Pembacaan
Alkitab: Ibr. 8:8-13; Mzm. 89:35
Mengenai keselamatan, dalam kalangan kekristenan hari ini ada dua
aliran teologi yang berbeda pendapat. Aliran pertama beranggapan bahwa
keselamatan bersifat kekal, yakni sekali kita beroleh selamat, tidak akan
binasa selama‑lamanya, tidak peduli bagaimana keadaan kita setelah beroleh
selamat. Aliran kedua beranggapan bahwa meskipun kita telah beroleh selamat,
jika kita tidak berhati‑hati, mungkin akan binasa lagi. Berhubung keselamatan
mereka sebentar naik ke atas, sebentar turun ke bawah, bagaikan tangga listrik,
maka kita boleh menyebut konsepsi keselamatan semacam ini "keselamatan
lift". Nampaknya mereka yang memberitakan dan mengajarkan
"keselamatan lift' mempunyai sedikit dasar Alkitab; sesungguhnya tidaklah
demikian. Mereka membuat kekeliruan besar dalam menafsirkan ayat‑ayat tertentu
dalam Alkitab. Mereka mengambil ayat‑ayat yang membicarakan hukuman sezaman
untuk menunjang ajaran mereka yang menganggap orang yang telah beroleh selamat
masih mungkin binasa lagi. Namun, tidaklah tepat ajaran yang mengatakan bahwa
seseorang pasti beroleh selamat terus bila ia telah sekali diselamatkan, tidak
peduli bagaimana perbuatannya. Menurut ajaran ini, asalkan kita telah memiliki
jaminan keselamatan kekal, segalanya sudah beres. Kita harus meninggalkan
ajaran kedua aliran teologi tersebut, dan melihat apa yang dikatakan dalam
firman Allah yang murni tentang masalah ini.
Keselamatan Allah itu kekal adanya. Sekali kita menerimanya,
terjamin untuk selama‑lamanya. Hal ini dibuktikan oleh kesebelas hal sebagai
berikut : 1) Keselamatan kekal Allah terjamin oleh kehendak Allah. Efesus 1:5,
mengatakan bahwa kita telah ditentukan menurut kehendak Allah. Yohanes 6:39
mengatakan bahwa kehendak Bapa ialah agar semua yang telah diberikan‑Nya kepada
Putra tidak ada yang hilang atau binasa. Inilah kehendak Allah atas keselamatan
kita. Kehendak Allah jauh lebih kokoh dan teguh daripada batu karang. Walaupun
langit dan bumi akan lenyap, kehendak Allah tetap selama-lamanya.
2) Pilihan dan panggilan Allah juga merupakan jaminan keselamatan
Allah, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan (Ef 1:4). Bukan kita
yang memilih Dia, tetapi Dia yang memilih kita (Yoh. 15:16). Pilihan‑Nya bukan
menurut perbuatan kita, melainkan menurut Dia yang memanggil (Rm. 9:11). Ia
tidak saja menetapkan kita lebih dulu, bahkan memanggil kita (Rm. 8:30), bukan
menurut perbuatan kita, tetapi menurut kehendak‑Nya (2 Tim. 1:9). Panggilan‑Nya
tidak dapat berubah. Baik pilihan maupun panggilan Allah adalah inisiatif‑Nya
sendiri, bukan inisiatif kita. Karena itu hal ini juga menjadi jaminan
keselamatan kita.
3) Keselamatan yang kita terima juga terjamin oleh kasih dan
anugerah Allah. Bukan kita yang mengasihi Allah, tetapi Allah yang mengasihi
kita, dan mengutus Putra‑Nya menjadi kurban karena dosa‑dosa kita (1 Yoh.
4:10). Tidak ada perkara apa pun yang dapat menceraikan kita dari kasih Allah
(Rm. 8:38‑39). Kita bisa berubah, tetapi kasih Allah mustahil berubah. Selain
itu, Allah tidak menyelamatkan kita menurut perbuatan kita, melainkan menurut
anugerah yang dikaruniakan kepada kita di dalam Kristus Yesus sebelum dunia
dijadikan (2 Tim. 1:9).
4) Kebenaran Allah juga menjadi jaminan keselamatan yang
dinyatakan kepada iman (Rm. 1:16‑17). Untuk menyatakan kebenaran‑Nya, Allah
harus membenarkan kita, dan Ia pun telah membenarkan setiap orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus (Rm. 3:26). Allah yang benar telah membenarkan kita (Rm.
8:33). Kebenaran‑Nya adalah tumpuan takhta‑Nya (Mzm. 89:15). Takhta‑Nya teguh selama‑lamanya,
dan tidak ada yang dapat mengguncangkannya.
5) Perjanjian Allah juga menjamin keselamatan kita. Allah telah
menyelamatkan kita dengan perjanjian baru‑Nya (Ibr. 8:8‑13). Perjanjian itu
telah ditetapkan dengan tegas, yakni Allah menuliskan hukum hayat di dalam
kita, dan Ia tidak akan mengingat lagi dosa‑dosa kita. Sebagai Allah yang setia
janji, Ia selama‑lamanya tidak akan memungkiri janji-Nya (Mzm. 89:35). Maka,
perjanjian yang ditetapkan dengan kesetiaan‑Nya juga menjadi jaminan
keselamatan kita.
No comments:
Post a Comment