Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 2:2-5
Doa baca: 2 Ptr. 2:5
Allah juga tidak
menyayangkan dunia purba; Ia hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu,
dengan tujuh orang lainnya, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia
orang-orang yang fasik.
Dalam surat ini Petrus menggunakan 3
kata Yunani yang berbeda mengenai akibat kemurtadan di bawah penghakiman
pemerintahan Allah: (1) Apollumi menandakan menghancurkan dengan
tuntas; arti yang lebih lunak, binasa seperti dalam 3:6, 9. Pemikiran di sini
bukanlah musnah, tetapi rusak, rugi, (bukan keberadaannya tetapi
kesejahteraannya); (2) Apoleia, seakar dengan apollumi, mengacu kepada kerugian (bukan atas hidup, tetapi atas
kebahagiaan), kerusakan, kemusnahan atau kebinasaan (jasmani, rohani atau
kekal).Ini digunakan dalam 2:1 (dua kali), 3; 3:7, 16. Kata yang sama digunakan
untuk menunjukkan akibat yang berbeda-beda dari berbagai penghakiman Allah
(lihat 1 Ptr. 1:17); (3) Phthora,
mengacu kepada kerusakan hingga mencapai kebinasaan (kehancuran), kerusakan
yang membawa kehancuran, pencemaran, suatu kehancuran oleh pencemaran
(ditujukan pada moralitas, jiwa, dan tubuh). Kata ini diterjemahkan
membinasakan dalam 1:4; 2:12 (dimusnahkan), 19 (kebinasaan) dan binasa dalam
2:12. Bentuk kata kerja phtheiro digunakan dalam bentuk pasif
kala kelak dan diterjemahkan "akan binasa" dalam 2:12, dan dalam
bentuk pasif kala kini, diterjemahkan "mengakibatkan kebinasaan"
dalam Yudas ayat 10.
Dalam ayat 2 Petrus melanjutkan, "Banyak orang akan
mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan
Kebenaran akan dihujat."
Jalan kebenaran adalah jalan setapak hidup kristiani menurut kebenaran (truth); kebenaran ini adalah realitas isi
Perjanjian Baru (1 Tim. 2:4; 3:15; 4:3; 2 Tim. 2:15, 18; Tit. 1:1). Jalan ini
memiliki sebutan-sebutan lain sesuai dengan berbagai kebajikannya, seperti
jalan yang lurus (2 Ptr. 2:15; lihat Ibr. 12:13), jalan kebenaran (2 Ptr. 2:21;
Mat. 21:32), jalan damai sejahtera (Luk. 1:79; Rm. 3:17) jalan keselamatan
(Kis. 16:17), jalan Allah (Mat. 22:16; Kis. 18:26), jalan Tuhan (Yoh. 1:23;
Kis. 18:25), dan Jalan ini (Kis. 9:2; 19:9, 23; 22:4; 24:22). Jalan ini difitnah
sebagai jalan sekte (Kis. 24:14).
Dalam ayat 3 Petrus menunjukkan bahwa seperti Allah menghakimi
guru-guru palsu di masa lampau, yaitu pada zaman dulu, yang diilustrasikan
dalam ayat 4-9, demikian juga hari ini Ia akan menghakimi guru-guru palsu. Petrus
berkata, penghakiman atas mereka telah lama tersedia, dan kebinasaan tidak akan
ditunda. Penghakiman Allah telah lama tersedia. Penghakiman ini akan menimpa
guru-guru palsu, dan mereka akan dirusak.
Dalam 2:4-9 Petrus membicarakan penghakiman Allah terhadap
malaikat dan manusia. Ayat 4 mengatakan, "Sebab Allah tidak
menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke
dalam neraka di mana mereka dirantai dalam kegelapan untuk disimpan sampai hari
penghakiman."
Malaikat-malaikat ini adalah malaikat-malaikat yang jatuh (lihat 1 Ptr. 3:19;
Why. 12:4). Menurut urutan fakta sejarah yang tercatat dalam pasal ini, mereka
adalah malaikat-malaikat yang pertama jatuh dalam alam semesta.
Malaikat-malaikat ini telah dilemparkan ke dalam lubang yang gelap, dilemparkan
ke dalam Tartarus. Tartarus
adalah lubang yang gelap tempat para malaikat yang jatuh ditahan, seperti dalam
penjara. Malaikat-malaikat yang jatuh ditahan di Tartarus, sampai saat
penghakiman pada hari besar (Yud. 6), mungkin adalah penghakiman takhta putih
yang besar, yang dilaksanakan atas semua orang mati, dan roh-roh jahat
(setan-setan), dan mungkin juga atas para malaikat yang jatuh (Why. 20:11-15).
Semua malaikat, roh jahat, dan manusia yang bersatu dengan Iblis dalam pemberontakannya,
akan dihakimi pada waktu yang bersamaan, dengan cara dan akibat yang sama,
segera setelah pemimpin mereka yang jahat dihakimi dan dicampakkan ke dalam
lautan api (Why. 20:10). Ke dalam lautan api itu juga mereka akan dicampakkan.
Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Petrus, Berita 9
No comments:
Post a Comment