Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 4:5-6, 12
Doa baca: 1 Ptr. 4:5
Tetapi mereka harus
memberi pertanggungjawaban kepada Dia yang telah siap sedia menghakimi orang
yang hidup dan yang mati.
Satu Petrus 4:5 membicarakan
orang-orang yang tidak percaya. Mereka
harus memberi pertanggungjawaban kepada Tuhan mengenai semua yang telah
dilakukan dan dikatakan mereka dalam seumur hidupnya. Ini mewahyukan
pemerintahan Allah atas semua manusia. Tuhan siap menghakimi semua orang, baik orang
hidup maupun orang mati. Penghakiman-Nya adalah administrasi pemerintahan-Nya yang
dengannya Dia menanggulangi keadaan di antara manusia.
Kata "hidup" dalam 4:5
mengacu pada siapa? Mengacu pada orang-orang yang tidak percaya yang masih
hidup ketika Tuhan Yesus datang kembali. Sebelum
Tuhan duduk di atas takhta kemuliaan-Nya menurut Matius 25:31, Dia akan
melaksanakan banyak penghakiman selama kesusahan besar. Semua bangsa yang hidup
akan dikumpulkan bersama-sama di depan-Nya untuk dihakimi. Dia akan memisahkan siapa
yang adalah kambing-kambing, yang buruk, yang akan "pergi ke dalam
penghukuman kekal", ke dalam api kekal, dan domba-domba, yang baik, yang
akan mewarisi kerajaan yang telah disediakan bagi mereka sejak dunia dijadikan.
"Orang
yang mati" dalam 4:5 mengacu kepada orang tidak percaya yang mati, yaitu
yang akan dihakimi pada takhta putih besar yang digambarkan dalam Wahyu 20.
Kita telah melihat bahwa setelah kesusahan besar, Tuhan akan menlaksanakan penghakiman-Nya
atas bangsa-bangsa yang masih hidup. Lalu Milenium, Kerajaan Seribu Tahun akan dimulai.
Setelah Milenium, Tuhan akan menjalankan penghakiman-Nya atas semua orang yang
sudah mati. Menurut Wahyu 20:15, "Setiap orang yang
tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan
ke dalam lautan api itu."
Inilah penghakiman terakhir bagi orang-orang tidak percaya yang mati.
Penghakiman itu akan diikuti oleh pembakaran langit lama dan bumi lama.
Dalam
4:6 Petrus selanjutnya berkata, "Itulah sebabnya, Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang
mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi
oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah" (Tl.). Dalam ayat ini "orang-orang mati" mengacu kepada kaum
beriman dalam Kristus yang sudah mati, yang menderita aniaya karena kesaksian kristiani
mereka, seperti yang disinggung dalam 1:6; 2:18-21; 3:16-17; dan 4:12-19. Dalam
kitab ini, penganiayaan semacam ini oleh Petrus dianggap sebagai penghakiman
Allah, yang menurut pemerintahan Allah dan dimulai dari rumah Allah (4:17). Injil
diberitakan kepada kaum beriman yang mati ketika mereka masih hidup, agar
mereka di satu pihak bisa dihakimi, ditanggulangi oleh Allah dalam daging, menurut
manusia melalui penganiayaan para penentang, tetapi di pihak lain, hidup di
dalam roh menurut Allah dengan percaya kepada Kristus. Ini memperlihatkan betapa
ketat dan seriusnya penghakiman Allah dalam administrasi pemerintahan-Nya. Jika
kaum beriman yang taat kepada Injil ditanggulangi oleh penghakiman pemerintahan-Nya,
lebih-lebih orang yang menentang Injil dan memfitnah orang-orang beriman, akan dihakimi
oleh penanggulangan Allah (4:17-18).
Dalam 4:12 Petrus berkata, "Saudara-saudara
yang terkasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu
sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu." Menurut apa yang telah kita bahas mengenai
ayat ini dalam satu berita di depan, "nyala api siksaan' di sini berarti
menyala, melambangkan tungku pemurni emas dan perak yang menyala-nyala (Ams. 27:21;
Mzm. 66:10); ini serupa dengan kiasan yang dipakai dalam 1:7. Petrus menganggap
penganiayaan yang diderita kaum beriman sebagai tungku yang menyala-nyala yang digunakan
Allah untuk memurnikan hayat mereka. Inilah cara Allah menanggulangi kaum beriman
dalam penghakiman administrasi pemerintahan-Nya, yang dimulai dari rumah-Nya
sendiri (4:17-19).
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 30
No comments:
Post a Comment