Hitstat

21 June 2016

1 Petrus - Minggu 16 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 2:23
Doa baca: 1 Ptr. 2:23
Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan diri-Nya kepada Dia yang menghakimi dengan adil.


Darby menunjukkan bahwa karena penghakiman dalam 1:17 adalah penghakiman sehari-hari dari pemerintahan Allah dan dilaksanakan atas anak-anak-Nya, ayat ini berbicara tentang menempuh hidup pengembaraan kita dengan takut. Penghakiman semacam ini dilaksanakan atas kita, anak-anak Allah, ketika kita menumpang di bumi. Sebab itu, penghakiman ini bukanlah yang akan datang; ini adalah penghakiman yang kita alami hari ini. Yohanes 5:22 membicarakan tentang penghakiman kekal, untuk menghakimi orang-orang yang tidak percaya pada takhta putih. Tetapi penghakiman di sini adalah penghakiman Allah yang sekarang atas anak-anak-Nya, bukan atas orang-orang yang tidak percaya.

Kita telah nampak bahwa akibat dari berbagai macam penghakiman ini tidak sama. Ada penghakiman yang mengakibatkan penanggulangan pendisiplinan. Inilah penghakiman yang kita alami hari ini. Penganiayaan, kesulitan, dan penyakit adalah penghakiman Allah akibat penanggulangan pendisiplinan dalam zaman ini.

Ada penghakiman yang mengakibatkan hukuman sezaman. Hukuman sezaman mengacu kepada hukuman selama seribu tahun, selama Kerajaan Seribu Tahun. Kerajaan adalah suatu zaman. Orang-orang Kristen yang gagal akan menderita hukuman selama zaman yang akan datang. Itulah hukuman sezaman.

Menurut Injil Matius, beberapa orang beriman akan menderita selama zaman kerajaan yang akan datang (Mat. 24:48-51; 25:24-30). Bagi mereka, masa itu adalah masa kegelapan dengan ratap dan kertak gigi. Matius 25 dengan jelas menunjukkan bahwa ketika Tuhan Yesus datang kembali, hamba-hamba yang setia akan diberi pahala dan yang tidak setia akan dihukum. Beberapa pengajar Alkitab mengatakan bahwa hamba-hamba yang tidak setia dalam Matius 25 adalah orang-orang Kristen palsu, sedangkan yang setia adalah orang-orang Kristen sejati. Pengertian demikian tidak logis dan tidak tepat. Bagaimana seorang Kristen palsu dapat terhitung sebagai hamba Tuhan? Selanjutnya, bagaimana seorang Kristen palsu dapat diangkat untuk tampil di hadapan takhta peng-hakiman Kristus? Kita tidak mengikuti penafsiran itu, yaitu hamba-hamba yang tidak setia adalah orang-orang Kristen palsu, melainkan kita percaya firman Allah yang murni. Alkitab mengatakan bahwa ketika Tuhan Yesus datang kembali, kita semua harus berdiri di depan takhta penghakiman-Nya. Dalam 2 Korintus 5:10, Paulus mengatakan dengan jelas bahwa kita semua akan berdiri di depan takhta penghakiman Kristus untuk menerima balasan sesuai dengan apa yang telah kita lakukan. Jika kita telah melakukan pekerjaan yang setia, Tuhan akan memberi pahala kepada kita. Tetapi jika kita tidak setia dan meninggalkan Tuhan, Dia akan memberi kita hukuman. Itu adalah hukuman sezaman selama seribu tahun.

Penghakiman yang lain mengakibatkan kebinasaan kekal. Seperti yang telah kita lihat, penghakiman atas orang-orang dan setan pada takhta putih akan mengakibatkan kebinasaan kekal. Sebab itu, kita dapat melihat tiga macam akibat dari penghakiman pemerintahan Allah: penanggulangan pendisiplinan, hukuman sezaman dan kebinasaan kekal.

Dalam 2:23 Petrus berkata mengenai Kristus, "Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan diri-Nya kepada Dia yang menghakimi dengan adil." Menurut pemakaian kata kerja "menyerahkan" dalam bahasa Yunani perlu disisipi "semua" di sini sebagai pelengkap, mengacu kepada semua penderitaan Tuhan. Tuhan menyerahkan semua penghinaan dan luka-luka yang diderita-Nya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil dalam pemerintahan-Nya, yaitu Allah yang adil, yang ditaati-Nya. Ini menunjukkan bahwa Tuhan mengakui pemerintahan Allah ketika Dia menempuh hidup sebagai manusia di bumi.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 30

No comments: