Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 5:5
Doa Baca: 1 Ptr. 5:5
Demikian juga, hai orang-orang muda,
tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang
terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi memberi anugerah
kepada orang yang rendah hati.”
Dalam 5:5 Petrus melanjutkan perkataannya
bahwa dalam hidup gereja, orang-orang muda harus tunduk kepada orang yang tua. Meskipun
kata "orang yang tua" di sini dalam bahasa aslinya sama dengan "penatua"
yang terdapat dalam ayat 1, pada prinsipnya di sini kata ini mengacu kepada
orang-orang yang lebih tua. Artinya, orang muda tidak saja harus tunduk kepada
penatua gereja, juga harus tunduk kepada semua saudara yang tua. Saya yakin seprinsip
dengan itu, saudari yang muda harus tunduk kepada saudari yang tua.
"Ikatlah dirimu dengan kerendahan hati" kata
Yunaninya merupakan turunan dari kata benda yang berarti celemek budak; celemek
semacam itu mengikat pakaian luar budak yang longgar pada waktu dia melayani. Di
sini, kata ini dipakai sebagai kiasan, yang melambangkan mengenakan kerendahan
hati sebagai kebajikan dalam pelayanan. Kiasan ini jelas berasal dari kesan Petrus
terhadap cara Tuhan mengikat diri-Nya dengan handuk, ketika Dia merendahkan
diri mencuci kaki murid-murid, khususnya kaki Petrus (Yoh. 13:4-7).
Petrus memakai gambaran ini untuk menunjukkan bahwa dalam
hidup gereja kita semua harus belajar mengendalikan diri. Dalam segala hal kita
tidak boleh kendur. Bila kita kendur, secara otomatis kita akan menjadi congkak.
Kita harus mengikat diri kita dengan kerendahan hati. Jika kita mengikat diri
kita dengan kerendahan hati, kita akan menjadi orang yang rendah hati dan
waspada. Kita tidak akan kendur atau ceroboh. Dalam hidup gereja kita semua
harus mengenakan celemek kerendahan hati.
Kata "congkak" dalam
ayat 5 mengacu kepada orang-orang yang menyatakan dirinya lebih tinggi daripada
orang lain. Allah menentang orang yang mengangkat derajat dirinya lebih tinggi di
atas orang lain, yang menganggap dirinya lebih baik daripada orang lain. Kita tidak
seharusnya bersikap congkak dan memperlihatkan diri kita lebih unggul daripada orang
lain, sebaliknya kita harus mengikat diri kita dengan celemek kerendahan hati. Mengenakan
celemek semacam ini akan selalu membuat kita merendah, menyebabkan kita rendah
hati.
Petrus berkata bahwa Allah
tidak hanya menentang orang yang congkak, tetapi juga memberi anugerah kepada
orang yang rendah hati. Tegasnya, anugerah mengacu kepada Allah Tritunggal sendiri
sebagai suplai hayat, yang berlipat ganda di dalam orang beriman yang rendah hati.
Kita telah nampak bahwa anugerah yang makin melimpah (1:2) berhubungan dengan
berbagai anugerah (4:10), dan segala anugerah (5:10). Kaum beriman telah menerima
anugerah awal, namun anugerah ini perlu dilipatgandakan di dalam mereka,
sehingga mereka dapat mengambil bagian dalam segala anugerah. Berbagai macam anugerah
Allah, sebagai segala anugerah dalam 5:10, mengacu kepada kekayaan suplai hayat
ilahi yang berlimpah, yaitu Allah Tritunggal yang dilayankan ke dalam kita
dalam banyak aspek (2 Kor. 13:13; 12:9). Allah memberikan diri-Nya sebagai
anugerah, sebagai suplai hayat, kepada kaum beriman yang rendah hati.
Dalam bahasa Yunaninya kata
"rendah hati" dalam 5:5 sama dengan "rendah hati" dalam
Matius 11:29. Dalam ayat itu Tuhan Yesus berkata, "Aku lemah lembut
dan rendah hati." Bersikap congkak adalah tinggi hati, tetapi merendah
adalah rendah hati. Jika kita ingin merendahkan diri dalam hidup gereja, kita
perlu merendah. Kita tidak seharusnya meninggikan diri, sebaliknya kita harus
menjaga diri selalu merendah. Kemudian kita baru dapat berada dalam kedudukan
menerima Allah Tritunggal sebagai suplai hayat kita. Kita akan menerima
anugerah yang Allah berikan kepada kaum beriman yang rendah hati.
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 33
No comments:
Post a Comment