Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 4:17
Doa baca: 1 Ptr. 4:17
Karena sekarang telah
tiba saatnya penghakiman dimulai dari rumah Allah sendiri. Jika penghakiman itu
dimulai pada kita, bagaimana pula kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya
pada Injil Allah?
Satu Petrus 4:17 mengatakan, "Karena
sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai dari rumah Allah sendiri. Jika penghakiman
itu dimulai pada kita, bagaimana pula kesudahannya dengan mereka yang tidak
percaya pada Injil Allah?" Kita
telah melihat bahwa kitab ini memperlihatkan pemerintahan Allah, khususnya dalam
hubungannya dengan penanggulanggan-Nya terhadap umat pilihan-Nya.
Penderitaan-penderitaan yang mereka alami dalam penganiayaan yang kejam dipakai-Nya
sebagai sarana untuk menghakimi mereka supaya mereka didisiplinkan, dimurnikan,
dan dipisahkan dari orang-orang yang tidak percaya yang tidak memiliki nasib
yang sama seperti mereka. Jadi, penghakiman penanggulangan ini dimulai dari rumah-Nya
sendiri, dan tidak dilaksanakan hanya satu kali, atau dua kali, melainkan dilaksanakan
terus-menerus sampai kedatangan Tuhan.
Dalam ayat 17 Petrus bertanya,
jika penghakiman itu dimulai dari kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka
yang tidak percaya pada Injil Allah? Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak
beriman, yang tidak taat kepada Injil Allah, akan mengalami penghakiman yang
lebih keras daripada yang dialami oleh orang-orang beriman.
"Tidak percaya" dalam
ayat 17 mengandung arti yang khusus, istimewa. Namun banyak orang Kristen tidak
memahami. Dalam 4:17 "tidak percaya" ini terutama mengacu kepada orang-orang
Yahudi yang tidak percaya, bukan mengacu kepada orang-orang kafir yang tidak percaya.
Orang-orang Yahudi adalah umat Allah, telah menerima hukum Taurat Musa, juga
telah menerima perintah-perintah dan peraturan-peraturan Perjanjian Lama.
Tetapi ketika Surat ini ditulis, zaman telah beralih. Perjanjian Lama adalah
zaman yang lama, Perjanjian Baru adalah zaman yang baru dari Allah. Peralihan
zaman dimulai dari kedatangan Yohanes Pembaptis. Tentu, mengikuti kedatangan Tuhan
Yesus, zaman telah beralih lebih banyak lagi.
Yohanes Pembaptis adalah anak
imam (Luk. 1:5, 13). Ini menyatakan bahwa ia adalah imam yang seharusnya melayani
di Bait Allah, mempersembahkan kurban, menyalakan pelita, dan membakar ukupan
di atas mezbah pembakaran ukupan. Ini adalah cara pelayanan imam menurut ketetapan
dalam Perjanjian Lama. Tetapi anak imam ini tidak tinggal di bait. Sebaliknya,
ia pergi ke padang gurun. Tidak hanya demikian, sebagai imam, ia seharusnya
memakai jubah imam, pakaian yang dipintal dari lenan halus. Tetapi di padang
gurun, ia mengenakan jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit (Mat. 3:4). Yohanes
seharusnya memakan makanan imam, yaitu tepung yang terbaik dan daging kurban
persembahan yang dipersembahkan oleh umat kepada Allah. Tetapi dia memakan
belalang dan madu hutan. Bagi seorang imam, mengenakan pakaian dari bulu unta merupakan
pukulan yang sangat besar terhadap pikiran yang agamawi, karena menurut
peraturan orang Lewi, unta adalah binatang najis (Im. 11:4). Semua ini menunjukkan
bahwa Yohanes sama sekali menolak pengaturan zaman Perjanjian Lama. Yohanes tidak
mempersembahkan kurban, tidak menyalakan pelita, dan tidak membakar ukupan di
dalam bait. Sebaliknya, ia pergi ke padang gurun dan menyuruh umat Allah
bertobat. Mereka yang telah bertobat dibaptisnya dalam air. Dipandang dari agama
Yahudi, perbuatan Yohanes adalah bidah.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 29
No comments:
Post a Comment