Hitstat

16 June 2016

1 Petrus - Minggu 15 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 4:17
Doa baca: 1 Ptr. 4:17
Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai dari rumah Allah sendiri. Jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimana pula kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?


Satu Petrus 4:17 mengatakan, "Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai dari rumah Allah sendiri. Jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimana pula kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?" Kita telah melihat bahwa kitab ini memperlihatkan pemerintahan Allah, khususnya dalam hubungannya dengan penanggulanggan-Nya terhadap umat pilihan-Nya. Penderitaan-penderitaan yang mereka alami dalam penganiayaan yang kejam dipakai-Nya sebagai sarana untuk menghakimi mereka supaya mereka didisiplinkan, dimurnikan, dan dipisahkan dari orang-orang yang tidak percaya yang tidak memiliki nasib yang sama seperti mereka. Jadi, penghakiman penanggulangan ini dimulai dari rumah-Nya sendiri, dan tidak dilaksanakan hanya satu kali, atau dua kali, melainkan dilaksanakan terus-menerus sampai kedatangan Tuhan.

Dalam ayat 17 Petrus bertanya, jika penghakiman itu dimulai dari kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak beriman, yang tidak taat kepada Injil Allah, akan mengalami penghakiman yang lebih keras daripada yang dialami oleh orang-orang beriman.

"Tidak percaya" dalam ayat 17 mengandung arti yang khusus, istimewa. Namun banyak orang Kristen tidak memahami. Dalam 4:17 "tidak percaya" ini terutama mengacu kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya, bukan mengacu kepada orang-orang kafir yang tidak percaya. Orang-orang Yahudi adalah umat Allah, telah menerima hukum Taurat Musa, juga telah menerima perintah-perintah dan peraturan-peraturan Perjanjian Lama. Tetapi ketika Surat ini ditulis, zaman telah beralih. Perjanjian Lama adalah zaman yang lama, Perjanjian Baru adalah zaman yang baru dari Allah. Peralihan zaman dimulai dari kedatangan Yohanes Pembaptis. Tentu, mengikuti kedatangan Tuhan Yesus, zaman telah beralih lebih banyak lagi.

Yohanes Pembaptis adalah anak imam (Luk. 1:5, 13). Ini menyatakan bahwa ia adalah imam yang seharusnya melayani di Bait Allah, mempersembahkan kurban, menyalakan pelita, dan membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. Ini adalah cara pelayanan imam menurut ketetapan dalam Perjanjian Lama. Tetapi anak imam ini tidak tinggal di bait. Sebaliknya, ia pergi ke padang gurun. Tidak hanya demikian, sebagai imam, ia seharusnya memakai jubah imam, pakaian yang dipintal dari lenan halus. Tetapi di padang gurun, ia mengenakan jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit (Mat. 3:4). Yohanes seharusnya memakan makanan imam, yaitu tepung yang terbaik dan daging kurban persembahan yang dipersembahkan oleh umat kepada Allah. Tetapi dia memakan belalang dan madu hutan. Bagi seorang imam, mengenakan pakaian dari bulu unta merupakan pukulan yang sangat besar terhadap pikiran yang agamawi, karena menurut peraturan orang Lewi, unta adalah binatang najis (Im. 11:4). Semua ini menunjukkan bahwa Yohanes sama sekali menolak pengaturan zaman Perjanjian Lama. Yohanes tidak mempersembahkan kurban, tidak menyalakan pelita, dan tidak membakar ukupan di dalam bait. Sebaliknya, ia pergi ke padang gurun dan menyuruh umat Allah bertobat. Mereka yang telah bertobat dibaptisnya dalam air. Dipandang dari agama Yahudi, perbuatan Yohanes adalah bidah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 29

No comments: