Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 5:3-4
Doa Baca: 1 Ptr. 5:4
Apabila Gembala Agung
datang, maka kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.
Dalam ayat 2 dikatakan, "Jangan
menilik (mengawasi) dengan paksa" (Tl.), ini berarti melakukan
penilikan, memperhatikan keadaan dengan rajin. Menilik terutama adalah masalah menilik
keperluan. Contohnya, ketika seorang gembala menilik kawanan domba, yang dia
perhatikan adalah keperluan kawanan domba. Penilikannya berhubungan dengan melindungi
kawanan domba, memimpin kawanan domba, dan memberi makan kawanan domba. Gembala
melaksanakan penilikan untuk menyuplai kawanan domba dengan apa yang
diperlukan.
Para penatua harus memahami
bahwa Tuhan tidak mengangkat mereka menjadi penguasa-penguasa untuk
melaksanakan kekuasaan atas orang lain. Menguasai orang lain adalah sesuatu
yang buruk dan rendah. Para penatua tidak boleh menguasai siapa pun. Dalam
Injil Matius Tuhan Yesus berkata bahwa hanya Dialah Tuhan dan Tuan, dan kita
semua adalah saudara (Mat. 23:8, 10). Ini berarti para penatua, para pemimpin,
juga tidak lebih dari saudara. Lebih dari seabad yang lalu, Kaum Saudara (The Brethren) nampak kebenaran ini, menurunkan semua nama denominasi, dan dengan
sederhana menyebut mereka sendiri saudara. Sebenarnya nama "The Brethren" (Kaum Saudara) adalah
sebuah nama sebutan yang diberikan kepada mereka oleh orang-orang lain. Di
dalam gereja kita semua adalah saudara, dan tidak ada seorang pun yang boleh
berkuasa atas siapa pun.
Seperti kata Petrus, para penatua harus menilik
"dengan sukarela, sesuai dengan Allah". Menilik sesuai dengan Allah
berarti menurut sifat, keinginan, cara, dan kemuliaan Allah, bukan menurut
kesukaan, kepentingan, dan tujuan manusia. Para penatua jangan menilik menurut opini,
konsepsi, rasa suka atau tidak suka mereka. Sebaliknya, mereka harus menilik menurut
pilihan, keinginan, maksud, dan kesukaan Allah. Para penatua harus menilik
gereja secara keseluruhan menurut pikiran, perasaan, maksud, dan pilihan Allah.
Mereka harus menilik menurut kesukaan dan ketidaksukaan Allah.
Dalam 5:2 Petrus memperingatkan para penatua untuk tidak mencari
keuntungan dengan cara-cara yang rendah, tetapi melaksanakan penilikan dengan
bergairah. Ini berarti para penatua tidak boleh mengambil keuntungan dari
kepenatuaan dan menggunakannya sebagai alat untuk mencari uang. Mereka harus
dengan bergairah menilik seperti para orang tua yang dengan bergairah
memelihara anak-anak mereka.
Dalam ayat 3, Petrus secara
langsung memberi tahu para penatua tidak boleh menjadi tuan memerintah gereja. Semua
penatua haruslah menjadi budak kaum beriman. Para penatua tidak cukup hanya
menjadi pelayan-pelayan, mereka harus menjadi budak-budak. Inilah sesuatu yang
Petrus pelajari dari Tuhan sendiri. Petrus mendengar Tuhan Yesus berkata bahwa
siapa saja yang ingin menjadi besar harus menjadi budak. Para penatua harus menganggap
diri mereka sendiri sebagai budak-budak, dan menganggap saudara saudari sebagai
tuan mereka.
Gereja adalah kawanan domba
Allah dan harta milik-Nya. Para penatua telah ditetapkan oleh Allah menjadi gembala-gembala
kawanan domba ini. Karena itu, Allah telah mempercayakan gereja di tempat
mereka kepada mereka untuk dipelihara. Gereja di satu tempat adalah harta milik
Allah, bukan milik para penatua. Tetapi Allah telah mempercayakan gereja itu
kepada para penatua, agar mereka memelihara dan menggembalakannya. Tidak hanya demikian,
gereja hanyalah sementara dipercayakan kepada para penatua untuk dipelihara. Gereja
selamanya adalah harta milik Allah. Bahkan para penatua sendiri pun adalah satu
bagian dari gereja sebagai harta milik Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 32
No comments:
Post a Comment