Pembacaan Alkitab: Why. 2:17; 3:20
Doa baca: Why. 3:20
Lihat, Aku berdiri di
depan pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan
membukakan pintu, Aku akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan dia,
dan ia bersama-sama dengan Aku.
Yohanes
juga membicarakan makan dalam pasal terakhir Kitab Wahyu. Wahyu 22:1-2a mengatakan,
"Lalu
ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan
mengalir ke luar dari takhta Allah dan Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan
kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon hayat ..."
(Tl.). Pohon hayat adalah untuk diterima dan dinikmati umat Allah. Untuk
selama-lamanya semua umat tebusan Allah akan menikmati Kristus, pohon hayat
ini, sebagai bagian kekal mereka. Menurut ayat-ayat ini, pohon hayat adalah
suplai hayat yang tersedia di sepanjang aliran Roh sebagai air hayat. Di mana
Roh mengalir, di sana ada suplai hayat Kristus.
Semua
kutipan dari Injil Yohanes dan Kitab Wahyu ini menunjukkan pentingnya perkara
makan dalam tulisan-tulisan Yohanes. Ini juga menunjukkan bahwa
tulisan-tulisannya bersifat misterius, jauh melampaui pemahaman alamiah kita.
Sering
kali sebelum kita makan hidangan utama pada suatu perjamuan, kita diberi
makanan pembangkit selera. Dalam 1 Yohanes 1, Rasul Yohanes juga memberi kita
satu "makanan pembangkit selera". Makanan pembangkit selera ini ialah
firman hayat. Tidak diragukan, maksud Yohanes adalah menyuplai kita dengan
hayat ilahi. Tetapi untuk merangsang selera kita, dia menyajikan firman hayat
sebagai makanan pembangkit selera yang rohani. Inilah Firman yang disebutkan
dalam Yohanes 1:1-4, 14, yang bersama dengan Allah dan adalah Allah di dalam
kekekalan sebelum penciptaan, yang menjadi daging di dalam waktu, dan di dalam
Dia ada hayat. Firman ini adalah persona ilahi Kristus, adalah penjelasan,
definisi, dan ekspresi dari segala apa adanya Allah. Di dalam Dia ada hayat,
dan Dia adalah hayat (Yoh. 11:25; 14:6). Frase "Firman hayat" dalam
bahasa Yunani menunjukkan bahwa Firman adalah hayat. Persona itu adalah hayat
ilahi, hayat kekal, yang dapat kita jamah. Penyebutan Firman di sini menunjukkan
bahwa Surat ini adalah lanjutan dan perkembangan dari Injil Yohanes (lihat Yoh.
1:1-2, 14).
Kita
telah menjelaskan bahwa ungkapan "Firman hayat" sebenarnya menyatakan
bahwa Firman adalah hayat. Firman ini, yang adalah hayat kekal, menjadi seorang
manusia. Sebagai seorang manusia, Dia adalah tempat kediaman, sebagai satu
tempat kediaman bersama bagi Allah dan manusia. Di dalam tempat kediaman ini
kita dapat menikmati Dia sebagai anugerah, menerima Dia sebagai realitas kita,
dan melihat kemuliaan-Nya. Kemuliaan ini, yang adalah kemuliaan Allah, sekarang
telah menjadi kemuliaan Putra tunggal Allah. Sekali lagi saya katakan, Firman
ini adalah hayat, dan hayat ini adalah ekspresi Allah. Ini berarti Firman hayat
adalah ekspresi Allah.
Jangan
menghabiskan terlalu banyak waktu mempelajari Firman hayat. Sebaliknya, kita
harus makan Firman dan menikmatinya. Kita perlu mengingat bahwa Yohanes memakai
Firman hayat sebagai makanan pembangkit selera untuk menimbulkan selera kita.
Karena itu, makanan pembangkit selera ini adalah untuk kita makan. Akan tetapi,
pikiran alamiah kita ingin menyelidiki lebih lanjut dan bertanya bagaimana
hayat ini mengekspresikan Allah. Kita tidak perlu menyelidiki, sebaliknya, kita
perlu makan Firman. Kemudian kita akan mengetahui bagaimana Firman hayat ini
dapat mengekspresikan Allah.
No comments:
Post a Comment