Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 2:23
Doa baca: 1 Ptr. 2:23
Ketika Ia dicaci maki, Ia
tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam,
tetapi Ia menyerahkan diri-Nya kepada Dia yang menghakimi dengan adil.
Darby
menunjukkan bahwa karena penghakiman dalam 1:17 adalah penghakiman sehari-hari
dari pemerintahan Allah dan dilaksanakan atas anak-anak-Nya, ayat ini berbicara
tentang menempuh hidup pengembaraan kita dengan takut. Penghakiman semacam ini
dilaksanakan atas kita, anak-anak Allah, ketika kita menumpang di bumi. Sebab
itu, penghakiman ini bukanlah yang akan datang; ini adalah penghakiman yang kita
alami hari ini. Yohanes 5:22 membicarakan tentang penghakiman kekal, untuk
menghakimi orang-orang yang tidak percaya pada takhta putih. Tetapi penghakiman
di sini adalah penghakiman Allah yang sekarang atas anak-anak-Nya, bukan atas
orang-orang yang tidak percaya.
Kita
telah nampak bahwa akibat dari berbagai macam penghakiman ini tidak sama. Ada
penghakiman yang mengakibatkan penanggulangan pendisiplinan. Inilah penghakiman
yang kita alami hari ini. Penganiayaan, kesulitan, dan penyakit adalah penghakiman
Allah akibat penanggulangan pendisiplinan dalam zaman ini.
Ada penghakiman
yang mengakibatkan hukuman sezaman. Hukuman sezaman mengacu kepada hukuman selama
seribu tahun, selama Kerajaan Seribu Tahun. Kerajaan adalah suatu zaman. Orang-orang
Kristen yang gagal akan menderita hukuman selama zaman yang akan datang. Itulah
hukuman sezaman.
Menurut
Injil Matius, beberapa orang beriman akan menderita selama zaman kerajaan yang
akan datang (Mat. 24:48-51; 25:24-30). Bagi mereka, masa itu adalah masa
kegelapan dengan ratap dan kertak gigi. Matius 25 dengan jelas menunjukkan bahwa
ketika Tuhan Yesus datang kembali, hamba-hamba yang setia akan diberi pahala dan
yang tidak setia akan dihukum. Beberapa pengajar Alkitab mengatakan bahwa hamba-hamba
yang tidak setia dalam Matius 25 adalah orang-orang Kristen palsu, sedangkan
yang setia adalah orang-orang Kristen sejati. Pengertian demikian tidak logis dan
tidak tepat. Bagaimana seorang Kristen palsu dapat terhitung sebagai hamba
Tuhan? Selanjutnya, bagaimana seorang Kristen palsu dapat diangkat untuk tampil
di hadapan takhta peng-hakiman Kristus? Kita tidak mengikuti penafsiran itu, yaitu
hamba-hamba yang tidak setia adalah orang-orang Kristen palsu, melainkan kita percaya
firman Allah yang murni. Alkitab mengatakan bahwa ketika Tuhan Yesus datang
kembali, kita semua harus berdiri di depan takhta penghakiman-Nya. Dalam 2 Korintus
5:10, Paulus mengatakan dengan jelas bahwa kita semua akan berdiri di depan takhta
penghakiman Kristus untuk menerima balasan sesuai dengan apa yang telah kita lakukan.
Jika kita telah melakukan pekerjaan yang setia, Tuhan akan memberi pahala
kepada kita. Tetapi jika kita tidak setia dan meninggalkan Tuhan, Dia akan
memberi kita hukuman. Itu adalah hukuman sezaman selama seribu tahun.
Penghakiman
yang lain mengakibatkan kebinasaan kekal. Seperti yang telah kita lihat,
penghakiman atas orang-orang dan setan pada takhta putih akan mengakibatkan
kebinasaan kekal. Sebab itu, kita dapat melihat tiga macam akibat dari penghakiman
pemerintahan Allah: penanggulangan pendisiplinan, hukuman sezaman dan
kebinasaan kekal.
Dalam
2:23 Petrus berkata mengenai Kristus, "Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas
dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia
menyerahkan diri-Nya kepada Dia yang menghakimi dengan adil." Menurut pemakaian kata kerja "menyerahkan" dalam bahasa Yunani
perlu disisipi "semua" di sini sebagai pelengkap, mengacu kepada
semua penderitaan Tuhan. Tuhan menyerahkan semua penghinaan dan luka-luka yang diderita-Nya
kepada Dia, yang menghakimi dengan adil dalam pemerintahan-Nya, yaitu Allah
yang adil, yang ditaati-Nya. Ini menunjukkan bahwa Tuhan mengakui pemerintahan Allah
ketika Dia menempuh hidup sebagai manusia di bumi.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 30
No comments:
Post a Comment