Hitstat

06 June 2016

1 Petrus - Minggu 14 Senin



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 4:1
Doa baca: 1 Ptr. 4:1
Jadi, karena Kristus telah menderita secara badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian -- karena siapa yang telah menderita secara badani, ia telah berhenti berbuat dosa.


Satu tujuan utama dari kitab ini adalah mendorong dan menasihati kaum beriman untuk mengikuti jejak Kristus saat mereka menderita aniaya (1:6-7; 2:18-25; 3:8-17; 4:12-19). Mereka harus memiliki pikiran yang sama dengan pikiran Kristus dalam penderitaan-Nya (3:18-22). Fungsi utama pikiran adalah untuk mengerti dan memahami. Untuk menempuh hidup yang mengikuti jejak Kristus, kita memerlukan pikiran yang diperbarui (Rm. 12:2) untuk mengerti dan memahami jalan hidup Kristus guna menggenapkan kehendak Allah.

Mempersenjatai diri kita dengan pikiran Kristus berarti mempersenjatai diri dengan pikiran dan konsepsi Kristus. Ini secara tidak langsung menyatakan bahwa kita mengubah cara kita berpikir. Banyak orang Kristen mengira asal seseorang mengasihi Allah dan melakukan kehendak-Nya, ia ada di bawah berkat-Nya dan tidak akan menderita apa pun. Umumnya orang-orang Kristen mempunyai konsepsi bahwa siapa saja yang mengasihi Tuhan tidak akan tertimpa penderitaan. Tetapi bagaimana dengan kehidupan Kristus? Apakah Dia tidak mengasihi Allah? Apakah Dia tidak melakukan kehendak Allah? Kristus mengasihi Allah sampai pada puncaknya, dan Dia melakukan kehendak Allah dengan penuh dan mutlak. Tetapi apa yang terjadi pada Dia dalam kehidupan-Nya? Seumur hidup-Nya di bumi sepertinya tidak ada berkat, hanya ada penderitaan. Dia dilahirkan dalam satu keluarga miskin, satu keluarga yang tidak terhitung kelas tinggi. Memang, keluarga itu keturunan Daud, jadi dari keturunan raja. Tetapi ketika Tuhan Yesus dilahirkan, keluarga raja ini sangat miskin. Selain itu, keluarga ini tidak tinggal di Yerusalem, tetapi di Nazaret, kota yang dipandang rendah di Galilea. Galilea dapat dibandingkan dengan satu negara bagian yang termiskin di Amerika Serikat, satu negara bagian yang tidak dapat disamakan dengan negara-negara bagian lain yang penduduknya kaya dan mempunyai populasi yang besar. Tuhan Yesus tinggal di Nazaret selama lebih dari 30 tahun. Pada awal kehidupan-Nya, Dia diletakkan di palungan, dan pada akhir hidup-Nya, Dia diletakkan di atas salib. Di mana kita dapat melihat berkat Allah dalam kehidupan Tuhan? Dia memikul penderitaan demi penderitaan. Dia tidak mempunyai nama baik, Dia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Inilah cara kehidupan Tuhan Yesus ketika Dia di bumi. Kehidupan-Nya adalah kehidupan penderitaan.

Kita perlu mempersenjatai diri sendiri, memperlengkapi diri sendiri dengan pikiran Kristus. Ini menyatakan bahwa pikiran Kristus adalah senjata, satu bagian dari persenjataan yang diperlukan dalam peperangan bagi Kerajaan Allah.

Jika kita mempersenjatai diri kita dengan pikiran Kristus untuk menderita, kita akan mau menanggung penderitaan. Kita akan berkata, "Puji Tuhan bahwa penderitaanku adalah bagian dari nasibku. Allah telah menetapkan ini untukku. Penderitaan adalah bagian anak-anak Allah dalam zaman ini." Dalam 1 Tesalonika 3 Paulus mengatakan kepada kaum beriman bahwa Allah telah menetapkan kita untuk penderitaan dan penganiayaan. Allah tidak menetapkan kita bagi berkat materi; Dia telah menetapkan kita bagi penderitaan. Sebab itu, mengetahui bahwa Kristus menderita di dalam daging (secara badani), kita juga perlu mempersenjatai diri kita dengan pikiran yang sama. Kita tidak seharusnya mempunyai pikiran berdoa untuk berkat materi. Itu berarti memiliki pikiran yang salah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 26

No comments: