Hitstat

29 June 2016

1 Petrus - Minggu 17 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 5:3-4
Doa Baca: 1 Ptr. 5:4
Apabila Gembala Agung datang, maka kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.


Dalam ayat 2 dikatakan, "Jangan menilik (mengawasi) dengan paksa" (Tl.), ini berarti melakukan penilikan, memperhatikan keadaan dengan rajin. Menilik terutama adalah masalah menilik keperluan. Contohnya, ketika seorang gembala menilik kawanan domba, yang dia perhatikan adalah keperluan kawanan domba. Penilikannya berhubungan dengan melindungi kawanan domba, memimpin kawanan domba, dan memberi makan kawanan domba. Gembala melaksanakan penilikan untuk menyuplai kawanan domba dengan apa yang diperlukan.

Para penatua harus memahami bahwa Tuhan tidak mengangkat mereka menjadi penguasa-penguasa untuk melaksanakan kekuasaan atas orang lain. Menguasai orang lain adalah sesuatu yang buruk dan rendah. Para penatua tidak boleh menguasai siapa pun. Dalam Injil Matius Tuhan Yesus berkata bahwa hanya Dialah Tuhan dan Tuan, dan kita semua adalah saudara (Mat. 23:8, 10). Ini berarti para penatua, para pemimpin, juga tidak lebih dari saudara. Lebih dari seabad yang lalu, Kaum Saudara (The Brethren) nampak kebenaran ini, menurunkan semua nama denominasi, dan dengan sederhana menyebut mereka sendiri saudara. Sebenarnya nama "The Brethren" (Kaum Saudara) adalah sebuah nama sebutan yang diberikan kepada mereka oleh orang-orang lain. Di dalam gereja kita semua adalah saudara, dan tidak ada seorang pun yang boleh berkuasa atas siapa pun.

Seperti kata Petrus, para penatua harus menilik "dengan sukarela, sesuai dengan Allah". Menilik sesuai dengan Allah berarti menurut sifat, keinginan, cara, dan kemuliaan Allah, bukan menurut kesukaan, kepentingan, dan tujuan manusia. Para penatua jangan menilik menurut opini, konsepsi, rasa suka atau tidak suka mereka. Sebaliknya, mereka harus menilik menurut pilihan, keinginan, maksud, dan kesukaan Allah. Para penatua harus menilik gereja secara keseluruhan menurut pikiran, perasaan, maksud, dan pilihan Allah. Mereka harus menilik menurut kesukaan dan ketidaksukaan Allah.

Dalam 5:2 Petrus memperingatkan para penatua untuk tidak mencari keuntungan dengan cara-cara yang rendah, tetapi melaksanakan penilikan dengan bergairah. Ini berarti para penatua tidak boleh mengambil keuntungan dari kepenatuaan dan menggunakannya sebagai alat untuk mencari uang. Mereka harus dengan bergairah menilik seperti para orang tua yang dengan bergairah memelihara anak-anak mereka.

Dalam ayat 3, Petrus secara langsung memberi tahu para penatua tidak boleh menjadi tuan memerintah gereja. Semua penatua haruslah menjadi budak kaum beriman. Para penatua tidak cukup hanya menjadi pelayan-pelayan, mereka harus menjadi budak-budak. Inilah sesuatu yang Petrus pelajari dari Tuhan sendiri. Petrus mendengar Tuhan Yesus berkata bahwa siapa saja yang ingin menjadi besar harus menjadi budak. Para penatua harus menganggap diri mereka sendiri sebagai budak-budak, dan menganggap saudara saudari sebagai tuan mereka.

Gereja adalah kawanan domba Allah dan harta milik-Nya. Para penatua telah ditetapkan oleh Allah menjadi gembala-gembala kawanan domba ini. Karena itu, Allah telah mempercayakan gereja di tempat mereka kepada mereka untuk dipelihara. Gereja di satu tempat adalah harta milik Allah, bukan milik para penatua. Tetapi Allah telah mempercayakan gereja itu kepada para penatua, agar mereka memelihara dan menggembalakannya. Tidak hanya demikian, gereja hanyalah sementara dipercayakan kepada para penatua untuk dipelihara. Gereja selamanya adalah harta milik Allah. Bahkan para penatua sendiri pun adalah satu bagian dari gereja sebagai harta milik Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 32

No comments: