, 28) dan bahwa Ia telah
menjadi sumber keselamatan yang abadi bagi kita (5:9). Dengan memasuki tempat
maha kudus sekali untuk selama‑lamanya bagi kita, Ia telah merampungkan
penebusan (kelepasan, LAI) kekal itu bagi kita (9:12). Penulis mengetahui bahwa
keselamatan kita sudah mutlak sempurna, terjamin sepenuhnya, dan kita telah
beroleh selamat selama‑lamanya. Akan tetapi, ia sangat prihatin, apakah
pembacanya kelak beroleh pahala besar atau menderita hukuman.
Allah kita adalah Allah yang adil, benar, dan hikmat. Ia tahu
bagaimana menangani setiap hal dan bagaimana memperlakukan anak‑anak‑Nya. Sebagai
Bapa yang berhikmat, Ia mempunyai cara yang adil dalam memperlakukan anak‑anak‑Nya,
yakni kita. Ia akan memberi pahala kepada mereka yang setia dan taat, Ia juga
akan menghukum mereka yang tidak setia dan yang membangkang. Jika kita setia,
Ia akan memberi pahala, tetapi jika kita tidak setia, Ia akan menghukum kita.
Rasul Paulus sendiri baru merasa dirinya terjamin beroleh pahala
ketika ia mencapai akhir hidupnya. Sewaktu ia menulis Surat Korintus yang
pertama, ia sangat prihatin kalau‑kalau dirinya akan tersingkir dari perlombaan
surgawi (9:24‑27). Bahkan ketika ia menulis Surat Filipi, ia masih berusaha
berlari menuju ke sasaran, untuk memperoleh pahala (Flp. 3:14). Hanya dalam 2
Timotius 4:7‑8, yang ditulisnya sesaat sebelum ia mati martir, barulah ia yakin
bahwa mahkota kebenaran telah menantinya. Jangan terlalu yakin bahwa Anda kini
telah memperoleh pahala, sebab Anda belum menyelesaikan perlombaan Anda itu.
Kita semua harus jelas tentang keempat istilah ini: keselamatan,
kebinasaan, pahala, dan hukuman. Pahala bukanlah keselamatan, melainkan sesuatu
yang ditambahkan pada keselamatan. Keselamatan adalah oleh anugerah melalui
iman, sedangkan pahala adalah yang dihadiahkan Tuhan berdasarkan hidup dan
pekerjaan kita setelah kita diselamatkan. Pahala berbeda dengan keselamatan,
demikian juga hukuman berbeda dengan kebinasaan. Seperti telah kita tunjukkan,
kebinasaan adalah untuk orang yang tidak percaya, sedang hukuman ditujukan
kepada kaum beriman. Karena itu, hukuman di sini merupakan sesuatu yang sama
sekali berbeda dengan kebinasaan. Kita telah diselamatkan selama-lamanya, tidak
mungkin binasa lagi. Orang yang tidak percaya menghadapi dua pilihan : beroleh
selamat atau binasa. Kita, orang‑orang yang sudah beroleh selamat, juga harus
memperhatikan dua kemungkinan: menerima pahala atau menderita hukuman. Semua
orang kudus dalam pemulihan Tuhan harus mengenal hal ini dengan jelas, sebab
ini berhubungan dengan ekonomi Allah, berhubungan dengan cara Allah
memperlakukan anak‑anak‑Nya.
Ibrani 10:35 menggunakan istilah "upah", dan
10:27 membicarakan tentang "api yang, dahsyat" Selain
itu dalam 12:29 dikatakan, "Allah kita adalah api yang
menghanguskan." Api yang menghanguskan itu tentunya bukan
ditujukan kepada mereka yang setia, melainkan bagi mereka yang tidak setia;
bukan untuk pahala, melainkan untuk hukuman. Seperti telah kita katakan,
hukuman seperti itu tidak ada sangkut-pautnya dengan kebinasaan yang kekal.
Kita harus dapat membedakan hukuman dengan kebinasaan, sama halnya dengan
membedakan antara pahala dengan keselamatan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3,
Berita 46
No comments:
Post a Comment