Pembacaan
Alkitab: Ibr. 10:25-39
Penulis memperingatkan kaum beriman Ibrani agar jangan mengabaikan
gereja, sengaja berbuat dosa, yakni berbalik kembali ke agama Yahudi,
mempersembahkan kurban karena dosa yang telah dihapus itu (25-26, 18). Bagi kaum beriman Ibrani,
berbalik kembali ke agama Yahudi, mempersembahkan kurban penghapus dosa lagi
berarti melakukan apa yang telah diakhiri Allah. Ini bisa merusak pemerintahan
anugerah Allah, karena itu membentuk dosa yang serius di hadapan Allah. Ini
juga berarti "sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan
tentang kebenaran" Kebenaran di sini mengacu kepada hal-hal yang disingkapkan dalam pasal-pasal dan ayat-ayat sebelumnya; bagi kaum beriman
Ibrani hal-hal itu memberikan pengetahuan yang penuh bahwa Allah telah
meninggalkan perjanjian yang lama dan telah menetapkan perjanjian yang baru.
Sengaja berbuat dosa di sini mengacu kepada menjauhkan diri dari sidang bersama
gereja. Ini akan menjadi suatu dosa yang disengaja di mata Allah, yang
dilakukan setelah mereka menerima pengetahuan kebenaran, setelah mereka
mengenal bahwa Allah telah meninggalkan Yudaisme, yang dibentuk menurut
perjanjian yang lama, dan Dia telah memulai jalan yang baru dan yang hidup
untuk mengontak Allah menurut perjanjian yang baru.
Jika kaum beriman Ibrani mengabaikan gereja dan berpaling kembali
kepada Yudaisme, di dalam ekonomi Allah tidak akan ada lagi kurban karena dosa-dosa (ay. 26), karena semua kurban dari
perjanjian yang lama telah diganti dengan satu-satunya kurban, yaitu Kristus.
Karena Kristus telah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban karena dosa-dosa kita satu kali untuk
selamanya (7:27; 10:10, 12), maka kurban karena dosa-dosa itu telah usai (10:2).
Dalam perjanjian yang baru, Putra Allah telah menggantikan semua
kurban dari perjanjian yang lama. Jika kaum beriman Ibrani berpaling kepada
Yudaisme untuk mempersembahkan suatu kurban yang lama, sesungguhnya itu berarti
mereka menginjak-injak Putra
Allah (ay. 29),
yakni menghina-Nya, tidak
memperhatikan-Nya, bahkan
meletakkan-Nya di bawah
kaki mereka.
Ayat 29 juga mengatakan tentang menganggap biasa (najis, LAI)
darah perjanjian yang menguduskan. Jika kaum beriman Ibrani berpaling kepada
Yudaisme untuk mempersembahkan kurban-kurban yang lama dan bersandar kepada darah hewan sembelihan,
sebenarnya itu berarti mereka menganggap darah Kristus yang mustika sebagai
suatu hal yang biasa. Itu sungguh-sungguh meremehkan pekerjaan penebusan Kristus yang unik. Ini
adalah suatu masalah yang serius.
Menurut ekonomi Allah, seluruh kurban yang lama sudah berakhir,
jalan yang lama juga telah tertutup. Bila kaum beriman Ibrani berbalik kembali
ke jalan yang lama, mempersembahkan kurban menurut hukum Taurat, persembahan
mereka akan sia-sia belaka,
sebab dalam pandangan Allah, kurban yang sedemikian telah berakhir. Inilah
makna yang tepat dari peringatan ini. Namun, banyak orang Kristen telah
menyalah-tafsirkannya. Mereka mengatakan bila Anda berdosa lagi sesudah
diselamatkan, berarti Anda sengaja berbuat dosa, dan tidak mungkin beroleh
pengampunan lagi. Dalam terang Tuhan, kita telah nampak bahwa sengaja berbuat
dosa berarti mengabaikan ekonomi Allah dan berbalik kembali ke jalan yang lama
dari agama yang tradisional. Pada akhir zaman ini, Tuhan telah menunjukkan
ekonomi-Nya pada hari
ini kepada kita. Kita tahu mana jalan yang usang dan mana jalan yang baru.
Jalan yang lama telah tertutup, dan yang baru, baru terbuka. Untuk pemulihan
Tuhan dan ekonomi Allah, kita harus maju menempuh jalan yang baru ini.
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3,
Berita 44
No comments:
Post a Comment