Hitstat

24 October 2015

Ibrani - Minggu 22 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 10:25-39


Penulis memperingatkan kaum beriman Ibrani agar jangan mengabaikan gereja, sengaja berbuat dosa, yakni berbalik kembali ke agama Yahudi, mempersembahkan kurban karena dosa yang telah dihapus itu (25-26, 18). Bagi kaum beriman Ibrani, berbalik kembali ke agama Yahudi, mempersembahkan kurban penghapus dosa lagi berarti melakukan apa yang telah diakhiri Allah. Ini bisa merusak pemerintahan anugerah Allah, karena itu membentuk dosa yang serius di hadapan Allah. Ini juga berarti "sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran" Kebenaran di sini mengacu kepada hal-hal yang disingkapkan dalam pasal-pasal dan ayat-ayat sebelumnya; bagi kaum beriman Ibrani hal-hal itu memberikan pengetahuan yang penuh bahwa Allah telah meninggalkan perjanjian yang lama dan telah menetapkan perjanjian yang baru. Sengaja berbuat dosa di sini mengacu kepada menjauhkan diri dari sidang bersama gereja. Ini akan menjadi suatu dosa yang disengaja di mata Allah, yang dilakukan setelah mereka menerima pengetahuan kebenaran, setelah mereka mengenal bahwa Allah telah meninggalkan Yudaisme, yang dibentuk menurut perjanjian yang lama, dan Dia telah memulai jalan yang baru dan yang hidup untuk mengontak Allah menurut perjanjian yang baru.

Jika kaum beriman Ibrani mengabaikan gereja dan berpaling kembali kepada Yudaisme, di dalam ekonomi Allah tidak akan ada lagi kurban karena dosa-dosa (ay. 26), karena semua kurban dari perjanjian yang lama telah diganti dengan satu-satunya kurban, yaitu Kristus. Karena Kristus telah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban karena dosa-dosa kita satu kali untuk selamanya (7:27; 10:10, 12), maka kurban karena dosa-dosa itu telah usai (10:2).

Dalam perjanjian yang baru, Putra Allah telah menggantikan semua kurban dari perjanjian yang lama. Jika kaum beriman Ibrani berpaling kepada Yudaisme untuk mempersembahkan suatu kurban yang lama, sesungguhnya itu berarti mereka menginjak-injak Putra Allah (ay. 29), yakni menghina-Nya, tidak memperhatikan-Nya, bahkan meletakkan-Nya di bawah kaki mereka.

Ayat 29 juga mengatakan tentang menganggap biasa (najis, LAI) darah perjanjian yang menguduskan. Jika kaum beriman Ibrani berpaling kepada Yudaisme untuk mempersembahkan kurban-kurban yang lama dan bersandar kepada darah hewan sembelihan, sebenarnya itu berarti mereka menganggap darah Kristus yang mustika sebagai suatu hal yang biasa. Itu sungguh-sungguh meremehkan pekerjaan penebusan Kristus yang unik. Ini adalah suatu masalah yang serius.

Menurut ekonomi Allah, seluruh kurban yang lama sudah berakhir, jalan yang lama juga telah tertutup. Bila kaum beriman Ibrani berbalik kembali ke jalan yang lama, mempersembahkan kurban menurut hukum Taurat, persembahan mereka akan sia-sia belaka, sebab dalam pandangan Allah, kurban yang sedemikian telah berakhir. Inilah makna yang tepat dari peringatan ini. Namun, banyak orang Kristen telah menyalah-tafsirkannya. Mereka mengatakan bila Anda berdosa lagi sesudah diselamatkan, berarti Anda sengaja berbuat dosa, dan tidak mungkin beroleh pengampunan lagi. Dalam terang Tuhan, kita telah nampak bahwa sengaja berbuat dosa berarti mengabaikan ekonomi Allah dan berbalik kembali ke jalan yang lama dari agama yang tradisional. Pada akhir zaman ini, Tuhan telah menunjukkan ekonomi-Nya pada hari ini kepada kita. Kita tahu mana jalan yang usang dan mana jalan yang baru. Jalan yang lama telah tertutup, dan yang baru, baru terbuka. Untuk pemulihan Tuhan dan ekonomi Allah, kita harus maju menempuh jalan yang baru ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 44

No comments: