Hitstat

26 October 2015

Ibrani - Minggu 23 Senin



Pembacaan Alkitab: Ibr. 8:8-13; Mzm. 89:35


Mengenai keselamatan, dalam kalangan kekristenan hari ini ada dua aliran teologi yang berbeda pendapat. Aliran pertama beranggapan bahwa keselamatan bersifat kekal, yakni sekali kita beroleh selamat, tidak akan binasa selama‑lamanya, tidak peduli bagaimana keadaan kita setelah beroleh selamat. Aliran kedua beranggapan bahwa meskipun kita telah beroleh selamat, jika kita tidak berhati‑hati, mungkin akan binasa lagi. Berhubung keselamatan mereka sebentar naik ke atas, sebentar turun ke bawah, bagaikan tangga listrik, maka kita boleh menyebut konsepsi keselamatan semacam ini "keselamatan lift". Nampaknya mereka yang memberitakan dan mengajarkan "keselamatan lift' mempunyai sedikit dasar Alkitab; sesungguhnya tidaklah demikian. Mereka membuat kekeliruan besar dalam menafsirkan ayat‑ayat tertentu dalam Alkitab. Mereka mengambil ayat‑ayat yang membicarakan hukuman sezaman untuk menunjang ajaran mereka yang menganggap orang yang telah beroleh selamat masih mungkin binasa lagi. Namun, tidaklah tepat ajaran yang mengatakan bahwa seseorang pasti beroleh selamat terus bila ia telah sekali diselamatkan, tidak peduli bagaimana perbuatannya. Menurut ajaran ini, asalkan kita telah memiliki jaminan keselamatan kekal, segalanya sudah beres. Kita harus meninggalkan ajaran kedua aliran teologi tersebut, dan melihat apa yang dikatakan dalam firman Allah yang murni tentang masalah ini.

Keselamatan Allah itu kekal adanya. Sekali kita menerimanya, terjamin untuk selama‑lamanya. Hal ini dibukti­kan oleh kesebelas hal sebagai berikut : 1) Keselamatan kekal Allah terjamin oleh kehendak Allah. Efesus 1:5, mengatakan bahwa kita telah ditentukan menurut kehendak Allah. Yohanes 6:39 mengatakan bahwa kehendak Bapa ialah agar semua yang telah diberikan‑Nya kepada Putra tidak ada yang hilang atau binasa. Inilah kehendak Allah atas keselamatan kita. Kehendak Allah jauh lebih kokoh dan teguh daripada batu karang. Walaupun langit dan bumi akan lenyap, kehendak Allah tetap selama-lamanya.

2) Pilihan dan panggilan Allah juga merupakan jaminan keselamatan Allah, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan (Ef 1:4). Bukan kita yang memilih Dia, tetapi Dia yang memilih kita (Yoh. 15:16). Pilihan‑Nya bukan menurut perbuatan kita, melainkan menurut Dia yang memanggil (Rm. 9:11). Ia tidak saja menetapkan kita lebih dulu, bahkan memanggil kita (Rm. 8:30), bukan menurut perbuatan kita, tetapi menurut kehendak‑Nya (2 Tim. 1:9). Panggilan‑Nya tidak dapat berubah. Baik pilihan maupun panggilan Allah adalah inisiatif‑Nya sendiri, bukan inisiatif kita. Karena itu hal ini juga menjadi jaminan keselamatan kita.

3) Keselamatan yang kita terima juga terjamin oleh kasih dan anugerah Allah. Bukan kita yang mengasihi Allah, tetapi Allah yang mengasihi kita, dan mengutus Putra‑Nya menjadi kurban karena dosa‑dosa kita (1 Yoh. 4:10). Tidak ada perkara apa pun yang dapat menceraikan kita dari kasih Allah (Rm. 8:38‑39). Kita bisa berubah, tetapi kasih Allah mustahil berubah. Selain itu, Allah tidak menyelamatkan kita menurut perbuatan kita, melainkan menurut anugerah yang dikaruniakan kepada kita di dalam Kristus Yesus sebelum dunia dijadikan (2 Tim. 1:9).

4) Kebenaran Allah juga menjadi jaminan keselamatan yang dinyatakan kepada iman (Rm. 1:16‑17). Untuk menyatakan kebenaran‑Nya, Allah harus membenarkan kita, dan Ia pun telah membenarkan setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (Rm. 3:26). Allah yang benar telah membenarkan kita (Rm. 8:33). Kebenaran‑Nya adalah tumpuan takhta‑Nya (Mzm. 89:15). Takhta‑Nya teguh selama‑lamanya, dan tidak ada yang dapat mengguncangkannya.

5) Perjanjian Allah juga menjamin keselamatan kita. Allah telah menyelamatkan kita dengan perjanjian baru‑Nya (Ibr. 8:8‑13). Perjanjian itu telah ditetapkan dengan tegas, yakni Allah menuliskan hukum hayat di dalam kita, dan Ia tidak akan mengingat lagi dosa‑dosa kita. Sebagai Allah yang setia janji, Ia selama‑lamanya tidak akan memungkiri janji-Nya (Mzm. 89:35). Maka, perjanjian yang ditetapkan dengan kesetiaan‑Nya juga menjadi jaminan keselamatan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 45

No comments: