Pembacaan
Alkitab: Ibr. 10:18
Apa artinya Allah melupakan dosa‑dosa kita? Ini berarti Ia
menganggap kita seolah‑olah tidak pernah berdosa. Sejak Anda percaya Tuhan
Yesus, pernahkah Anda menganggap diri Anda tidak berdosa? Tiap kali kita datang
kepada Allah dan berkata, "Ya Bapa, aku ingin mengakui dosa-dosaku,"
Ia mungkin menjawab, "Apa yang kaukatakan? Bukankah kamu anak‑Ku? Tidak
seorang pun di antara anak‑anak‑Ku yang pernah berdosa." Allah bukan hanya
mengampuni dosa‑dosa kita, bahkan tidak lagi mengingat dosa‑dosa kita. Dosa‑dosa
kita tidak saja telah terhapus dalam pemerintahan‑Nya, tetapi juga telah lenyap
dari ingatan‑Nya. Hanya Allah yang bisa melupakan secara demikian. Semakin kita
mencoba melupakan dosa‑dosa, kita makin teringat akan dosa‑dosa itu. Boleh jadi
Anda masih ingat saat‑saat Anda mencuri uang ayah Anda. Walau kita masih ingat
hal itu, kalau kita datang kepada Bapa dan menanyakannya, kita akan menemukan
bahwa Allah telah melupakannya sejak dulu. Haleluya! Tahukah Anda bahwa kita
semua telah mengambil bagian dalam pengampunan yang ajaib ini? Alangkah
indahnya hal ini! Namun itu hanya hal tambahan dari ketiga hal utama dalam
perjanjian yang baru; yang terpenting talah hukum hayat. Allah menjadi Allah
kita, dan kita yang menjadi umat‑Nya ini memiliki kecakapan batiniah untuk
mengenal Allah. Mulai sekarang dan seterusnya, hendaklah kita melupakan dosa
dan tidak lagi membicarakannya. Kita seharusnya tidak menjadi gereja yang
mempersoalkan dosa, tetapi harus menjadi gereja yang membicarakan hukum hayat.
Dosa telah menjadi sejarah, namun hayat ada di sini. Kita sekarang mempunyai
hukum hayat di dalam batin kita.
Karena Kristus telah menggenapkan kurban karena dosa dan telah
mengakhirinya, maka tidak ada kurban lagi karena dosa (10:18). Ini tidak
berarti tidak ada pengampunan lagi, seperti yang disalahartikan sebagian orang
Kristen atas ayat ini, yakni jika kita berdosa setelah beroleh selamat, tidak
ada lagi kurban untuk dosa kita dan kita tidak akan diampuni lagi. Tidak, ayat
ini berarti karena Kristus telah merampungkan kurban karena dosa sekali untuk
selama‑lamanya, dan telah mengakhirinya, maka tidak perlu lagi mempersembahkan
kurban karena dosa. Ini merupakan kata‑kata yang berat bagi orang Kristen
Ibrani di masa itu, yang ingin kembali kepada kebiasaan usang mereka, yaitu
mempersembahkan kurban karena dosa. Mereka harus mengetahui bahwa persembahan
karena dosa telah dirampungkan dan diakhiri oleh Kristus. Mereka tidak
seharusnya kembali kepada bayangan kurban binatang, tetapi harus maju ke depan
mengambil bagian dalam Kristus yang telah bangkit dan menikmati segala sesuatu
yang telah dirampungkan‑Nya bagi mereka melalui persembahan diri-Nya sendiri
kepada Allah.
Hari ini kita pun perlu nampak bahwa dosa‑dosa kita telah
dihapuskan oleh kematian Kristus, dan masalah dosa telah dibereskan sekali
untuk selama‑lamanya. Karena dosa telah berlalu dan telah menjadi sejarah, kita
tidak perlu lagi diganggu olehnya. Kita harus mengalihkan perhatian kita dari
Kristus yang disalibkan kepada Kristus yang di surga. Kita harus menikmati
Kristus yang surgawi sebagai hayat dan segala keperluan kita dalam mengikuti
Dia dan menempuh perlombaan surgawi. Ketika kita menikmati Kristus yang surgawi
ini, barulah kita benar‑benar berada di bawah perjanjlan baru, beroleh bagian
dalam setiap warisan dari wasiat baru itu. Inilah yang menjadi tujuan Surat
Ibrani.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3,
Berita 43
No comments:
Post a Comment