Pembacaan
Alkitab: Ibr. 10:19-23
Ayat 19 mengatakan, "Jadi, Saudara-saudara, kita sekarang dengan
penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat (maha) kudus, oleh darah
Yesus." Tempat maha kudus hari ini berada
di surga, di mana Tuhan Yesus berada (9:12, 24). Bagaimana kita dapat memasuki
tempat maha kudus ketika kita masih berada di bumi? Rahasianya adalah roh kita
yang dikatakan dalam 4:12. Kristus yang berada di surga hari ini juga berada di
dalam roh kita (2 Tim. 4:22). Sebagai tangga surgawi, Dia menghubungkan roh
kita dengan surga dan membawa surga ke dalam roh kita (Kej. 28:12; Yoh. 1:51).
Jadi, setiap kali kita kembali ke dalam roh kita, kita segera masuk ke dalam
tempat maha kudus. Di sana kita berjumpa dengan Allah, yang berada di atas
takhta anugerah.
Kita masuk ke tempat maha kudus "Karena Ia telah membuka
jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tirai, yaitu diri-Nya sendiri" (ayat 20). Jalan ke tempat maha kudus telah terbuka. Dalam bahasa
Yunani, istilah "baru" dalam ayat ini berarti "baru
tersembelih". Jadi, oleh kematian Krisus di atas salib, jalan itu
"baru tersembelih" bagi kita, demikianlah terbuka bagi kita. Apa yang
tersembelih? Bukan hanya tubuh daging, tetapi juga seluruh ciptaan lama. Dalam
ayat ini, tirai (tabir) yang ditujukan kepada tubuh-Nya, melambangkan segenap ciptaan
lama, termasuk kita. Pada tirai, ada kerub (Kel. 26:31), melambangkan seluruh
makhluk ciptaan (Yeh. 10:15). Ketika tirai terbelah, kerub pun turut terbelah.
Tirai melambangkan tubuh Kristus, maka ketika tubuh Kristus tersalib, seluruh
ciptaan ikut pula tersalib bersama tubuh-Nya. Tubuh ini telah tersembelih. Menurut catatan Matius 27:51,
ketika daging Kristus disalibkan, tirai ini terbelah dari atas ke bawah, ini
berarti tirai bukan dibelah oleh siapa pun di bumi, melainkan oleh Allah di
surga. Ciptaan lama telah tersembelih dan jalan yang baru dan yang hidup untuk
masuk ke tempat maha kudus telah terbuka. Sekarang, melalui tirai tubuh yang
telah terbelah dan melalui darah Yesus, kita dapat memasuki tempat maha kudus.
Hingga hari ini, kematian dan darah-Nya tetap tersedia bagi kita.
Melalui kurban Kristus yang lebih baik, kita berani masuk ke
tempat maha kudus (9:23; 10:19). Memasuki tempat maha kudus bukan suatu hal
yang kecil, sebab Allah justru berada di situ, yakni duduk di atas takhta
anugerah. Untuk masuk ke tempat yang demikian, kita harus memiliki keberanian,
dan kita telah memilihnya berdasarkan kematian dan darah Kristus. Bersandarkan
kematian Tuhan dan dengan darah-Nya kita memiliki keberanian untuk masuk ke tempat maha kudus
kapan saja kita mau; tidak seperti Imam Besar dalam Perjanjian Lama, yang hanya
dapat memasukinya sekali setahun.
Marilah kita maju ke tempat maha
kudus (ayat 22), yakni ke dalam zaman perjanjian yang baru. Tempat maha kudus
tidak hanya menunjukkan suatu tempat, juga menunjukkan suatu perjanjian, suatu
zaman, dan suatu pengaturan ekonomi. Kita telah melihat dengan jelas dalam
pasal 9 bahwa kemah bukan hanya merupakan suatu tempat, tetapi juga sebagai
lambang dari suatu perjanjian dan suatu zaman. Jadi panggilan untuk maju ke tempat
maha kudus juga termasuk maju ke dalam perjanjian yang baru dan zaman
perjanjian yang baru. Kita harus maju ke tempat maha kudus dengan hati yang
tulus dan keyakinan iman yang teguh, yaitu dengan hati yang telah dibersihkan
dari hati nurani yang jahat, dan dengan tubuh yang telah dibasuh dengan air
yang murni. Jika kita ingin maju ke tempat maha kudus, hati kita harus tulus
ikhlas, keyakinan iman kita harus teguh, hati nurani kita pun harus dipercik
bersih, dan seluruh diri kita harus dibasuh menjadi bersih. Jangan meremehkan
hal ini.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3,
Berita 44
No comments:
Post a Comment