Pembacaan
Alkitab: Ibr. 9:14; 12:24
Dalam berita ini kita akan membahas dua hal penting ‑ perjanjian
yang baru dan wasiat baru. Dalam bahasa Yunani, baik perjanjian maupun wasiat,
disebut dengan satu istilah yang sama. Istilah ini diterjemahkan menjadi
perjanjian atau wasiat tergantung pada apakah pembuatnya masih hidup atau sudah
mati. Kalau pembuatnya masih hidup, perjanjian akan tetap sebagai perjanjian.
Tetapi kalau pembuatnya sudah mati, perjanjian akan segera menjadi suatu
wasiat. Suatu perjanjian adalah satu persetujuan yang berisi janji‑janji untuk
menggenapkan hal‑hal tertentu bagi orang yang diberi janji, sedangkan wasiat
adalah satu surat wasiat yang berisi hal‑hal yang telah genap yang akan.
diwariskan kepada ahli warisnya. Perjanjian yang baru yang telah disempurnakan
dengan darah Kristus bukan hanya merupakan satu perjanjian, lebih‑lebih
merupakan surat wasiat, yang berisi semua hal yang telah digenapkan oleh
kematian Kristus untuk diwariskan kepada kita. Istilah wasiat searti dengan
surat wasiat saat ini. Seluruh Alkitab tersusun dari dua surat wasiat ‑
Perjanjian Lama (wasiat lama) dan Perjanjian Baru (wasiat baru). Alkitab bukan
hanya kitab pengajaran, melainkan surat wasiat.
Perjanjian yang baru, yang ditetapkan Tuhan Yesus, lebih mulia
daripada Perjanjian yang lama yang dibuat melalui Musa. Dalam perjanjian yang
lama setiap hal merupakan bayang‑bayang, tetapi dalam perjanjian yang baru
setiap hal adalah realitas. Setiap hal dalam perjanjian yang lama telah genap
dan terealisasikan dalam perjanjian yang baru. Karena itu perjanjian yang baru
lebih mulia daripada perjanjian yang lama (7:22; 8:6).
Perjanjian baru dibuat berdasarkan janji‑janji yang lebih mulia
(8:6), yang telah dijelaskan dalam Yeremia 31:31-34. Dalam janji‑janji yang
lebih mulia ini tercakup empat hal utama ‑ hukum hayat batiniah, berkat Allah
menjadi Allah kita dan kita menjadi umat‑Nya, kecakapan batiniah untuk mengenal
Allah, dan pengampunan dosa. Di antara hal utama ini, hukum hayat adalah
intinya. Kalau perjanjian yang lama ditetapkan berdasarkan hukum harfiah yang
di luar, maka perjanjlan yang baru ditetapkan berdasarkan hukum hayat batiniah.
Perjanjian yang lama bersifat harfiah, perjanjian yang baru bersifat hayat.
Perjanjian yang baru ditetapkan dengan persembahan-persembahan
yang lebih baik dan dengan darah yang berbicara lebih indah. Kristus
mempersembahkan diri‑Nya sendiri sebagai satu kurban (9:14; 10:12). Satu kurban
ini, dipandang dari aspeknya yang berbeda, dapat dianggap sebagai banyak
kurban. Karena Kristus adalah Putra kekal Allah yang hidup, yang berinkarnasi
menjadi Anak Manusia, dan karena Dia mempersembahkan diri‑Nya sendiri kepada
Allah melalui Roh yang kekal, maka kurban‑Nya yang adalah diri‑Nya sendiri itu
lebih baik daripada kurban‑kurban hewan. Kurban‑kurban hewan itu adalah
bayangan, tidak mungkin dapat menghapuskan dosa‑dosa (10:11), tetapi kurban‑Nya
adalah riil dan telah menghapuskan dosa satu kali untuk selamanya (9:26). Jadi,
Dia telah mendapatkan suatu penebusan yang kekal bagi kita (9:12). Ayat 22
mengatakan, "Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." Tanpa
pengampunan dosa, tidak mungkin memuaskan tuntutan kebenaran Allah sehingga
perjanjian itu dapat disahkan. Tetapi darah Kristus telah teralir bagi
pengampunan dosa, dan perjanjian yang baru telah disahkan dengan darah‑Nya
(Mat. 26:28). Ibrani 12:24 memberi tahu kita bahwa darah Kristus, "Berbicara
lebih kuat (indah) daripada darah Habel." Darah Kristus ialah darah
yang berbicara, yakni berbicara kepada Allah untuk pengampunan, pembenaran,
pendamaian, dan penebusan. Darah adi ini berbicara kepada Allah bagi
kepentingan kita, mengatakan bahwa oleh darah ini (seperti yang diwahyukan
dalam kitab ini) perjanjian yang baru, yang kekal telah ditetapkan. Karena itu,
darah ini disebut darah perjanjian yang kekal (10:29; 13:20).
Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3,
Berita 41
No comments:
Post a Comment