Pembacaan
Alkitab: Ibr. 9:12-15
Di dalam perjanjian yang lama, darah kambing dan darah anak
lembu hanya mengadakan pendamaian bagi dosa‑dosa umat itu (Im. 16:15‑18), sama
sekali tidak dapat merampungkan penebusan bagi dosa‑dosa mereka. Karena Kristus
sebagai Anak Domba Allah telah menghapus dosa (Yoh. 1:29), dengan
mempersembahkan diri‑Nya sendiri satu kali untuk selamanya di kayu salib
sebagai kurban bagi dosa (Ibr. 9:14; 10:12), maka darah‑Nya yang telah Dia percikkan
di dalam kemah surgawi (12:24), telah merampungkan suatu penebusan yang kekal
bagi kita, bahkan penebusan atas pelanggaran‑pelanggaran yang telah dilakukan
selama perjanjian (lama) yang pertama (9:15), pelanggaran‑pelanggaran
yang hanya ditudungi oleh darah binatang. Jadi, kita telah "ditebus
dengan darah yang, mahal, yaitu darah Kristus" (1 Ptr. 1: 18‑19).
Di kayu salib, Kristus telah mempersembahkan diri-Nya sendiri
kepada Allah dalam tubuh insani (10:5, 10), tubuh ini berada di bawah
pembatasan waktu. Tetapi Dia mempersembahkan diri-Nya sendiri melalui Roh yang
kekal (ay. 14). Roh ini kekal dan tidak berada di bawah pembatasan waktu.
Karena itu, dalam pandangan Allah, Kristus sebagai Anak Domba Allah telah
tersembelih sejak dunia dijadikan (Why. 13:8). Dia mempersembahkan diriNya
sendiri satu kali untuk selama-lamanya (7:27), dan penebusan yang dirampungkan
melalui kematian-Nya itu bersifat kekal (9:12), memiliki khasiat yang kekal.
Ruang lingkup penebusan-Nya sepenuhnya mencakup ruang lingkup dosa.
Darah Kristus menyucikan hati nurani kita, supaya kita melayani
Allah yang hidup. Untuk melayani Allah yang hidup perlu hati nurani yang
disucikan oleh darah. Hati nurani adalah bagian utama roh kita. Allah yang
hidup yang ingin kita layani selalu datang ke roh kita (Yoh. 4:24) dengan
menjamah hati nurani kita. Dia itu benar (adil), kudus, dan hidup. Hati nurani
kita tercemar perlu disucikan supaya kita dapat melayani Dia dengan cara yang
hidup.
Kristus adalah Pengantara perjanjian yang baru (ay. 15), dan
Pelaksana wasiat baru. Melalui kematian‑Nya, Kristus telah menetapkan
perjanjian yang baru dalam kematian-Nya, Ia telah mewariskan perjanjian yang
baru ini kepada kita sebagai wasiat, yaitu suatu wasiat yang sudah berlaku.
Kini, dalam kebangkitan‑Nya, sebagai Pengantara perjanjian yang baru, juga
Pelaksana wasiat baru, Ia melaksanakan apa yang telah dirampungkan dalam
perjanjian yang baru dan yang diwariskan dalam wasiat baru.
Hari ini, dalam ministri‑Nya yang lebih agung, dengan imamat‑Nya
yang rajani dan ilahi, sebagai Pengantara, Kristus sedang menyelenggarakan
perjanjian yang baru, dan sebagai Pelaksana, Ia sedang melaksanakan wasiat
baru, agar kaum saleh yang terpanggil mendapatkan warisan kekal yang dijanjikan
(ayat 15). Apakah warisan kekal? Yaitu Allah itu sendiri dengan segala apa ada‑Nya,
segala milik-Nya, segala yang telah dan akan diperbuat‑Nya. Semua ini adalah
warisan kekal untuk kita nikmati. Jalan untuk mewarisi warisan kekal ini ialah
perjanjian yang baru. Janji dari warisan kekal adalah berdasar pada penebusan
kekal Kristus, bukan berdasar pada perbuatan kita, dan berbeda dengan janji
dalam Ibrani 10:36 yang tergantung pada ketekunan kita, dan karena kita
melakukan kehendak Allah. Warisan kekal yang ada di dalam janji di sini adalah
melalui penebusan kekal Kristus, sedangkan upah yang besar dalam Ibrani 10:35
yang ada di dalam janji dalam Ibrani 10:36 diberikan karena ketekunan kita dan
karena kita melakukan kehendak Allah. Melalui pekerjaan penebusan‑Nya, Kristus
telah menjamin kita untuk menerima warisan kekal yang dijanjikan. Sekarang,
berdasarkan hayat kebangkitan-Nya, menurut jalan wasiat perjanjian yang baru,
yaitu jalan tempat maha kudus, Ia memimpin kita, orang‑orang yang terpanggil
dan tertebus, berbagian dalam seluruh kekayaan warisan kekal ini.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita
39
No comments:
Post a Comment